S E B E L A S

432 52 6
                                    

Kini Halilintar, Blaze, dan Ice mulai kelelahan karena mengalihkan perhatian bayangan pria misterius itu.

"Sebenarnya, apa tujuanmu kemari?" Tanya Halilintar dengan nafas tersengal-sengal.

"Tujuanku?"

Mereka bertiga menoleh ke belakang, dan mendapati tubuh asli pria tersebut.

Ctak

Dia menjetikkan jari, dan 2 bayangan miliknya menghilang, menyisakan mereka berempat saja.

"Tujuanku kemari ialah--"

Dia mulai menghampiri mereka bertiga, sambil tersenyum miring.

"--melakukan sesuatu yang harus kulakukan."

Halilintar mengerutkan kening, "apa maksudmu? Langsung ke intinya saja!"

"Haha, kau ini tidak sabaran sekali, ya."

Pria itu menghentakkan kakinya ke tanah, tiba-tiba badan Halilintar, Blaze, dan Ice jatuh ke tanah seperti ditarik oleh gravitasi bumi.

"Apa yang kau lakukan pada kami, hah!?" Blaze mencoba berdiri, namun hal itu gagal, karena daya tarikannya sangat kuat.

Pria itu pun berjongkok, lalu mengangkat dagu Blaze, membuatnya dapat melihat manik oranye milik Blaze.

Elemen api tahap 2. Darimana bocah ini mendapat kekuatan itu? Batin pria itu, lalu berdiri menatap langit.

"Haha, tidak sia-sia aku mampir ke bumi. Ternyata ada banyak hal yang bersembunyi di planet ini."

Tunggu sebentar, apa dia alien?! Batin Blaze.

Sebenarnya siapa dia? Batin Halilintar.

Menyebalkan sekali, aku sangat mengantuk sekarang! Batin Ice.

"Tadinya, aku ingin langsung pergi dari planet ini setelah bermain-main dengan kalian. Tapi karena kalian sangat unik, maka dengan senang hati aku akan memberi kejutan pada kalian."

Ctak

Tanah mulai bergetar, burung-burung yang ada di sekitar sana pun langsung pergi meninggalkan tempat itu.

"Apa yang terjadi?" -Blaze

"Apa yang barusan kau lakukan?!" -Halilintar

"Diam dan lihatlah."

Kini sebuah kapsul kaca keluar dari pesawat luar angkasa itu. Dan di dalamnya ada Y/n yang tidak sadarkan diri.

"Y-y/n?" -Blaze

"Hentikan!"

Pria itu terkejut, lalu menoleh ke atas langit dan mendapati Taufan.

"Heh, kau ternyata. Tak kusangka, obat itu tidak berlangsung lama padamu."

Taufan yang mendengar itu merasa geram, dan mulai memandang ke arah Y/n, lalu kembali menatap pria itu dengan tajam.

"Lepaskan dia!"

"Haha, siapa kau? Datang-datang langsung memerintahku," pria itu tersenyum remeh ke arah Taufan.

"Baiklah, kalau begitu aku akan mengembilnya sendiri."

Taufan pun mulai terbang ke arah kapsul, tapi pria itu tidak tinggal diam. Dia mengeluarkan 2 pistol laser, lalu membidik ke arah Taufan.

Piw! Piw! Piw!

Taufan yang melihat itu, segera menghindar dari tembakan tersebut.

Gawat! Jangan sampai hoverboardku terkena serangannya. Batin Taufan, yang tidak ingin jatuh karena serangan itu.

Second Opportunities | Boboiboy 🌷Where stories live. Discover now