Yon-Juu-Ni

414 74 18
                                    

Malam ini Airi berkunjung ke Istana Timur. Selain untuk memastikan keadaan orangtuanya, Airi juga ingin menanyakan suatu hal penting pada sang Ayah.

"Ayahanda, Ibunda, Airi datang." Ucap Airi memasuki kamar Raja dan Ratu, tentunya setelah mendapat izin mereka. Terlebih dahulu Airi membungkuk memberi hormat kepada keduanya, lalu berjalan mendekat ke arah ranjang. "Bagaimana keadaan ibunda, apa sudah lebih baik?" Tanya Airi membuat kedua orangtuanya tersenyum.

"Ibunda sudah lebih baik, Airi." Jawab Sang Ratu.

Airi beralih pada ayahnya, "lalu bagaimana keadaan ayahanda, apa sudah lebih baik??"

"Seperti yang Airi lihat, ayahanda baik-baik saja."

Airi tersenyum lega, ia menggenggam tangan sang ibunda lumayan erat. Seolah tengah menyalurkan kegelisahannya beberapa hari belakangan ini.

"Airi." Pangil Ratu Dimitra membuat Putri Airi menatapnya. "Apa ada sesuatu yang menganggu fikiran Airi??"

Airi kembali tersenyum meski terkesan dipaksakan. Ia menoleh menatap sang ayah. "Ayahanda, Airi ingin bertanya sesuatu. Apakah boleh??"

Sang Raja tertawa mendengar pertanyaan polos putrinya. Lucu sekali, batin Raja. Raja usap surai merah muda Airi lembut. "Tentu, tanyakan apapun yang Airi ingin tanyakan."

Airi diam tak langsung mengutarakan maksudnya. Ia lebih dulu menarik nafas dalam-dalam lalu dihembuskan perlahan. Kemudian menatap sang ayah dengan tatapan penuh keyakinan. "Ayahanda, boleh Airi tahu, apa alasan ayahanda menyegel sihir Airi??"

Deg!

Raja Aleaxan terdiam mendapat pertanyaan seperti itu dari Putri Airi. Sudah waktunya, pikir sang Raja. Ia menatap Ratu Dimitra yang juga menatapnya, ia yakin sang istri juga penasaran. Lalu Raja kembali menatap Airi. "Sebelum ayahanda menjawab pertanyaan Airi, Airi harus berjanji pada ayahanda."

"Apa itu?"

"Apapun yang Airi dengar dari mulut ayahanda, tolong Airi jangan marah. Itu semua demi kebaikan Airi." Tanpa Raja duga, Airi mengangguk yakin atas ucapannya tadi.

"Airi janji."

Lalu Sang Raja mulai bercerita..

Airi lahir ketika pemberontakan di tanah Arcadiasiprus terjadi secara besar-besaran. Perang antara Kerajaan Neo Arcadia dan Kerajaan Capitalonia dari Benua Eropa tak terelakkan. Kejadian itu jauh lebih parah dari pemberontakan para bandit beberapa bulan belakangan di Neo Arcadia. Tak hanya orangtua dan remaja, bahkan bayi-bayi tak berdosa yang dianggap sebagai ancaman dibunuh oleh Kerajaan Capitalonia.

Meskipun Yang Mulia Raja Aleaxan adalah pemimpin tertinggi kerajaan, tapi ia juga seorang ayah. Ia tahu anaknya yang sebentar lagi lahir memiliki sihir yang luar biasa. Raja Aleaxan mengetahui itu dari seorang petapa sakti saat ia melakukan perjalanan ke luar pulau. Maka itu Raja merasa sangat khawatir. Benar saja, saat Ratu Dimitra melahirkan, sihir api biru melingkupi anak mereka, Putri Airi.

Karena tak ingin sihir Airi diketahui oleh pihak musuh, Rajapun menyegel sihir itu dengan kekuatannya. Ratu Dimitra tidak tahu tentang sihir yang dimiliki anak mereka, karena sang Raja menyegel sihir Airi saat Ratu tak sadarkan diri setelah melahirkan. Hanya Raja dan tabib yang membantu persalinan sang istri yang mengetahui hal itu. Namun naas, tabib tersebut mati dibunuh oleh Capitalonia ketika berusaha menyelamatkan Ratu Dimitra dari penyergapan yang terjadi.

Setelah 19 tahun Raja Aleaxan berhasil menyembunyikan sihir itu, ia tak menyangka segelnya akan terbuka ketika kerajaan kembali diserang. Mungkin sudah saatnya semua orang tau tentang sihir milik 'Sang Putri cacat'. Lagipula, Putri Airi sudah cukup dewasa untuk melindungi dirinya dan orang-orang di sekitarnya.

The Dark Knight ✔Where stories live. Discover now