The end

289 11 3
                                    

~⊙⁠෴⁠⊙~
.
.



Mereka berada di satu bangunan yang sama....

Sama sama di rawat di ruang yang berbeda...

Mereka di ambang kematian...

Ketika denyut nadi terakhir telah berhenti, saat itu jiwanya ikut melayang....

Jiwanya tidak pergi jauh meninggalkan jasad melainkan masuk ke raga orang lain,

Jiwanya akan ikut terlahir kembali kedunia bersama sang bayi kecil yang telah berjuang selama ini...

Jack sudah hilang..

Tidak ada lagi yang bersemayam di bola mata sang kekasih, kecuali mendekam di hatinya.

Jika ada dua pilihan yang tersaji  di depan mata dan mengharuskan kita memilih

Maka pilihlah keselamatan untuk perjuangan seorang ibu bukan memilih keselamatan untuk seorang ayah.

Nit...nit...nit..

"Alhamdulillah, dua duanya selamat" putus dokter yang sudah kewalahan.

Meski belum saatnya lahir ke dunia, baby zo dan Julia di nyatakan selamat. Usia kandungan yang sehat membuat resiko keguguran menjadi minim.

Sementara di tempat lain,

"Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun tuhan berkehendak lain" kata dokter dengan masker yang menutupi sebagian wajahnya.

"Pasien atas nama Willian, sudah meninggal dunia tepat pukul 22.45 malam" kata nya lagi membuat Wilona pingsan di tempat.

***


3 hari setelah di tinggalkan sang suami tercinta, Julia mengurung diri di kamar tanpa pernah keluar sedikitpun. Ia menjadi jarang makan, dan bahkan jarang tidur.

Ia tidak peduli lagi dengan kesehatan baby zo, ia hanya ingin melihat Willian di samping nya.

Kali terakhir melihat Willian adalah malam itu, malam dimana mobil Willian mengejar nya dari belakang.

"Willian, kamu di mana" lirih Julia dengan suara parau. Berbagai peralatan medis memenuhi kamarnya dan ia sendiri di rawat oleh dokter pribadi demi menjaga kesehatan nya yang di takutkan semakin memburuk.

Air matanya kering membuat nya lelah menangis, Dunianya terasa hampa, sudah hilang harapan terbesar nya untuk hidup ini. Ia benar benar kosong dan berat.

Malangnya nasib dirinya. Harus kehilangan orang orang yang ia sayang. Ia putus asa dengan kehidupan yang tidak adil ini. Bahkan saat ini ia ingin sekali bunuh diri.

Julia menjadi orang yang sering stress, dan berniat untuk membunuh kandungan nya yang saat ini bahkan sudah memasuki usia 9 bulan.

"Hiks..hiks... Willian,"

"AAAAAAAAKHHH AAAAA AAAAAA!!!" teriakan nya berhasil membuat Wilona dan sang dokter terbirit birit masuk ke dalamnya. Rupanya Julia sedang mencoba mengakhirinya hidupnya dengan mencekik lehernya sendiri.

"Julia stop!! Lo gila ya!" Teriak Wilona memelototi Julia.

"Iya gue gila, gue udah gila hahaha!"

"Dokter kondisi psikologis nya gimana dok!"

"Miris, pokoknya kita harus siaga 24/7 mengawasi pasien"

"Julia sadar, kematian Willian bukan lah akhir dari kebahagiaan Lo! Lo masih punya gue dan Rion"

"Willian juga pernah bilang gitu waktu Anya mati! Tapi apa? Willian juga malah ikut mati dan ninggalin gue, apa gunanya Lo nenangin gue kalau ujung ujungnya Lo juga bakal ninggalin gue!!!!!"

JODOHKU BOCIL TANTRUM Kde žijí příběhy. Začni objevovat