Bukit yang sama

428 12 0
                                    

~⊙⁠෴⁠⊙~



Julia menatap sekeliling yang gelap. Hatinya makin menggerutu kesal karena rumah doang yang gede dan mewah, listrik nya ngga di bayar.

"Ini kenapa lampunya mati?" Tanya Anya.

Anya takut gelap. Karena itu Glen langsung memegang tangan nya agar Anya tidak panik.

"Di luar hujan, semuanya masuk kamar" titah Willian.

Malam masih sangat muda.

Maksudnya masih jam 20.13 malam. Namun di luar langit begitu mendung dan gerimis, tiba tiba saja terdengar suara petir di langit. Anya semakin mendekat pada Glen.

"Gimana mau masuk kamar orang gelap gini! Ngga kelihatan jalannya" gerutu Julia.

"Makanya kamu jangan ngoceh Mulu, sini mana tanganmu" Willian menggerakkan tangannya untuk mencari tangan Julia.

"Ngga, ngga usah pegangan tangan! Tunjukkin aja jalannya" tukas Julia.

"Gimana mau nunjukin jalan kalau saya ngga tahu kamu berdiri dimana?" Balas Willian.

"Ribet banget sih!" Julia pun memberikan tangannya dan Willian langsung memegang tangan Julia lalu berjalan ke sembarang arah.

Willian sendiri sang pemilik rumah bukannya hafal jalan malah linglung sendiri. Ia dan Julia malah menabrak sofa di depan mereka

"Awh, Willian kamu gimana si!" Rutuk Julia.

"Kak jul, kak Will? Kalian di mana?" Ujar Anya dalam gelap.

"Buset, ini rumah pas nyala lampu terang banget, sekalinya mati gelap banget kek alam kubur" celetuk Glen.

"Glen kamu di mana?" Tanya Anya.

"Ini di samping kamu yang lagi megang tangan kamu" jawab Glen.

"Udah sekarang balik ke kamar masing masing, di dalam kamar kalian ada lampu listrik, di pake aja kalau masih ada batre" ucap Willian

"Glen, kamu masih di samping aku kan?" Tanya Anya.

"Ngga, udah di kubur" jawab Glen membuat Anya mencubit lehernya.

"Wah, giliran nyubit orang aja jeli tu mata!" Gerutu Glen.

"Reflek" balas Anya.

"Ini kalian pada bodoh apa gimana si, hidup di jaman purba ya gini" Julia mengeluarkan benda pipih dari dalam saku celananya.

Ia menyalakan Flashlight dari ponsel lalu menerangi sekitar nya.

"Alhamdulillah" ujar Anya.

"Anya itu siapa di samping kamu?" Tanya Glen

"Ya kamu lah" jawab Anya.

"Orang aku di samping kak Julia!"

Anya melompat dan berlari ke arah ponsel. Ia bersembunyi di balik Julia sambil ketakutan.

"Aaaa Glen, kualat jadi saudara!"

"Wkwkw, makanya jadi cewek jangan penakut"

"Biarin"

"Kamu sama Gabriel mirip, sama sama penakut" celetuk Glen.

"Gabriel siapa?"

"Mantan terindah masa ngga diingat"

"Gabriel bukan mantan aku, apa sih"

"Yaudah mau ke kamar kan, sini aku anterin" Glen menarik tangannya menuju tangga. Berkat pencahayaan dari ponsel Julia mereka sama sama naik ke lantai atas.

JODOHKU BOCIL TANTRUM حيث تعيش القصص. اكتشف الآن