21. PERTEMUAN

16 4 0
                                    

"Dia adalah penyemangatku saat ini terutama saat kuliah"

-Raskal

Ini adalah perjalanan Raskal menuju menemui kedua sahabatnya. Dalam perjalananya ditemani pemandangan air sungai mengalir. Kagum dengan keindahan wilayah ini yang dirasakan oleh Raskal. Namun dia harus mencari penginapan terlebih dahulu untuk beristirahat. Rasa lelah seakan menahan diri Raskal untuk menikmati pemandangan itu.

Daerah ini memang masih banyak yang menyediakan penginapan. Sehingga lebih mudah Raskal untuk mencarinya. Raskal berhenti di salah satu penginapan yang menurutnya sangat cocok untuk dirinya. Rumah dua tingkat dengan corak sama menghadap ke arah sungai dengan kebun teh di sekitarnya.

"Permisi Pak, apakah masih ada satu kamar yang bisa ditempati?" tanya Raskal.

"Masih Dek, di sana kalau mau." jawab pemiliknya sambil menunjuk rumah tidak jauh dari sana. Kemudian pemilik penginapan menghantarkan Raskal ke rumah itu.

Negosiasi terjadi antara Raskal dengan pemilik dari tempat ini. Raskal menyetujui harga yang ditawarkan dari pemilik penginapan ini.

Hari ini merupakan hari yang melelahkan bagi Raskal. Selain terkena macet di perjalanan, Dia kembali lagi berseteru dengan Papanya. Rasa lelah membuat Raskal tidak mau untuk pergi terlebih dahulu untuk hari ini. Raskal memilih untuk beristirahat seharian. Namun tidak lupa untuk memberitahukan kepada Anna bahwa dirinya telah sampai di daerah ini.

Chat

Raskal:

Anna, aku dah sampai

Anna(Kelas Pendidikan):
Busett, lama amat sampainya

Raskal:
Iya, tapi ingat jangan dikasih tahu oleh Ayu dulu ya

Anna(Kelas Pendidikan):
Iya

***

Ayu belum mengetahui bahwa Raskal ikut menyusul mereka bedua. Besok adalah waktu yang disusun Anna untuk mempertemukan mereka berdua. Sebelumnya Ayu merekomendasi Anna untuk berkunjung ke suatu tempat. Tempat itu adalah bukit cinta, bukit yang dikelilingi dengan bunga-bunga seperti taman dari ketinggian. Bukit cinta dijadikan sebagai objek wisata yang mereka kunjungi.

Setelah menyusun rencana, Anna keluar dari kamar menuju ke halaman teras rumah. Di sana terlihat Ayu dan Ibunya mengobrol dengan penuh kehangatan. Anna diajak ke dalam obrolan itu. Sudah lama Anna tidak pernah merasakan dalam obrolan keluarga seperti ini.

Topik pertama yang dikeluarkan oleh Ainun adalah pengalaman saat Ayu masih kecil.

"Ayu adalah anak yang ambisi, saat waktu kecil Ayu sangat ambisi di kegiatan apapun. Salah satunya saling berebutan remote televisi dengan Kakaknya. Ayu selalu jadi pemenang dan Kakaknya selalu menangis dipukul oleh Ayu." ujar Ainun menceritakan kejadian masa lalu.

Anna tertawa mendengar cerita itu. Orang yang dia liat selalu tertawa selalu menangis saat berebutan remote televisi. Untung saja orangnya tidak ada di pembicaraan ini. Dikarenakan guyonan itu tertuju kepada Jihan.

"Memang dari kecil rupanya kau melawan," sambung Anna tertuju kepada Ayu. Dia menyadari bahwa Ayu memang pemberani ketika melawan Kanaya di kampus.

"Iya dong." Ayu menepuk dadanya dengan betingkah sombong kepada Anna.

Ainun terus menceritakan pengalaman saat anaknya masih kecil. Kehangatan dan kebahagiaan di antara mereka bertiga. Selanjutnya Ainun menanyakan kepada mereka berdua tempat yang mau mereka kunjungi.

Ayu AnindiraWhere stories live. Discover now