51. Apa Hanya Akan Bertahan Sebentar?

11.2K 478 9
                                    

"Jangan pernah mengungkit masa lalu yang jelas-jelas kamu salah!"

"Aku gak salah! Kamu dimana pas aku lagi terpuruk? Hanya Nano yang ada buat aku"

Juna mendengus.
"Ya. Dan sebab itu kalian melakukan hubungan menjijikan di belakang Saya, kemudian kamu mengandung anak Nano! Lantas apa salah Saya?!!!"

Lea menangis sekarang. Tatapan sendunya berbanding terbalik dengan Juna yang menatapnya seakan ingin membunuhnya detik itu juga.

"Dengan tatapan kamu seperti ini, aku semakin yakin dulu kamu terima aku karna kasihan. Iya kan? Bodohnya aku, percaya gitu aja kalau kamu mau terima aku karna cinta. Bodohnya aku mencintai kamu sendirian, tanpa kamu peduli perasaan aku gimana. Seharusnya dari awal jangan pernah ada belas kasihan untuk aku!" Isakan tangisan Lea semakin menggebu, seoalah sekarang dia mengeluarkan semua kekesalan yang dia pendam selama ini pada Juna.

Rahang Juna yang awalnya mengeras kini mulai melembut. Tangannya yang tadi mencekik keras perlahan mengendur.

"Setelah semua yang Saya lakukan di masa lalu, kamu menganggapnya seperti itu?" Juna mendengus.
"Kamu serakah. Kamu cari apa yang kurang dari Saya, lalu kamu mendekati Nano untuk mendapatkan kekurangan itu?"

"Nano mencintai aku. Aku dapat banyak perhatian dari Nano" Lea berucap masih dengan sendu dan airmata yang tidak mau berhenti mengalir.
"Kamu gak peduli kan saat Nano bahkan lebih memperhatikan aku? Saat aku menikah dengan Nano pun, kamu hanya diam. Seolah gak ada hubungan apapun di antara kita"

"Kamu berharap Saya melakukan apa? Membawa kamu pergi dari Nano dan melawan orangtua Saya?"

"Seenggaknya kamu bilang kalau kamu sakit hati karna aku menikah dengan Nano, bukan dengan kamu. Seharusnya kamu marah karna aku memilih Nano! Kenapa kamu gak pernah bilang apa-apa?!"

Juna menarik nafasnya panjang. Matanya kini semakin memerah menahan genangan airmatanya.
"Lea... Saya menyayangi kamu. Dulu. Dulu Saya menyayangi kamu. Saya mau kamu bahagia dengan pilihan kamu. Saya tau kamu gak akan bahagia karna semua kekurangan Saya. Kamu akan terus sakit hati dengan semua tuduhan orang tua Saya. Saya bersyukur kamu bersama Nano. Setidaknya Saya tau Nano mencintai kamu, dia bisa jaga kamu dengan baik. Saya gak pernah menyesal melepas kamu. Tapi... ada saatnya Saya menyesal karna membiarkan Nano memilih kamu Lea. Seharusnya Nano bisa mendapatkan perempuan yang tulus, seharusnya dia sekarang masih hidup dengan bahagia"

Lea semakin menangis, air matanya kembali keluar dengan deras.

"Apa kamu sadar? Gak ada kecocokan antara kita. Kamu selalu mengeluh dengan kekurangan Saya dari awal kita kenal. Sekarang kamu hidup dengan takdir yang kamu buat sendiri. Kamu gak mau terima kekurangan sifat Saya. Kamu gak mau berjuang jadi wanita baik di depan orangtua Saya" ujar Juna.

"Kamu gak pernah mau bantu aku menjadi baik di depan orangtua kamu. Kamu gak pernah peduli"

"Saya peduli. Kamu yang terlalu serakah"

"Sekarang aku tanya, jika Ishana gak ada. Kamu mau terima aku kembali? Kalau kamu ada di sisi aku, Giandra gak akan pergi. Kamu juga menyayangi Giandra seperti anak kamu sendiri kan?"

"Seharusnya kamu tau jawabannya" Rahang Juna kembali mengeras.
"Saya terima Giandra bukan karna kamu. Tapi karna Giandra adalah anak Nano. Sahabat Saya yang kamu buat menderita. Apa kamu sadar selama jadi istrinya, kamu adalah istri yang buruk? Bagaimana kamu bisa berpikir untuk bercerai dengan dia dan kembali pada Saya? Kamu pikir Saya bodoh mau menerima perempuan seperti kamu kembali ke kehidupan Saya?!"

"Juna..."

"Hentikan... kalau kamu ingin bahagia, lupakan semuanya. Berapa kali Saya bilang, Jangan pernah mengungkit masa lalu. Saya muak mendengar hal yang selalu kamu ungkit"

With Or Without You ( WOWY )Where stories live. Discover now