13. Sebuah Tips

1.6K 179 31
                                    

Budayakan vote sebelum membaca

Sorry for typo, Happy Reading!

•••

Satya mengernyitkan dahinya bingung saat melihat Qaify yang hanya terdiam dengan tatapan yang tak dapat diartikan. Biasanya gadis itu akan memekik girang atau bahkan berteriak saat ada Satya didekatnya. Namun kali ini berbeda dan hal itu menimbulkan tanda tanya dalam benak Satya.

"Kenapa lo diam aja? Lo ngejar siapa? Kalau mau nyebrang jalan tuh liat-liat, lo hampir ketabrak tadi." Ucap Satya namun sayang sepertinya perkataan Satya barusan tak didengar oleh Qaify yang masih terlihat melamun.

"Hei!" Tubuh Qaify tersentak saat mendengar seruan dari Satya serta merasakan tepukan kecil di pundaknya. Kini gadis itu tersadar dari lamunannya, seketika senyum Qaify terbit saat melihat sosok Satya berdiri di depannya bahkan dengan jarak yang cukup dekat. Sejak kapan Satya ada di sana? Pertanyaan itu muncul dalam benak Qaify.

"Kenapa Kak Satya tiba-tiba ada di sini?" Tanya Qaify begitu santai yang membuat Satya menghela napas kasar.

"Lo baru sadar gue ada di sini?" Bukannya menjawab Satya malah balik bertanya. Sebenarnya, apa yang tengah gadis itu pikirkan? Sampai-sampai tak menyadari keberadaan Satya atau bahkan... Qaify pun tak menyadari dirinya yang hampir tertabrak?

"I-iya." Qaify menganggukkan kepalanya dengan ragu, bahkan diapun merasa aneh dengan dirinya sendiri yang tak menyadari keberadaan Satya. "Kak Satya udah lama di sini?"

"Lo-"

"Bang Sat! Gue tunggu daritadi tahunya lo ada di sini. Hampir aja gue suudzon sama lo, Bang. Kirain Bang Sat gak bakalan jemput gue." perkataan Satya harus terpotong oleh Sheila yang tiba-tiba datang dari arah belakang Qaify. Atensi keduanya teralihkan pada Sheila yang datang sembari mendumal pada Satya.

"Eh, Fy. Lo di sini juga? Kalian ngapain diam di pinggir jalan gini?" Tanya Sheila sembari mengernyitkan dahinya.

"Tadi gue-"

"Qaify! Gue cari-cari lo daritadi, bahkan gue sampai keliling Sekolah buat cari lo kali aja lo masuk lagi ke dalam. Bener ketakutan gue, lo pasti kabur." Kali ini perkataan Qaify yang terpotong, Virgi pun mendumal saat dirinya sudah turun dari motor dan berjalan menghampiri Qaify.

Qaify menatap Virgi yang berdiri di sampingnya, bahkan kini gadis itu baru ingat kalau dia akan pulang bersama Virgi. Entah kenapa, saat melihat keberadaan Arka yang selalu dia cari bisa merebut semua kesadarannya. Karena hal terlalu tiba-tiba sehingga membuat Qaify terlalu fokus mengejar Arka.

"Tadi... Gue lupa." Balas Qaify.

"Bisa lupa gitu ya?" Virgi menggelengkan kepalanya kecil.

"Kita pulang sekarang." Tiba-tiba saja Satya berujar setelah beberapa saat terdiam sembari menarik lembut lengan Qaify. Tentu saja hal itu membuat Qaify, Sheila dan Virgi bertanya-tanya dengan tingkah Satya.

Tidak memprotes Satya yang menarik tangannya tiba-tiba, dengan senang hati Qaify ikut berjalan di belakang cowok jangkung itu. Qaify bahkan tersenyum tipis melihat tangan besar Satya yang setia menggandeng lengan kecilnya menuju motor Satya yang terparkir tak jauh dari tempat mereka berdiri. Tadi Satya menggunakan motornya untuk menyusul Qaify agar lebih cepat mencegah gadis itu yang ingin menyebrang.

My Neighbor GirlWhere stories live. Discover now