Yon-Juu -Go

462 72 63
                                    

Panjang pake banget, mohon pengertiannya 😃🤟

Mata Joanar perlahan terbuka menampakkan netra kelamnya. Melenguh pelan merasakan pusing yang melanda, kepalanya terasa sakit. Lalu perlahan Joanar bangun mendudukkan diri.

Joanar terdiam, dimana ini? Pikirnya. Tapi sepertinya tidak asing. Joanar merasa pernah ke tempat ini sebelumnya. Cukup lama Joanar mengingat, hingga akhirnya netra kelam itu membola sempurna. "Astaga!" Joanar ingat ini kamar Airi. Ia juga mengingat semuanya. Semua kejadian semalam. Tentangnya bersama Airi. Semua, tanpa terlewati.

Buru-buru Joanar menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Pakaian ini? Bukan pakaian yang ia kenakan semalam.

Dengan gerakan cepat Joanar turun dari atas kasur. Tapi langsung berhenti saat menyadari sesuatu di atas meja samping ranjang. Segelas air dan sebuah kertas dengan tulisan '目が覚めたらそれを飲みなさい' yang berarti 'minumlah saat kau bangun'. Lagi-lagi Joanar terdiam. Tulisan itu ditulis dengan bahasa Jepang. Untung saja ia bisa. Lalu dengan segera Joanar meminum air tersebut hingga tandas.

Joanar mengernyit heran. Setelah meminum air tersebut, tubuhnya jadi lebih ringan. Pusing di kepalanya juga berangsur menghilang. Tapi Joanar tak ingin memikirkan hal itu lebih lama, ada hal yang jauh lebih penting sekarang.

Srekk

Keluar dari kamar Airi, Joanar berlari menuruni anak tangga. Untungnya tidak jatuh. Kakinya terus melangkah hingga tak menyadari keberadaan seseorang yang menatapnya intens.

"Paman Ares!!"

Joanar berhenti seketika. Ia berbalik dan mendapati Zora ada disana. Keningnya mengernyit, kenapa Zora menatapnya seperti itu? Seperti sedang kesal. "Ada apa dengan wajahmu?" Tanya Joanar saat Zora mendekat ke arahnya. Jujur saja ia kikuk dan sedikit khawatir dengan tatapan bocah itu.

Zora menatap Ares tajam. Jangan lupakan pedang pemberian Raja Aleaxan, seperti siap memenggal kepala seseorang. Kini Zora sudah berdiri di depan Sang Ares, mendongak masih dengan raut wajah yang seperti tadi.

"A-ada apa?" Sial, Joanar gugup. Ia meneguk salivanya susah payah. Tiba-tiba saja tenggorokannya kering.

"Paman berbohong."

Kening Joanar mengernyit. Namun ada sedikit perasaan lega di dalam dirinya. "Berbohong? Apa maksudmu?"

Mata Zora menyipit menatap Ares. "Aku menunggu paman di tempat pelatihan sangat lama, tapi paman Ares tidak datang. Paman Ares berbohong!"

Akhirnya Joanar bisa bernafas lega. Ia sudah berpikir tidak karuan tadi. Kemudian Joanar duduk berlutut di depan Zora, si kecil masih saja menyipitkan mata kesal padanya. Tentu Joanar gemas dan langsung mengusak rambut Zora. "Maaf, paman..sibuk."

"Sibuk?" Ares mengangguk. "Sibuk apa?"

Joanar mengulum bibir bingung, sibuk apa? Bahkan ia sendiri tak tahu.

"Paman sibuk dengan kakak?"

Deg!

Matilah! Batin Joanar.

"Kakak bilang, paman Ares mengajari kakak belajar tadi malam, makanya paman menginap di kamar kakak. Memangnya..paman mengajari kakak pelajaran Apa? Kenapa sampai terlambat datang ke tempat pelatihan?"

'Pelajaran tentang sistem reproduksi manusia, cara membuat anak yang baik dan benar', jawab Joanar di dalam hati. Tapi ia langsung menggeleng kecil dan memukul kepalanya pelan. Bodoh! Tentu Zora yang melihatnya jadi tambah bingung.

The Dark Knight ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora