D U A P U L U H

227 25 0
                                    

Absen dulu ya teman

And

Happy Reading

☆☆☆

Y/n mengernyitkan dahi dengan kelopak mata yang masih terpejam. Perlahan ia membuka matanya yang terasa berat.

Gadis itu mencoba beranjak dari tempatnya berbaring, dan memandang ke sekelilingnya.

Dia terpana dengan apa yang dilihatnya. Tanah hijau yang terlihat luas dengan hamparan bunga yang beragam membuatnya terlihat sangat indah.

Y/n melongo. "I-indahnya ... dimana ini?" lirihnya, dan bangkit untuk menulusuri tempat yang indah itu.

Dia berjalan melewati hamparan bunga yang cantik, dan langkahnya terhenti.

Matanya berbinar, tatkala indra penglihatannya menangkap sebuah telaga yang jernih dan sebuah gazebo putih yang terlihat mewah.

Indah sekali. Apa ini surga? kagumnya dalam hati.

Namun dia terkejut ketika matanya menangkap sosok yang tak asing tengah berdiri di gazebo tersebut.

"Hattson!" teriaknya, dan berlari menghampirinya.

Hattson melotot. "Kau? Bagaimana kau bisa ada disini?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Hattson.

Y/n berhenti di hadapan Hattson, dan napasnya tersengal-sengal. "A ... aku ... tidak tahu. Terakhir yang Kuingat, aku terluka ... dan jatuh pingsan," jelas Y/n mengingat apa yang sebelumnya terjadi.

Hattson yang mendengar itu langsung menarik lengan Y/n, dan membawanya ke gazebo.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Coba kau ceritakan dari awal." Hattson menatap mata Y/n serius.

Y/n mulai menceritakan tentang botol yang meleleh, dan air mineral yang ada di dalamnya berubah menjadi hitam, juga tangannya yang terluka akibat air tersebut.

Hattson mengulurkan tangannya. "Coba kulihat lukamu?"

Y/n menunjukkan pergelangan tangan kanannya, dan terlihat kulitnya terbakar juga sedikit hancur lapisannya.

Hattson tersentak, dan langsung meraih lengan Y/n. Hattson menutup matanya, dan sebuah cahaya berwarna ungu mengelilingi luka milik Y/n.

Butuh waktu lama untuk luka Y/n pulih sepenuhnya. Sampai akhirnya selesai, Y/n langsung melihat tangannya telah kembali seperti semula.

Senyumnya mengembang. "Terima kasih."

Hattson mengangguk, lalu menyesap secangkir teh lemon untuk menghilangkan penatnya.

"Y/n." Hattson membuka suara.

Y/n menoleh. "Iya."

"Apa kau yakin air di dalam botol itu hanya air biasa?"

Y/n mengangguk.

Hattson merasa ada yang terlewat. "Tunggu sebentar ... kau bilang air itu tiba-tiba berubah?"

"Hm, benar. Dan hal itu terjadi dengan sangat cepat."

"Apa kondisimu di detik-detik terakhir sebelum kejadian itu?"

Dahi Y/n berkerut. "Maksudmu?"

"Maksudku, bagaimana kondisi hatimu sebelum hal itu terjadi?"

"Kondisi hati, ya .... " Y/n mencoba mengingat. "Biasa-biasa aja, sih. Hanya saja ... beberapa detik sebelum aku sadar botol itu meleleh ... aku merasa aneh."

"Aneh, aneh seperti apa?" Hattson penasaran.

Y/n bingung bagaimana menyampaikannya. "Iya, aneh. Seperti kau ... tidak menyukai sesuatu?" Y/n tidak yakin dengan itu.

Hattson menghela napas, lalu bersedekap. "Y/n, sepertinya ini semua salahmu."

Mata Y/n terbelalak. "Kok, salahku? Memangnya salahku dimana?"

