13. NASIB SIAL

10 3 0
                                    

Di persimpangan jalan, seperti biasanya mereka harus berpisah arah. Anna yang langsung belok ke kiri tanpa menunggu lampu merah dikarenakan terdapat rambu bertuliskan belok kiri langsung. Namun tidak dengan Raskal harus menunggu lampu merah. Rumah Raskal jaraknya sedikit jauh dibanding jarak untuk menuju tempat kos mereka berdua.

Sesampainya di depam halaman tempat kos, perasaan tidak tenang dirasakan oleh Ayu dari mereka berpisah dengan Raskal di persimpangan jalan tadi. Dalam hatinya rasanya ada yang mengganjal takut hal negatif menimpa cowok itu. Rasa khawatir membuatnya mengadu kepada Anna.

"Na, kok perasaan aku gak tenang dari tadi?" tanya Ayu.

"Cuman perasaan dirimu aja itu, mungkin terbawa omongan Kanaya tadi." jawab Anna. Dia tahu kalau Ayu terlalu mengkhawatirkan omongan Kanaya tadi.

Mendengar jawaban dari sahabatnya itu, Ayu mengatur napas dengan pelan. Memang benar apa yang dikatakan Anna, terlalu khawatir juga tidak baik.

Sebelum masuk ke dalam tempat kos. Ayu mengeluarkan ponsel miliknya untuk menanyakan keberadaan Raskal. Dalam pesannya itu, Ayu meminta cowok itu untuk memberitahukan kepada dirinya ketika sudah sampai di rumah.

Anna yang melihat sahabatnya masih berada di luar menyuruhnya untuk masuk. Justru Anna khawatir kalau sahabatnya itu nanti sakit terlalu memikirkan omongan tadi. "Istirahat, jangan terlalu dipikirkan," imbuhnya.

"Tapi Na—."

"Gak perlu takut, Ayu." Anna yang berada di sampingnya menepuk pundak kananya.

Baru kali ini, ancaman Kanaya masuk ke dalam pikiran Ayu, takutnya cewek itu kali ini tidak main-main. Apalagi gara-gara kelompoknya, Kanaya dikasih hukuman.

***

"WOI BANCI." teriak dari salah satu seorang cowok yang mengikuti Raskal.

Raskal yang mengendarai motor dengan santai, kini harus mempercepat motornya. Melihat dari spion, terdapat dua orang yang mengendarai dengan dua orang yang dibonceng mengikuti cowok itu.

Aksi kejar-kejaran motor pun dilakukan.

"BERHENTI LO ANJING." ucap cowok itu melihat Raskal melaju dengan cepat.

Tanpa menghiraukan omongan cowok itu, Raskal hanya terfokus pada jalan dengan tangan kanan mengegas motor.

Tidak mau kalah, cowok itu memepetkan motornya dengan kaki menendang ke arah Raskal. "MAMPUS LO."

Walaupun mendapat tendangan dari cowok itu, motor Raskal tetap tidak tumbang. Melihat arah kiri dan kanan terdapat beberapa motor yang mengejarnya. Membuat Raskal panik seketika saat itu. "Ya Allah." Raskal berserah diri kepada Tuhannya.

Terus mengikuti Raskal, empat orang cowok dengan helm menutupi wajah sepenuhnya itu bisa saja menendang keras motor yang dikendarai Raskal. Namun tujuannya bukan untuk cowok itu mati melainkan hanya diberikan pelajaran.

"GUA, GAK ADA MASALAH DENGAN KALIAN!" teriak Raskal tidak kenal dengan empat orang itu. Selama ini memang cowok pendiam ini tidak suka untuk mencari masalah dengan orang. Melihat keramaian saja sedikit membuatnya tidak nyaman apalagi membuat masalah dengan orang.

"MULAI SEKARANG, LO ADA MASALAH SAMA SEPUPU BOS GUA! DASAR BANCI." balas salah satu anggota yang mengejarnya.

Tanpa respon dari Raskal. Melihat jawaban dari cowok itu membuatnya sedikit heran. Sejak kapan dia ada masalah dengan orang.

Melihat sebuah lorong dari kejauhan. Mungkin momen ini digunakan untuk menghindar dari kejaran orang-orang aneh ini. Raskal memanfaatkan momen itu, tanpa ragu Dia membelokkan motornya ke arah lorong itu.

Ayu AnindiraWhere stories live. Discover now