Dia pulang

356 12 1
                                    

Julia duduk dengan menundukkan kepalanya di hadapan papi. Ia sudah menduga akan terjadi hal seperti ini. Dia di marahi dan di omeli, di ceramahi sampai hati begitu pedih menerima tiap ocehannya.

Kejadian di kampus kemarin rupanya sudah sampai di telinga papi, beliau marah dan menganggap Julia sebagai biang masalah. Julia tidak mengapa, ia sudah kebal dengan ocehan menusuk hati dari papi.

Biasanya Julia melawan, tapi hari ini tidak lagi. Ia lebih memilih diam sampai papi capek sendiri dengan emosinya yang meletup letup.

Tanpa mau mendengarkan penjelasan Julia, papi terus marah lalu pergi begitu saja dari ruang rapat keluarga. Meninggalkan Julia yang masih diam dengan mata berkaca kaca. Bukan sedih karena akan di DO dari kampus, tapi rasanya sakit saja ketika papi mengungkit ungkit kejelekan nya terus.

Habis di omeli oleh papi, Julia mengurung diri di kamar. Tak ingin keluar dan menampakkan diri berkeliaran di dalam rumah.

Mami terus mencoba untuk mengajaknya bicara. Tapi, Julia tak mau keluar. Ia tidak butuh nasehat mami, ujung ujung nya juga pasti akan bilang "kamu juga yang salah"

Julia tau dia salah. Tapi sekali saja jangan bilang kalau Julia sumber kesalahan dan keburukan. Yang namanya manusia juga punya perasaan, meski tidak di sakiti secara fisik tapi ia juga tekanan batin.

Kalau sudah tekanan batin begini, mental down kondisi fisik juga ikut terpengaruh kan? Tapi Julia tidak ambil pusing. Kelar di marahin kelar juga masalahnya. Itu saja yang ada di otak Julia.

["Dek, kakak abis di marahin"]

Send.

["Di marahin sama papi kan? Udah ketebak, soalnya kakak langganan papi"]

Balas seseorang lewat chat.

Julia menatap layar komputer nya kemudian kembali mengetik sesuatu.

["Tau ngga, ada kabar buruk"]

Send.

["Kabar buruk apa, kak? Kalau soal perjodohan aku sih udah tau"]

["Kakak mau di DO sama kampus, gara gara buat keributan"]

["Yang sabar aja ya kak, Anya ngga salahin kakak sih sebenernya"]

["Masa? Terus salah siapa dong"]

["Salahin nasib, Anya ngga mau ikut ikutan nyalahin kakak kayak yang lain "]

["Paling the best lah pokoknya"]

Julia cengar cengir di depan komputer.  Masih asik balas chat dari Anya adiknya yang sedang berada di California, Amerika.

Adik perempuan nya itu menempuh pendidikan di luar negeri. Ia tinggal bersama kakek dan nenek dari papi.

Saking sibuk balas chat Julia tidak sadar seseorang tengah berdiri sambil bersandar di pintu kamarnya. Tadi, pintu kamarnya tidak kekunci.

Wanita 19 tahun itu asik menggoyang goyangkan kaki jenjangnya dan mengetuk ngetuk lantai.

Rambutnya yang panjang tergerai indah meski acak acakan. Cuma memakai T-shirt putih kebesaran dan celana pendek kotak kotak sebagai bawahannya.

Julia mengacak acak rambutnya karena gerah lalu ingin mencepol nya jadi satu namun Willian keburu melepasnya kembali.

Julia sangat terkejut melihat Willian muncul dari belakang sambil menenteng sebuah paperbag emas di tangan kirinya.

"Sejak kapan ada disini?" Tanya Julia kesal.

Willian tak menjawab. Ia hanya memasang wajah juteknya.

JODOHKU BOCIL TANTRUM Where stories live. Discover now