16. Sangat Cantik

12.2K 508 6
                                    

Semenjak pertengkarannya dengan Juna, Ishana semakin mengurung dan menjauh dari pandangan Juna.

Ishana akan menyiapkan beberapa roti di pagi hari, setelahnya langsung bergegas menuju sanggar sebelum Juna keluar dari kamarnya. Saat sore hari, Ishana akan memasak untuk makan malam dan buru-buru kembali ke kamarnya sebelum Juna pulang.

Sudah cukup untuk beberapa hari ini Juna membiarkan Ishana bersikap seperti itu. Hari ini adalah hari dimana Ishana seharusnya akan pergi bersama Juna ke acara amal perusahaan.

Juna sengaja setelah bangun pagi langsung bergegas menuju dapur tanpa mandi terlebih dulu seperti biasanya, untuk menemui Ishana.
Benar saja, Ishana sedang berada di sana dengan pakaian yang sudah rapih.

Ishana terkejut saat melihat Juna yang tiba-tiba muncul mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih, kemudian meneguknya sampai habis.
Seketika Ishana lupa harus melakukan apa.

Setelah menaruh gelasnya, Juna menghampiri Ishana dan memojokkan tubuh istrinya itu dengan mengukungnya di meja makan.

Tubuh Ishana mencoba menjauh agar tidak terlalu menempel dengan tubuh Juna.

"Mau kemana? Kita harus pergi ke acara amal sore ini" ujar Juna tepat didepan wajah Ishana, dengan suara tegasnya.

Jantung Ishana benar-benar berdegup dengan cepat jika Juna berbicara padanya seperti ini.
"Aku... maaf aku lupa" ucapnya terbata kemudian memalingkan wajahnya, agar tidak bertatapan dengan Juna.

Cukup lama dengan posisi mereka yang tidak berubah, hanya diam dengan Juna yang meneliti setiap inci wajah Ishana, dan Ishana sendiri yang sibuk memalingkan wajahnya menghindari tatapan Juna.

"Masih mau pergi?" Tanya Juna.

"Kalau aku pergi sebentar? Siang aku pulang" tawar Ishana.

"Kalau saya minta kita pergi ke rumah sakit sekarang?"

Ishana mencoba menahan emosinya sekarang, dia tidak boleh merusak suasana hari ini menjadi runyam mengingat dia akan pergi bersama Juna sore ini.

"Kak Juna gak bisa pergi sendiri?" Sinis Ishana.

"Yang akan rawat Giandra bukan cuma saya"

Ingin sekali Ishana berteriak 'mau adopsi gak diskusi, giliran udah adopsi pengen rawat bareng-bareng', tapi tidak mungkin Ishana ucapkan begitu saja. Yang ada mereka akan berdebat lagi.

Juna akhirnya menjauhkan tubuhnya dari Ishana. Tidak berkata apa-apa lagi, hanya menatap Ishana sebentar kemudian langsung melangkahkan kaki kembali ke kamarnya.

Sedangkan Ishana kini kebingungan, apakah ini artinya dia harus pergi dengan Juna atau tidak apa jika dia tidak ikut dengan Juna?

Akhirnya Ishana memutuskan untuk menunggu Juna terlebih dahulu di meja makan, karna dirinya sudah berpakaian rapih. Jadi pergi atau tidaknya, sekarang bukan masalah bagi Ishana.

Setelah menunggu cukup lama, Juna akhirnya keluar dari kamar. Bukannya menghampiri Ishana, Juna malah langsung menuju keluar rumah dengan setelan kantornya.

Ishana yang melihatnya langsung bergegas mengikuti Juna.
"Bukannya tadi ngajak ke rumah sakit?" Tanya Ishana sebelum Juna memasuki mobil.

"Saya gak maksa" ucap Juna dengan tatapan tajamnya.
"Nanti saya jemput" lanjutnya kemudian memasuki mobil dan langsung melaju keluar dari halaman.

Suasana hati Ishana mendadak buruk saat ini jika dirinya berniat keluar rumah, akhirnya Ishana memutuskan untuk di rumah saja seharian.

_____

With Or Without You ( WOWY )Where stories live. Discover now