27. Tugas Kelompok

1.4K 187 176
                                    

"Untuk tugas presentasi akan Ibu bagi menjadi beberapa kelompok. 1 kelompok berisi 5 orang. Mau kalian yang nentuin atau Ibu yang nentuin?" Tanya Bu Wanda pada murid-muridnya.

Seketika itu juga suasana kelas menjadi ricuh, ada yang berpendapat untuk menentukan kelompok sendiri dan ada juga yang meminta Bu Wanda saja yang menentukan kelompoknya agar lebih adil. Memang selalu ada beberapa murid yang tidak menyukai tugas kelompok seperti ini, termasuk Qaify, ia paling malas jika harus mengerjakan tugas secara berkelompok.

"Nentuin sendiri aja, Bu," usul Kinan.

"Jangan lah. Nanti kelompoknya yang pintar sama yang pintar lagi, harusnya dibagi rata aja. Entar kelompok gue kebagian yang lemot semua," tolak Fikri.

"Bukan gitu, anjir. Kelompok suka main circle. Kasian nanti yang gak punya circle jadi buangan ke kelompok yang kurang orang," timpal Marcel.

"Bener tuh! Gue setuju sama lo, Cel. Tumben lo pinter biasanya bego," ujar Rian.

"Korban buangan nih gue," balas Marcel sembari terkekeh kecil.

"Lo mau gimana, Fy?" Tanya Nadia pada Qaify yang sedari tadi hanya diam menyimak teman-temannya bersuara.

"Hm? Gue nurut apa kata Bu Wanda aja," jawab Qaify seakan pasrah.

"Tenang-tenang. Karena banyak dari kalian yang mau ditentukan oleh Ibu, jadi Ibu akan acak setiap anggota kelompok kalian ya. Ini juga udah jadi keputusan final jadi kalian gak boleh nolak atau minta tukar kelompok. Mengerti?" Lerai Bu Wanda.

"Mengerti!!" Jawab semua murid secara serempak.

Bu Wanda mulai menyebutkan nama-nama muridnya menjadi beberapa kelompok. Suasana kembali ricuh saat dimana ada yang tak terima dengan anggota kelompok mereka, selalu seperti itu jika berada disatu kelompok yang tak diinginkan orang-orangnya.

"Qaify, Sarah, Nadia, Marwah sama Vanny. Kelompok 4."

"Kita satu kelompok, Fy," pekik Nadia senang dan diangguki oleh Qaify dengan senyuman lebarnya.

"Sekarang kalian bergabung sama kelompok masing-masing untuk berdiskusi tentang isi presentasi kalian nanti. Ibu kasih waktu 30 menit untuk berdiskusi."

Semua murid sibuk beranjak untuk bergabung dengan kelompok masing-masing. Qaify dan Nadia memilih untuk menghampiri bangku Sarah, Vanny dan Marwah yang kebetulan duduk berdekatan.

Kelima orang itu sudah duduk melingkari satu meja yang terdapat beberapa buku di atasnya. Terdengar kelompok lain sudah mulai berdiskusi tentang tugas yang diberikan.

"Kita mulai diskusinya," ujar Marwah.

"Tugas ini dikerjain di Rumah kan? Maksudnya tuh gak harus beres sekarang?" Tanya Vanny.

"Iya, Van. Sekarang cuma diskusi aja. Mau ngerjain di Rumah siapa? Ada usul?" Nadia menatap teman-temannya satu persatu.

"Jangan di Rumah gue. Tetangga gue berisik, suka karaokean gak tahu waktu, takutnya nanti keganggu," ujar Marwah.

"Tetangga lo lagi latihan mau ikut dangdut academy kali, makanya suka nyanyi gak tahu waktu," celetuk Qaify  membuat tawa Marwah dan Nadia pecah.

"Bisa jadi, emang suka karaoke dangdut tetangga gue itu," timpal Marwah.

"Rumah gue aja?" Usul Sarah.

Vanny langsung menggelengkan kepalanya. "Jangan rumah lo, Sar. Bosen gue tiap kerkom di rumah lo terus. Sampai gue hapal setiap sudut rumah lo."

"Bener tuh, rumah lo mulu bosen," timpal Marwah.

"Jangan rumah gue ya, gue punya adek bocil yang susah diatur." Sebelum ada yang menyarankan untuk mengerjakan di Rumahnya, Vanny lebih dulu menolak seperti yang dilakukan oleh Marwah.

My Neighbor GirlWhere stories live. Discover now