PROLOG

8.9K 430 34
                                    

Hai, aku mau revisi ulang cerita ini karena kurang sreg sama yang sebelumnya. Tapi gak bakalan beda jauh kok

Semoga suka yaa, Happy Reading!

•••

"Kak Sat-"

Perkataan Qaify terhenti saat matanya melihat tubuh bagian atas Satya yang tanpa terhalang sehelai benangpun. Mata gadis itu membola melihat pemandangan yang menggiurkan terpampang di depannya.

Satya mendesis kesal karena kedatangan Qaify yang tiba-tiba. Selalu saja seperti ini, gadis itu tanpa malu selalu masuk ke dalam Rumahnya. Satya tidak mengerti mengapa Sang Mama bisa mengizinkan gadis itu masuk.

"Wow! Rezeki anak sholeh." Pekik Qaify dengan mata yang berbinar.

Satya baru selesai mandi jadi jangan heran kalau belum berpakaian seutuhnya. Karena tak mau tubuhnya dilihat lebih lama oleh Qaify, alhasil cowok itu mengambil kembali handuk yang tergeletak di atas kasur untuk menutupi tubuhnya.

"Pergi!" Usir Satya dengan nada yang memerintah.

"Kak Satya kenapa ditutupin sih? Aku masih pengen lihat." Seru Qaify.

"Ck, keluar sekarang! Gue mau pake baju." Usir Satya kembali.

"Tinggal pake aja apa susahnya?" Timpal Qaify.

"Susah karena ada lo di sini." Balas Satya.

"Lagian aku udah lihat. Kak Satya gak usah malu gitu." Ujar Qaify dengan senyuman malu-malu.

Satya memutar bola mata jengah karena sikap Qaify. Jujur saja, sudah beberapa kali Satya meminta kepada Sang Papa untuk pindah rumah kembali namun nihil usahanya itu tak membuahkan hasil. Kalau saja boleh, ingin sekali Satya menukar Qaify dengan tetangga baru agar tidak ada yang merecoki hidupnya.

"Gue gak malu. Tubuh gue cuma boleh dilihat sama istri gue nanti." Jelas Satya.

"Aku kan calon istri Kak Satya." Balas Qaify.

"Dalam mimpi lo."

Qaify terkekeh kecil lantas membalikkan tubuhnya membelakangi Satya. "Yaudah deh aku ngalah. Lihat sekarang aku udah balik badan, Kak Satya bisa pake baju sekarang. Sumpah aku gak bakalan ngintip."

"Awas jangan ngintip."

Netra Satya mengarah pada punggung Qaify dan fokus pada kepala gadis itu berjaga-jaga kalau saja nanti kepala itu menoleh. Dirasa Qaify tidak akan menoleh dengan gerakan cepat Satya memakai bajunya.

Setelah selesai memakai baju tanpa memperdulikan Qaify yang masih membelakanginya dengan santai Satya melangkahkan kakinya menuju Balkon Kamar. Duduk di lantai yang terasa dingin, tangannya dengan lihai mengapit sebatang rokok lantas menyalakan dan menyesap rokok tersebut.

"Kak Satya udah selesai?" Tanya Qaify. Keningnya mengernyit saat mencium aroma rokok yang tiba-tiba menguar.

Gadis itu menoleh dan kembali membulatkan matanya saat melihat Satya yang tengah santai menyesap sebatang rokok di Balkon.

"KAK SATYA! GAK BAIK TAHU!" Teriak Qaify sembari melangkahkan kakinya mendekat ke arah Satya. Gadis itu lantas duduk di samping cowok yang sangat dia sukai.

My Neighbor GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang