E M P A T

861 100 7
                                    

Aku membuka mata, dan terlihat sebuah ruangan bernuansa abu-abu muda.

"Sudah sampai, ya?" Gumamku, yang tengah berbaring di atas kasur.

Aku pun duduk di bagian pinggir ranjang, dan merasa sedikit pusing.

Kenapa Solar tidak membangunkanku?

Aku jadi tidak enak, karena telah merepotkannya yang harus membawaku kesini.

Setelah rasa sakit itu hilang, aku pun beranjak dari sana, dan berjalan menghampiri pintu.

Tapi langkahku terhenti, ketika mataku menatap sebuah benda yang ada di atas meja.

Aku pun menghampiri meja, lalu melihat sepucuk surat dan kotak kecil yang diberikan Tok Aba beberapa hari lalu.

Aku membuka kotak tersebut, dan mataku terbelalak ketika mendapati sebuah kalung dengan permata berlian berbentuk hati.

Kini tanganku meraih surat tersebut, dan mulai membacanya.

°°°

Aku harap kau bisa hidup dengan tenang setelah apa yang terjadi padamu sebelumnya.

Maafkan aku. Aku tidak bisa memberinya langsung padamu, karena aku terlalu sibuk, dan tidak bisa menemuimu.

Haduh.. aku nulis apa sih ini. Tapi yasudah lah, Sudah terlanjur ini. Hehe..

Mungkin, cukup sampai sini saja. Jadi, sampai jumpa lagi..

Tertanda, M.

°°°

Siapa M?

Apa aku punya teman yang namanya berawalan dari M? Sepertinya tidak.

Aku pun melipat kembali surat itu, dan mulai menggunakan kalung tersebut.

Hm, tidak buruk.

Aku menatap bayanganku di cermin untuk melihat penampilanku.

Aku pun membenarkan hijab yang sedikit acak-acakan setelah tidur tadi, dan mulai berjalan untuk keluar dari kamar.

Aku melirik sekeliling, dan melewati banyak pintu. Sepertinya itu adalah ruang kamar yang ada di rumah ini.

Aku pun menuruni tangga dengan hati-hati, dan mendapati Solar yang duduk di sofa sedang memainkan ponselnya.

Aku yang melihat itu hanya pergi melewatinya, karena tidak ingin mengganggunya.

kini aku sedang berada di dapur. Dan kebetulan perutku sedang lapar.

"Kau sudah bangun."

Aku terlonjak, "ya! Kau mengagetkanku saja!"

"Hehe, maaf. Habisnya kau langsung pergi ke dapur, jadi aku mengikutimu takut kau butuh bantuanku tadi," jelasnya, sambil menggaruk tengkuknya.

Aku terdiam ketika melihat sesuatu, "Solar, apa kau.. beruban?"

"Hey! Ini bukan uban. Memang rambutku sudah seperti ini dari lahir."

"Oh, berarti kau sudah beruban sejak dini?"

"Sudah kubilang ini bukan uban. Ih, kubakar juga kau ya." Dia mengembungkan pipinya, dan membuang muka ke arah lain.

"Oke, oke. Aku hanya bercanda kok." Tanpa sadar, aku mencubit pipinya gemas.

Kruuuk ~

Sial! Sekarang perutku sangat lapar.

Aku meliriknya, dan kini dia sedang tersenyum mengejek padaku.

Huh! Menyebalkan sekali wajahnya.

"Heh, kau lapar ya?"

Aku hanya diam, sambil menahan malu karena hal tadi.

Mengapa harga diriku harus jatuh di depan mahluk narsis ini, sih!

Dia yang melihatku diam saja, menarik tanganku pelan, dan menyuruhku duduk di meja makan.

Setelah aku duduk, dia mulai pergi ke lemari dan mengambil sesuatu.

Kini dia datang dengan membawa mangkuk berukuran sedang, lalu menyodorkannya padaku.

Mangkuk itu berisi bubur, lalu ada beberapa potongan daging dan daun bawang sebagai tambahannya.

Aku mulai menyendok bubur itu, dan memakannya.

Enak sekali!

Jujur saja, walau bubur ini sudah agak dingin, tapi rasanya masih sangat enak untuk dimakan.

"Gimana rasanya?"

Aku mengangguk, "enak!"

Setelah aku mengucapkan itu, dia menghela napasnya sambil mengelus dadanya.

"Kenapa?" Tanyaku, sambil mengerutkan kening.

Dia menggeleng, "tidak apa-apa. Hanya saja, itu adalah buatanku. Dan aku baru pertama kali memasak. Jadi, aku sedikit khawatir kalau rasanya akan enak atau tidak."

Aku hanya ber Oh ria saja, lalu mulai menghabiskanya.

Setelah makan, aku pun membawa mangkuk ke wastafel, untuk mencucinya.

Tapi Solar menghalangiku, dan memintaku agar dia saja yang membersihkannya.

Aku mencoba menolaknya, karena tidak ingin menyusahkannya lagi.

Aku pun menyuruhnya keluar dari dapur, dan membiarkannya pergi agar aku bisa merapihkan semuanya sendiri.

Ia pun mulai mengalah, dan berjalan pergi.

Aku pun mulai membersihkan, dan merapihkan dapur yang sedikit berantakan ini.

Sepertinya, dapur ini berantakan, karena ulah Solar yang habis memasak tadi.


Bersambung

Terimakasih banyak karena telah membaca cerita ini....(≧▽≦)

©Peomint_13

Second Opportunities | Boboiboy 🌷Where stories live. Discover now