Ni-Juu-Ichi

510 104 35
                                    

Meridha melangkahkan kakinya menuju istana Selatan. Seperti biasa, istana tempat Airi tinggal nampak sepi. Hanya ada beberapa pelayan yang berlalu lalang, serta 4 orang penjaga yang menjaga pintu gerbang secara bergilir. Meridha langsung menghampiri para penjaga itu.

"Permisi."

2 orang penjaga yang berdiri di depan pintu gerbang sedikit terkejut dengan kehadiran Meridha. Lalu membungkuk kecil untuk membalas sapaan sang cucu tabib.

"Nona Meridha, ada yang bisa kami bantu?"

Meridha tersenyum manis. "Apa Ai-Tuan Putri Airi ada di dalam?" Tanyanya membuat kedua penjaga itu saling tatap bingung.

"Benar, Nona. Tuan Putri ada di dalam."

Senyum Meridha semakin merekah, "bolehkah aku masuk untuk menemui Tuan Putri?" Lagi-lagi 2 penjaga itu dibuat terkejut oleh Meridha.

"Maafkan kami, Nona. Tuan Putri Airi, juga mendiang nyonya Sarah sudah berpesan pada kami, istana Selatan tidak boleh sembarangan dimasuki orang luar."

Meridha manggut-manggut kecil mendengar jawaban tegas penjaga itu. Ia sangat paham, hanya saja situasinya berbeda sekarang. "Umm, sayang sekali. Baiklah kalau begitu. Sebaiknya aku kembali ke istana Timur untuk memberi laporan pada Baginda Ratu, bahwa aku tidak diizinkan masuk ke istana Selatan menjenguk Tuan Putri. Terimakasih ya, aku pergi."

2 penjaga itu kembali saling tatap kaget. Lalu memanggil Meridha lagi. Membuat Meridha yang sudah hampir pergi menjadi urung.

"Apakah ini benar-benar atas perintah Baginda Ratu, Nona?"

Meridha menyibir, "apa kalian fikir, aku berani menggunakan nama Ratu untuk hal seperti ini?" Tanyanya menantang dan para penjaga itu semakin dibuat kebingungan.

2 penjaga itu kembali membungkuk pada Meridha. "Maafkan kami, nona, kami tidak tahu jika ini perintah Baginda Ratu. Kalau begitu Nona boleh masuk ke dalam. Biasanya Tuan Putri Airi berdiam diri di dekat danau saat sore hari."

Meridha tentu saja bahagia. Tapi ia menutupi semua itu dengan wajah tenangnya. "Terimakasih banyak." Ucapnya sambil membungkuk kecil lalu masuk melewati pintu gerbang.

Sampai di dalam istana Selatan, Meridha dibuat takjub oleh apa yang ia lihat. Di hadapannya, banyak sekali pohon bunga Sakura yang sedang mekar. Bunganya yang berwarna merah muda nampak begitu cantik.

Meridha mulai melangkah lebih jauh

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Meridha mulai melangkah lebih jauh. Matanya benar-benar dimanjakan oleh bunga-bunga cantik itu. "Wow, bagaimana bisa aku baru melihat ini? Aku memang pernah mendengar dari Joanar jika istana Selatan ditanami oleh banyak pohon bunga Sakura atas permintaan Airi. Tapi aku tak menduga jika akan seindah ini. Sungguh menakjubkan. Ini benar-benar surganya Neo Arcadia. Surga yang tak terlihat." Gumam Meridha.

Tapi selain itu, Meridha juga bisa merasakan hal lain saat menginjakkan kakinya di istana ini. Sebuah energi yang begitu besar melingkupi istana tempat Airi tinggal. Namun Meridha tak tahu itu apa. Hanya saja Meridha merasa seperti tertekan.

The Dark Knight ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora