55. Yakin

9.5K 493 43
                                    

3 hari sudah Irene lalui dengan selalu berbohong pada Yuwan. Setiap Yuwan bersamanya, Irene berpura-pura seolah dirinya tidak mengetahui keberadaan Ishana.

Sebenarnya, 3 hari lalu Ishana datang ke rumahnya dengan keadaan yang sangat mengkhawatirkan.
Ishana datang padanya tanpa membawa apapun, dengan masih menggunakan baju pasien dan hanya dibekali jaket ditubuhnya.

Setelah Irene membayarkan biaya taksinya, Ishana dia bawa ke dalam rumah untuk dia tenangkan.

Ishana tergesa mengatakan jika dia harus bersembunyi dari Juna, dia takut Juna menggugurkan kandungannya.

Ishana terus memohon padanya untuk membawa dia kemanapun, ke tempat yang Juna tidak akan tahu dengan segera.

Seketika terlintas di pikiran Irene untuk membawa Ishana ke rumah bibi pengasuhnya. Letak rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah Irene.

Mereka pun bergegas pergi menggunakan mobil Irene, sebelum Juna menemukannya.

Irene tidak langsung meminta penjelasan pada Ishana karna melihat kondisi Ishana yang tiba-tiba demam saat tiba di rumah bibi pengasuhnya.

Karna mereka pergi dengan tergesa, Irene melupakan sesuatu yang penting. Ishana harus mengganti bajunya.
Irene pun kembali lagi ke rumahnya untuk menyiapkan keperluan Ishana.

Di tengah persiapannya, suara ketukan pintu terdengar. Dan pada saat itulah kepura-puraan Irene dimulai.

Juna datang padanya dengan penuh kekhawatiran, bersamaan dengan Yuwan yang mengatakan jika Ishana harus segera di operasi.

Disana, Irene benar-benar baru mengetahui alasan kenapa Ishana kabur. Tapi Irene masih ingin mendengar penjelasan Ishana. Dia masih melanjutkan kepura-puraannya dan bersikap tidak tahu dimana Ishana berada.

Irene tahu ini salah, menyembunyikan Ishana yang sedang sakit dan membutuhkan penanganan dokter. Tapi melihat Ishana yang menangis memohon padanya, membuat Irene berpihak pada sahabatnya.

Setelah 2 hari kemarin Ishana demam tinggi, Irene kembali mengunjungi Ishana hari ini.

Irene melihat Ishana yang sedang membantu bibi menyiapkan pesanan makanan.
Bibi pengasuhnya itu membuka usaha catering.

"Ishana, kamu udah baikan?" Tanyanya menghampiri Ishana.

Ishana tersenyum.
"Udah, kalau nggak, aku gak bisa bantu bibi disini" ucapnya dengan tangan yang sibuk menyusun box makanan yang sudah selesai.

"Bibi udah bilang, kalau Ishana gak usah bantu, tapi dia ngeyel katanya udah baik-baik aja" ucap bibi terkekeh.

Irene ikut membantu menyelesaikan semuanya.

Setelah selesai, Irene dan Ishana duduk di sofa.

Ishana meminum segelas jamu yang di buatkan oleh bibi tadi untuknya.
"Aku jadi makin baik setelah minum ini. Bibi cerita, dulu kehamilannya juga bermasalah. Tapi jaman dulu bibi gak bisa ke dokter, dan gak ada alat secanggih sekarang. Jadi bibi selalu dibuatkan jamu sama orangtuanya. Dan anak-anak bibi semuanya sehat sampai mereka dewasa" jelasnya dengan senyum yang merekah.

Irene ikut tersenyum.
"Aku akan terus berdo'a supaya kamu dan keponakanku ini sehat sampai nanti waktunya mereka lahir" ucapnya mengelus perut Ishana.

Setelah melihat kondisi Ishana yang terlihat jauh lebih baik dari beberapa hari lalu, Irene mengurungkan niatnya untuk bertanya. Dia menunggu Ishana mengatakannya sendiri.

"Irene, apa Yuwan ada bilang sesuatu?" Ishana bertanya karna dia pikir Juna akan mencecar Yuwan mengenai keberadaannya.

Irene teringat sesuatu.
"Oh iya, Yuwan bilang kak Juna menyerahkan posisi direktur pada pamannya. Aku pikir kamu harus tau ini, kak Juna terlibat dalam penggelapan barang perusahaan. Artikelnya juga ada di laman berita perusahaan" jelasnya memberikan ponsel pada Ishana.

With Or Without You ( WOWY )Where stories live. Discover now