17. SUATU RENCANA

9 3 2
                                    

Aku bukan pintar tapi lapar
~ Anna

***

Ayu dan Anna terlihat tengah fokus belajar sambil memandangi sebuah buku. Dengan keseriusan di wajah masing-masing supaya bisa mendapatkan hasil memuaskan. Walaupun semester satu masih tahap awal dari perkuliahan, justru tidak bisa dianggap remeh.

Suasana malam ini, begitu sejuk sangat cocok untuk tidur. Karena itulah, mereka berdua harus melawan rasa kantuk luar biasa saat belajar.

Anna menguap. Dia menutup mulutnya yang terbuka lebar. "Ngantuknya,"

"Udah lama juga kita belajar, Na." Ayu menghitung waktu, terhitung sekitar dua jam dari membuka bukunya.

"Aku udahan ya." Anna menutup lembaran buku, kemudian mengembalikan ke dalam tas tempat asal bukunya itu.

"Aku juga,"ujar Ayu tak tahan melawan kantuknya.

Mengingat libur sebentar lagi, Anna menanyakan rencana Ayu ketika libur nanti.

"Mau pulang atau tetap disini?" Tanya Anna.

"Pulang." Ayu bersedia untuk mengajak Anna nantinya tidak pulang ke kampung halamannya yang jauh. "Mau ikut?" tawarnya.

Anna menanyakan kembali. "Memang boleh?" 

"Boleh dong. Kata siapa gak boleh," jawab Ayu menyakinkan ajakannya kepada Anna.

Anna tersenyum bahagia mendapatkan tawaran liburan ke tempat tinggal Ayu.

"Naik motor aja tapi ya." Ayu menyarankan untuk naik motor. Kampung halaman Ayu dipisahkan oleh sebuah sungai jaraknya jauh apabila menggunakan perahu, namun adanya jembatan untuk melintas kendaraan sehingga dapat mempercepat waktu tempuh untuk sampai. Sebelum ngekos Ayu harus menaiki perahu untuk sampai ke kampus, alasannya karena dirinya tidak mempunyai kendaraan motor.

"Siapp," respon Anna.

Percakapan pun berakhir, ketika salah satu dari mereka sudah memejamkan mata.

***

Ujian dilaksanakan pukul 8.00 pagi terpaksa Ayu dan Anna harus berada di dalam kelas sebelum jam 8 pagi. Tidak adanya waktu buat sarapan, mereka harus menghadapi ujian dalam perut yang lapar.

Ruangan dingin dan perut bergetar. Kertas ujian dibagikan kepada semua mahasiswa dalam kelas. Ujian di hari terakhir sepertinya memberatkan mereka berdua.

Ayu terfokus menghadap ke kertas ujian. Sebenarnya dia merasakan lapar, tapi apa boleh buat. Berbeda dengan kawan satu kos dari tadi memegangi perutnya sambil membaca kertas ujian.

"Aduhh," ujar Anna. Dia menahan rasa lapar. Cara satu-satunya, Anna harus mempercepat mengerjakan soal ujian itu.

Anna mempercepat mengisi lembar soal.

Wanda menoleh samping kanannya. Lanjutkan Na." bisiknya amat kecil.

Seluruh mata dalam ruangan itu, melihat Anna berdiri untuk mengumpulkan lembar jawabannya.

"Wahhh hebat." seorang yang duduk di barisan depan.

Anna mengumpulkan lembar ujiannya. "Udah boleh keluar Buk?" tanya Anna.

"Silahkan keluar."

Satu kelas dibuat kagum oleh Anna. Hanya butuh beberapa menit mengerjakan ujian itu. Padahal soal hari ini banyak dan sulit untuk dikerjakan.

"Aku bukan pintar tapi lapar." ujar Anna sambil membuka pintu kelas.

Butuh beberapa jam, akhirnya semua mahasiswa mengumpulkan lembar jawabannya. Penuh kebahagiaan bisa mengerjakan ujian hari ini.

Ayu AnindiraWhere stories live. Discover now