"Iya, itu semua kecerobohanmu. Kau masih belum bisa mengontrol emosimu, dan secara tak sengaja semua perasaan burukmu itu mengalir pada benda yang kau sentuh, sehingga benda tersebut hancur atau menjadi racun."

🌷🌷🌷

"Menurut hasil pemeriksaan, cairan ini adalah racun yang berbahaya, dan belum pernah ada laporan tentang racun ini sebelumnya," ungkap Komandan Kokoci membaca laporan dari hasil laboratorium.

"Tapi ... jika dia belum pernah ditemukan, bagaimana bisa benda itu ada di rumah kami?" bingung Solar.

"Untuk itu saya masih belum pasti, tapi yang jelas ini semua pasti ada kaitannya dengan kawan kalian itu," tuduh Kokoci memasang (menambahkan) kacamatanya (lagi).

Laksmana Tarung angkat suara. "Saya setuju, dia cukup mencurigakan. Apa dia tidak melakukan hal-hal yang membuat kalian curiga?" Tatapan laksmana Tarung mengarah pada Halilintar.

"Tidak ada laksmana. Akhir-akhir ini dia hanya bersama Zayn untuk merawat Taufan, berkatnya Taufan sudah lebih membaik," jelas Halilintar dengan mantap.

Semua orang yang ada di sana terdiam.

"Bagaimana ini, laksmana?"

Laksmana Tarung berpikir sejenak, lalu menghela napas. "Kalau begitu, kami akan mengintrogasi gadis itu setelah ia siuman, dan menahannya untuk beberapa waktu."

Kokoci dan yang lainnya terkejut. Pasalnya, jika masalah ini sudah berada di tangan laksmana, tidak mungkin kalau atasan TAPOPS lainnya tidak ikut serta di dalamnya.

"Apa harus sampai seperti itu, laksmana?" cegah Komandan Kokoci.

"Tentu, komandan. Kalau tidak, mungkin dia bisa menghancurkan kita atau galaksi ini."

Dug Dug Dug!

Alien mop mop memasuki ruangan dengan panik.

Komandan Kokoci yang melihat itu kebingungan. "Ada apa, kenapa kau terburu-buru seperti itu?" tanya komandan Kokoci.

"Mop mop, mop mop mop. Mop mop mop, mop mop mop. (Ruangan gadis itu banyak sekali asap hitam, dan kami mencoba memeriksanya. Namun beberapa dari kami pingsan setelah menghirup asap itu, komandan.)" lapornya yang setelah itu pingsan di tempat.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Pengawal! Bawa dia dan mereka yang pingsan di ruang perawatan ke rumah sakit!" titah Kokoci, dan semua alien mop mop pergi.

Kokoci langsung mengecek CCTV di sekitar ruangan yang Y/n tempati, dan benar saja keadaan di sana sangat buruk. Asap berwarna hitam memenuhi ruangan itu.

"Apa itu?"

🌷🌷🌷

"Jadi itu racun yang kubuat sendiri?"

Hattson mengangguk.

Y/n menatap tangannya yang gemetar penuh ngeri. Dia tidak bisa menyangka kekuatan yang ia pikul seberbahaya itu.

Hattson meraih pundak Y/n. "Kau tidak perlu khawatir, aku akan melatihmu lagi untuk saat ini. Karena kelihatannya, kau tidak akan sadar dalam waktu dekat."

Y/n mengerutkan keningnya. "M-maksudmu?"

"Aku takut kau tidak bisa mengendalikan dirimu lagi," ujarnya. "Jadi, istirahat sebentar disini, dan aku akan mengajarimu caranya," lanjutnya.

Y/n tampak berpikir sejenak, lalu mengembangkan senyumnya. Dia menerimanya.

☆ Bersambung ☆

Terimakasih banyak karena telah membaca cerita ini....(≧▽≦)

©Peomint_13

Second Opportunities | Boboiboy 🌷Where stories live. Discover now