2. HARI YANG DITUNGGU

66 15 16
                                    

Kangen sama seseorang kita sayangi yang sudah lama tidak ada di dunia ini adalah suatu hal tersulit dalam kehidupan di dunia ini

~ Ayu Anindira

Malam yang indah, Ayu menyiapkan perlengkapan yang mau dibawa saat kuliah nanti. Perempuan yang memiliki wajah yang manis itu, sudah tidak sabar menunggu pagi. Setelah menyiapkan perlengkapan, Ayu segera tidur. Udara yang sejuk menyebabkan Ayu sangat menikmati tidurnya.

Pada saat pukul 09.00 pagi, Ainun-ibu dari Ayu Anindira menghampiri kamar Ayu untuk membangunkannya. Dengan suara ketukan pintu yang tak kunjung terdengar sahutan dari kamar Ayu.

"Memang kebiasaan ini anak," ujar Ainun yang sudah terbiasa dengan kebiasaan Ayu yang selalu mengunci pintu ketika tidur.

Tidak ada sahutan dari dalam kamar Ayu, Ainun segera meninggalkan kamar Ayu. Suara yang begitu lembut membuat Ayu tidak terbangun dari tidurnya.

Ainun menuju kamar Jihan Andhira- Kakak Ayu yang umurnya selisih 5 tahun dari Ayu. Ainun menghampiri Jihan Andhira untuk menyuruhnya membangunkan adiknya itu. Bagi Jihan ini merupakan tugas yang mudah dikarenakan suara Jihan yang berbeda dibanding dengan suara yang dimiliki Ainun.

Sesudah sampai di pintu kamar Ayu. Jihan langsung menggedor pintu Ayu.

"Dek, bangun..." teriak Jihan dengan mengetuk pintu kamar Ayu.

Tidak kunjung ada hasilnya. Jihan mengeluarkan jurusnya. Dengan tingkah kocaknya, Jihan menggendang keras pintu kamar Ayu.

"Anjir, ini anak tidur atau mati sih," ujar Jihan yang nampak kesal.

Dengan suara di depan pintu yang berisik menyebabkan Ayu terbangun dari tidurnya.

"Berisik, ganggu aja lagi enaknya mimpi ketemu idola," teriak Ayu dari dalam kamar dengan keadaan kesal yang gagal ketemu idola diganggu oleh Kakaknya.

"Lebih mentingin idola atau kuliah sih Dek?" tanya Jihan dengan peduli terhadap adiknya.

"Ehhh iya, aku lupa," Ayu langsung beranjak dari tempat tidurnya dan langsung menuju kamar mandi.

***

Hari yang ditunggu Ayu Anindira pun tiba, semua orang yang ramai dikumpulkan di lapangan dengan nametag dan ikat kepala berwarna putih bertuliskan "Mahasiswa Baru".

Semua dibariskan dengan lurus layaknya upacara untuk mendengarkan sambutan dari panitia dalam kegiatan itu. Sesudah kata sambutan, panitia mengajak mahasiswa baru untuk bermain game dengan 3 anggota dalam satu kelompok masing-masing untuk melatih kerjasama antara mereka.

Ayu yang kebingungan mencari kelompok karena masing-masing dari mahasiswa lainnya itu sudah mempunyai kelompok. Namun ternyata masih ada yang belum mendapatkan kelompok dari mereka yaitu Raskal-Laki laki yang peduli dan pendiam, dan Anna-perempuan ceria yang selalu bilang dirinya adalah wanita terkuat.

Mereka bertiga berada disatukan dalam kelompok B. Namun, terlebih dahulu pihak panitia memberikan arahan permaianan itu. Mereka masing-masing diberikan karet dan sedotan untuk bermain permainan estafet karet. Tim kelompok B akan berhadapan dengan Tim A diberikan waktu 3 menit untuk mengumpulkan karet sebanyaknya maka kelompok itulah sebagai pemenang.

"Satu, dua, tiga." lontar panitia sebagai tanda permainan sudah dimulai.

Raskal di posisi depan langsung memindahkan karet ke arah Anna yang berada di posisi kedua. Dengan cepat, Anna sebagai perempuan yang kuat hanya menganggap mudah permainan ini langsung memindahkan posisi karet ke arah Ayu. Tanpa berlama-lama kelompok mereka mengungguli Tim A.

Dengan kerjasama yang kompak, Tim B memasuki babak semifinal langsung berhadapan dengan Tim H. Tak butuh waktu lama, mereka bertiga mengalahkan Tim H. Masuknya babak final, namun pihak panitia memberikan waktu istirahat sejenak.

Waktu istirahat itu, mereka gunakan untuk mengenali satu sama lain.

"Sebelum masuk kesini, dulunya kalian sekolah dimana?" tanya Ayu yang memulai obrolan.

