3. Morning View

3.2K 242 21
                                    

Jangan lupa untuk selalu tinggalin jejak yaa

Happy Reading!

•••

Qaify menepuk jidatnya saat melihat tugas yang harus dikumpulkan hari ini belum dia kerjakan. Qaify benar-benar lupa dengan tugas yang seharusnya dia kerjakan kemarin malam. Tubuh gadis itu terlalu lelah setelah seharian sekolah pulangnya dia membantu beres-beres Rumah Tetangga, siapa lagi kalau bukan Satya.

Mengingat hal kemarin membuat senyum Qaify seketika terbit. Berdekatan dengan Satya membuatnya merasakan detak jantung yang berdegub dengan kencang.

"Gue kerjain sebelum masuk aja deh. Liat yang punya Nadia." Ujar Qaify sembari mengangkat bahu tak acuh.

Tangannya dengan lihai memasukkan beberapa buku ke dalam tas sekolahnya. Setelah itu Qaify mulai bersiap-siap memakai seragam. Tidak seperti siswi lain, beberapa dari mereka ada yang memakai make up ke Sekolah. Qaify terbilang siswi biasa saja yang hanya memakai make up seadanya, seperti memoleskan bedak dan lip balm.

Setelah semuanya selesai, gadis itu melirik kearah jam dinding. Masih ada waktu 45 menit sebelum bel masuk berbunyi nanti. Qaify menggendong tasnya lantas berjalan keluar Kamar.

Qaify mengernyitkan dahinya bingung saat mendengar suara dari arah Dapur. Karena penasaran, kaki kecilnya melangkah menuju asal suara tersebut. Senyum kecil gadis itu terbit saat melihat seorang wanita paruh baya terlihat tengah memasak sesuatu.

"Bi Lani kok udah datang?" Tanya Qaify.

Wanita yang dipanggil 'Bi Lani' oleh Qaify itu mendongakkan kepalanya. "Sengaja bangun pagi, biar Bibi bisa buat sarapan buat Non Qaify."

"Gak usah, Bi. Qaify bisa beli nanti di Sekolah. Em... Mama udah bangun?" Tanya Qaify dengan nada perlahan.

"Belum, Non. Biasanya Ibu bangun suka agak siangan."

Qaify menganggukkan kepalanya kecil. "Kalau gitu Qaify titip Mama ya, Bi. Aku berangkat dulu."

"Non, ini bekalnya." Bi Lani berjalan mendekat kearah Qaify, memberikan bekal makan yang dia buat kepada gadis di depannya. Qaify kembali tersenyum sembari menerima bekal makan tersebut lantas memasukkannya ke dalam tas.

"Qaify berangkat Sekolah dulu." Pamit Qaify. Gadis itu kembali melangkah meninggalkan Dapur, lantas kaki itu berhenti tepat di depan salah satu Kamar. Netranya menatap ke sebuah pintu yang tertutup rapat dengan tatapan yang sendu.


"Ma, Qaify berangkat sekolah dulu." Gumam gadis itu begitu lirih.

Kakinya melangkah kecil menuju pintu Rumah. Saat hendak membuka pintu tersebut pergerakan tangannya terhenti saat mata Qaify tak sengaja menangkap sosok Satya dari jendela rumahnya.

Dalam hati Qaify memekik saat melihat cowok jangkung itu. Begitu tampan dengan kaus putih yang membalut tubuh tegapnya. Satya terlihat keluar dari dalam Rumah dan sepertinya cowok itu hendak pergi kuliah.

Tak mau membuang-buang pemandangan di pagi yang cerah ini. Qaify merogoh ke dalam tasnya untuk mengambil ponsel. Gadis itu mengarahkan kamera pada Satya, dengan diam-diam mengambil foto cowok tampan itu.

My Neighbor Girlحيث تعيش القصص. اكتشف الآن