Juu-Kyuu

514 105 79
                                    

Warning, ada secuil bagian 🔞

Sarah baru saja keluar dari kamar anaknya. Ia menuju kamar mandi untuk menuntaskan hajat. Setelah itu berjalan ke arah dapur untuk mengambil minum.

Dari dapur tempat ia mengambil minuman, Sarah bisa melihat jelas langit hitam di luar sana melalui jendela yang ada di hadapannya. Malam ini langit tampak gelap, tidak ada satupun bintang yang menghias disana. Cahaya bulan pun nampak terhalang oleh kabut yang tebal.

Sarah memeluk dirinya sendiri. Sesaat angin dingin berhembus menerpa kulitnya yang berbalut piyama satin. "Apa Airi baik-baik saja?" Tanyanya pada angin yang berhembus. Entah kenapa ia malah memikirkan Airi. Padahal baru 2 hari mereka berpisah.

Sarah tersenyum melihat Airi kecil yang berbalut gaun mewah bak seorang pengantin. Kemudian ia duduk berlutut lalu mengusap pelan rambut panjang sang anak asuh. "Wah, Airi cantik sekali."

"Benalkah, bibi?" Tanya Airi dengan suara cadelnya. Saat itu Airi masih berusia 5 tahun. Pipi sang gadis cilik merona merah seperti tomat.

Sarah mengangguk gemas, "um, Airi sangat cantik. Kira-kira siapa ya yang akan menikah dengan Airi nanti? Mungkinkah seorang pangeran tampan? Atau seorang Panglima yang gagah berani? Atau.."

"Aili tidak mau menikah."

Sarah jelas saja terkejut dengan ucapan Airi. "Eh, kenapa?"

"Jika Aili menikah, nanti bibi meninggalkan Aili. Aili tidak mau!"

Sarah tertawa gemas mendengar penuturan sang Tuan Putri. Ia cium bolak-balik pipi gembil Airi. "Airi harus tetap menikah, sayang. Bibi janji, jika Airi sudah menikah nanti, Bibi tidak akan meninggalkan Airi. Bibi akan hadir dan menjadi orang yang paling bahagia jika Airi menikah nanti."

Airi menatap Bibi Sarah dengan mata bulat lucu. "Bibi janji?" Bibi Sarah mengangguk yakin. "Kalau begitu, ayo janji jali kelingking."

"Janji jari kelingking." Kedua jari kelilingking mereka pun saling berkaitan.

Sarah tersenyum tatkala mengingat masa lalunya bersama Airi. Sungguh, ia merindukan masa-masa itu. Airinya yang polos dan tidak pernah menangis. Hanya tawa riang yang selalu Airi tampilkan. Gadis cilik yang kini sudah remaja belum mengenal cinta saat itu.

Tiba-tiba raut wajah Sarah berubah. Tangan yang tadi memeluk tubuhnya pun meluruh ke bawah.

Sing!

Sebuah kristal berbentuk kerucut yang lancip pada bagian ujungnya muncul dari tangan Sarah. Itu adalah sihir miliknya. Genggamannya begitu erat, tatapannya kian waspada seiring ketukan langkah kaki yang ada di belakangnya.

Kekehan pelan memasuki gendang telinga Sarah. Ia semakin yakin dengan perasaannya malam ini.

"Aku punya penawaran bagus untukmu." Ucap seseorang dengan suara berat mendominasi.

Sarah masih diam membelakangi orang itu. Bisa ia rasakan bahwa orang di belakangnya semakin berjalan mendekat.

"Aku akan membuat semuanya lebih mudah, asal kau mau berkerja sama denganku."

The Dark Knight ✔Where stories live. Discover now