San-Juu-Roku

459 79 57
                                    

Panjang nih, bruh. Semoga tidak sia-sia 😌🤟

"Menikahlah denganku, Airi. Maka aku akan membantumu menguasai kutukan pedang Anathema. Aku juga akan menghidupkannya kembali jika kau mau menjadi istriku, Airi."

Airi jelas terkejut dengan ucapan Rui. Benarkah apa yang lelaki itu katakan tadi? Apakah benar jika Rui bisa membuat Joanar hidup kembali? Lagi pula, memangnya Joanar benar-benar sudah mati? Berbagai pertanyaan memenuhi kepala Airi. Entah ia harus percaya atau tidak dengan perkataan Rui barusan.

"Joanar belum mati, Joanar masih hidup." Kata Airi dengan suara lirih. Ia tatap Rui dengan tatapan sengit. Tapi meskipun begitu, masih bisa melihat airmata menggenang di pelupuk mata Airi.

Rui tatap balik manik hazel Airi. "Benarkah? Lalu kenapa dia tidak menyelamatkanmu disaat aku hampir membunuhmu, Airi?? Kenapa dia diam saja saat pedangku hampir menebas lehermu?" Smirk di wajah Rui muncul melihat ekspresi yang Airi tunjukan atas pertanyaannya barusan. Merasa menang karena ia berhasil mencuci otak sang gadis. "Ah, ya. Tentu saja dia tidak bisa melakukan itu. Menyelamatkan dirinya sendiri saja tidak bisa, apalagi menyelamatkanmu. Aku benar kan, Airi??" Smirk di wajah Rui berubah menjadi seringai lebar.

Tatapan Airi semakin tajam menatap Rui, "kau benar, Pangeran. Saat ini..Joanar memang tidak bisa menyelamatkanku." Lalu sebuah senyum tipis terulas di bibirnya membuat kening Rui mengernyit heran. "Tapi akulah yang akan menyelamatkannya." Lanjut Airi dengan wajahnya yang berubah keras.

Srett

Jleb!!

"Ugh!!" Rui mundur beberapa langkah setelah pedang yang Airi gunakan menusuk perutnya.

Srett

Kemudian Airi tarik kembali pedang itu menyebabkan darah segar keluar mengotori pakaian yang Rui kenakan.

Rui menatap Airi nyalang. Ia pegang luka bekas tusukan Airi barusan. Tak peduli meski darah mengotori tangannya. "Kau bermain belakang, Airi."

Airi menggeleng kecil, "tidak, Pangeran. Aku tepat di hadapanmu."

Jawaban Airi menyulut emosi Rui. Entah kekuatan darimana, dalam hitungan detik tubuh Rui dilingkupi energi sihir berwarna hijau terang. "HIYYAHHH!!"

TRANG!!

BUAGH

"AKH!!"

BRAKK

"KAKAK!!!" Zora berlari ke arah sang kakak yang baru saja melayang karena tendangan kuat Pangeran Rui. Namun naas, tubuhnya ikut melayang setelah sihir berwarna hijau menghantamnya telak.

SING

BUAGH

"AKKHH!!"

BRAKK

"ZORA!!!" Meridha hendak bangkit untuk menolong Airi dan Zora, namun gagal karena tangannya dicekal oleh sang Ratu. Ia menatap Ratu Dimitra bingung.

Ratu Dimitra menggeleng pelan, "jangan, dia bisa membunuhmu." Ucap sang Ratu dengan suara serak.

"Tapi Tuan Putri Airi dan Zora-" Ucapan Meridha terhenti karena sang Ratu kembali menggeleng dan mendudukkan diri.

"Selamatkan Ares, Meridha. Biar aku yang membantu mereka." Ucap Ratu Dimitra membuat Meridha terkejut.

"Tidak! Jangan, Baginda! Keadaan Baginda Ratu-"

"Meridha, dengar. Kau adalah tabib terhebat di Kerajaan Neo Arcadia. Jika kau mati, siapa yang akan menyelamatkan semua orang?" Meridha diam tak berkutik. Lalu Ratu Dimitra menggenggam tangan sang cucu tabib. "Untuk saat ini, biarkan aku yang membantu Putri Airi dan Zora. Kau selamatkanlah Ares, Meridha. Aku yakin dia masih hidup, aku bisa merasakan energi sihir yang ada di dalam dirinya meski sangat lemah." Lanjut Ratu menatap ke arah Panglima Kerajaan.

The Dark Knight ✔Where stories live. Discover now