San-Juu-Go

465 75 29
                                    

TRANGG!!

TRANGG!!

SRETT

"Menyerahlah, Airi. Kau bukan tandinganku." Ucap Rui merendahkan. Ia tatap datar sang Putri dari Kerajaan Neo Arcadia.

"Tutup mulutmu, Pangeran. Aku akan membunuhmu!!"

Srett

Trang

Trang

Airi tak berhenti mengayunkan pedangnya untuk menyerang Rui. Ia tahu perlawanannya sia-sia, Airi bahkan tak bisa menyentuh Rui walau seujung kukupun. Namun begitu, Airi tetap tidak menyerah dan terus menyerang Rui sekuat tenaga.

Trang

Sett

Mata pedang Rui mengarah ke leher Airi. Airi tentu terkejut, namun ia tutupi semua itu dengan wajahnya yang penuh emosi. Lebih emosi lagi ketika sadar jika pedang yang Rui gunakan untuk menyerangnya adalah pedang Anathema.

"Aku akan melepaskanmu dengan sebuah syarat." Ucap Rui dengan senyum tipisnya yang hampir tak terlihat. Airi hanya diam memandangnya sengit.

Hening mendera cukup lama, hanya hembusan angin yang sedikit terdengar. Antara yakin dan tidak yakin Rui ingin melanjutkan perkataannya tadi. Tapi setelahnya, "menikahlah denganku, Airi."

Deg!

Airi tentu terkejut dengan ucapan Rui barusan. Airi juga baru sadar jika wajah lelaki di depannya sedikit melunak. Rui menatapnya dengan tatapan penuh harap meski masih tertutup dengan wajah dingin lelaki itu.

Rui tatap dalam manik hazel milik Airi. Ia tahu jika Airi pasti terkejut dengan ucapannya tadi. Tapi memang benar itu yang ingin ia katakan, Rui sudah meyakinkan hatinya meski sempat berperang batin sebelumnya.

Hening kembali mendera. Baik Airi maupun Rui sama-sama diam saling tatap tanpa sepatah katapun. Banyak hal yang keduanya pikirkan di kepala masing-masing.

"Airi," panggil Rui menyadarkan Airi kembali, "aku mencintaimu." Lanjutnya membuat kedua bola mata Airi melebar sempurna.

Airi pernah mendengar itu sebelumnya. Tapi..bukankah itu hanya sandiwara?? Bukankah lelaki di hadapannya ini tidak benar-benar mencintainya? Berbagai pertanyaan memenuhi kepala Airi dan tak satupun ia temukan jawabannya.

Sett

Rui kembali menarik pedangnya. Perlahan ia mendekat ke arah Airi dengan tangan terulur hendak menyentuh pipi gadis itu. Namun..

Plakk

"Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu, sialan!!" Desis Airi menatap sengit ke arah Rui.

Rui tersenyum miris, "entah sejak kapan kau pandai berbicara kasar seperti itu, Airi. Apa pria itu yang mengajarimu? Jika iya, biarkan aku menghancurkan tubuhnya karena sudah berani meracuni pikiranmu." Ucap Rui melirik sekilas ke arah Joanar yang masih terkapar.

"Berani kau menyentuhnya, aku akan benar-benar membunuhmu!!" Ucap Airi setengah berteriak.

Rui tertawa remeh mendengar ucapan Airi, "sudah kukatakan kau bukan tandinganku, Airi. Kau hanya membuang-buang waktu dengan terus menyerangku seperti itu." Balas Rui, ia tersenyum smirk menyadari Airi tidak bisa menyangkal ucapannya barusan. Nafas gadis itu nampak memburu, ia tahu Airi sudah hampir mencapai batasnya.

Airi melirik pada pedang yang Rui genggam, "kembalikan pedang milikku!" Desis Airi lagi.

Wajah Rui mendatar. "Kau tidak akan bisa menggunakan pedang ini, Airi. Pedang Anathema-"

The Dark Knight ✔Where stories live. Discover now