"Aku dulunya SMA Taman Indah," sahut Anna.

Dengan wajah yang bingung, "emangnya dimana itu?" tanya Ayu.

"Di luar kota, aku ngekos disini," tegas Anna memperjelas pertanyaan dari Ayu.

"Berarti, kamu sendiri disini?" tanya Ayu.

"Iya aku sendiri, aku kan perempuan yang kuat." jawab Anna menepuk dadanya dengan bangga. Perempuan yang kuat seperti Anna akan selalu bertahan walau jauh dari orang tuanya.

"Kalau kamu Riskal?" pertanyaan yang sama dari Ayu kepada Raskal.

"Ehh, nama dia Raskal bukan Riskal, gak dengar panitia tadi bilang Raskal," celutuk Anna memperbaiki typo omongan Ayu.

"Aku dari SMK Diangkarang," jawab Raskal dengan singkat.

"SMK terkenal itu ya?" tanya Ayu yang mengetahui SMK Diangkarang adalah sekolah yang terkenal di kota ini.

"Iya sih kata orang," jawaban yang singkat dari Raskal yang menurutnya biasa dari sekolah itu.

"Kau sendiri dimana?" tanya Anna kepada Ayu.

"Sekolah aku gak jauh dari rumah, tapi rumahnya yang jauh dari sini," jawab Ayu.

"Gendong rumah kau kesini," ujar Anna. Jawaban yang aneh membuat mereka tertawa.

Mereka bertiga terus mengobrol sekaligus merancang strategi di babak final hingga membentuk pertemanan dari mereka bertiga. Berbeda dengan kelompok lawannya yang menganggap bahwa Tim B mudah untuk dikalahkan.

Terdengar bunyi pluit dari panitia yang menandakan bahwa pertandingan final mau dimulai. Semua mahasiswa baru dikumpulkan di lapangan untuk menyaksikan pertandingan final permainan estafet karet.

Panitia segera memasang waktu selama 3 menit sebagai waktu dalam pertandingan itu. Permainan dimulai dengan suara pluit dari panitia. Tim K dengan cepat segara memindahkan karet diantara sedotan.

Sempat tertinggal lebih dulu, namun Tim B berhasil mengungguli kembali Tim K oleh Anna langsung dengan cepat memindahkan karet dari sedotan Raskal ke sedotan milik Ayu. Waktu 3 menit diberikan oleh panitia habis menandakan Tim B sebagai pemenang. Masing-masing dari mereka bertiga diberikan hadiah dari panitia kegiatan itu.

Ketika permainan sudah selesai sekaligus menandakan bahwa kegiatan hari ini pun sudah selesai. Mahasiswa baru diperbolehkan untuk pulang ke rumahnya masing-masing.

Ayu yang rumahnya jauh dan harus menyebrang terlebih dahulu untuk sampai ke rumahnya menyebabkan perjalanan yang memakan waktu cukup lama dibanding dua temannya. Dalam perjalanan inilah, Ayu berpikir bahwa ngekos lebih baik untuk dirinya saat ini.

***

"Krekk." suara kretek pinggang Ayu yang terasa pegal.

"Uhh... Leganya," ujar Ayu yang terasa lega saat membunyikan pinggangnya.

Kebiasaan inilah, ia dapatkan dari Abrisam-ayah dari Ayu yang telah lama meninggal. Ayu memang sering dekat dengan Ayahnya di waktu kecilnya. Bahkan Ayu menganggap bahwa Ayahnya sebagai laki-laki pertama yang ia cintai dan ia miliki. Namun ketika Ayu berusia 14 tahun Ayahnya meninggal dunia akibat dari penyakit kanker.

Kini Ayu sudah dewasa, ia harus memenuhi janjinya kepada Ayahnya untuk menjadi orang sukses. Perjalanan Ayu bukanlah hal yang mudah saat Ayahnya meninggal dunia, Ayu tidak mendapatkan kasih sayang dari seorang laki laki. Disisi lain, Ibunya selalu setia kepada Ayahnya sehingga enggan mencari pengganti Ayahnya. Janji kepada Ayahnya yang menjadi salah satu kunci kuat untuk Ayu mencapai kesuksesan.

Dalam mata terpejam dengan meneteskan air mata, Ayu berpikir untuk Ayahnya untuk datang ke mimpinya dikarenakan rasa kangen yang selalu menyelimuti dirinya.

"Kangen sama seseorang kita sayangi yang sudah lama tidak ada di dunia ini adalah suatu hal tersulit dalam kehidupan di dunia ini," tutur Ayu.

***

Ditunggu ya kelanjutannya♥

Kalau suka tinggalkan vote ya, biar aku nambah semangat... Hehe

***

Ayu AnindiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang