San-Juu-San

510 96 56
                                    

DUAGH!!!

DUGH

DUGH

BRAKK

"Uhuk!!"

"JOANAR!!!"

Darah segar keluar dari mulut Joanar setelah tendangan kuat ia terima di perutnya. Sang Ratu menendangnya saat Joanar berniat menyelamatkan Airi. Tubuhnya semakin terasa remuk redam karena ia menghantam tumpukan bebatuan.

"LEPASKAN KAKAK!!!" Teriak Zora.

Tap

Tap

Tap

SRETT

Akar tumbuhan menjulur dari tangan Zora menuju ke arah sang kakak yang berada di cengkeraman Ratu Dimitra.

CTASS

CTASS

Namun sang Ratu segera menebas tumbuhan itu dengan gerakan yang cepat tak terbaca membuat Zora terkejut bukan main.

Srett

Lebih terkejut lagi karena saat ini Ratu Dimitra malah melesat dengan cepat ke arah Zora.

"Jangan membuatku marah, bocah!!"

"Huh-Akh!!"

WUSSS

"AKKKHHH!!"

"ZORA!!!"

BUGGHH

Tanpa rasa belas kasih, sang Ratu mencekik leher Zora dan menghempas tubuh si kecil tanpa ampun membuat tubuh itu melayang dan menghantam semak belukar. "Ugh!!" Berakhir Zora pingsan tak sadarkan diri.

Airmata semakin banjir membasahi pipi pualam Airi. Isakan kian keras terdengar. Meridha, lalu Joanar, bahkan adiknya pun tak luput dari serangan sang Ibunda. Hanya tinggal dirinya yang tersisa. Jangankan melawan ibundanya, bahkan untuk sekedar menggerakan jarinya pun Airi tak bisa.

Sing!!

Airi kembali menoleh, sang Ibunda berjalan ke arahnya sambil memegang sebuah pedang api. Api yang berkobar dan sangat panas, menunjukkan betapa kuatnya sihir yang sang Ibunda miliki. "hiks..Ibunda, hiks.."

Srett

Sing!!

"Huh!!" Airi menahan isakannya sekuat tenaga saat bilah pedang berada tepat di lehernya. Bisa ia rasakan betapa panadnya pedang itu, hingga kulitnya terasa seperti meleleh. Perlahan ia mendongak dan menatap sang ibunda dengan airmata berlinang. "Ibu..nda..hiks.." Sakit, itu yang Airi rasakan saat matanya bersitatap dengan mata sang Ibunda. Ibundanya benar-benar tak mengenali Airi, hanya tatapan kosong dan dingin yang mengarah padanya. "Ibunda, hiks..A-Airi mohon, hiks, sadarlah, Ibunda. I-ini Airi, hiks, putri Ibunda, hiks..Ibunda, Airi mohon sadarlah, Ibunda, hiks, hiks.."

Di sudut lain, Raja Huang menyaksikan pemandangan itu dengan senyuman lebar, senyum penuh kemenangan. Di sebelahnya ada Pangeran Rui yang juga menyaksikan dengan wajah datar, menatap lekat pada sosok sang putri yang tengah menangis.

"Mari akhiri permainan ini." Desis Raja Huang sambil menyeringai.

Rui yang mendengar itu hanya diam tak bergeming, ia tetap menatap Airi. Jauh di dalam lubuk hatinya, ada perasaan tak rela. Untuk alasannya, Rui sendiri tidak mengerti. Bukankah tujuannya sudah tercapai? Rui hanya menginginkan pedang Anathema milik Dark Knight. Tapi setelah mengetahui siapa sosok asli Dark Knight, tanpa sadar tujuannya berubah. tujuan yang mengambil alih perasaannya terhadap sang Heroine. Rui benar-benar jatuh cinta pada sang Putri, Putri Airibella Achilles. Putri yang cacat, namun menyembunyikan kekuatan besar di dalam dirinya. Ya, Rui mencintai sosok itu, sosok gadis dengan surai senada bunga Sakura.

The Dark Knight ✔Where stories live. Discover now