23

2.6K 147 1
                                    

    Saat ini Alian sedang menghisap puting Anza membuat Anza sesekali meringis karena hisapan Alian yang sangat kuat. Saat mereka berada di posisi itu tiba tiba terdengar suara pintu di ketuk dari luar.

"Anza, Alian papa masuk ya?" Ucap Divan dari luar ruangan.

"I-iya pah" Jawab Anza sedikit takut dan malu.

Divan membuka knop pintu kamar tersebut dan langsung di suguhkan dengan pemandangan Anza dan Alian yang terbalut selimut dengan kepala Alian yang berada di dada Anza dan terlihat seperti menghisap.

"Alian lepas ada papa sama daddy" Ucap Anza yang terus mencoba melepaskan dirinya dari Alian.

Divan tersenyum lalu menghampiri mereka berdua denga Anza yang sibuk melepaskan diri dari Alian dan Alian yang terus menahan Anza dan terus menghisao putih Anza.

"Eumm pah maaf ya Anza ga bisa nemuin kalian ke bawah" Ucap Anza tidak enak.

"Gapapa lagian kita ke sini cuma mau-"

"ALIA ANZA I'M COMING, GUE NGINEP YA!!!" Teriak Caca yang langsung mematung saat melihat mereka berdua.

"omaygat gue ga lihat astaga!" Ucap Caca memutar tubuhnya.

Reva yang mengikuti Anza hendak pergi ke kamar Alian dan Anza pun langsung di tarik keluar oleh Caca.

"Anaknya silvi bener bener" Ucap Hino menggeleng gelengkan kepala nya.

"Ya, jadi mereka berdua mau nginep boleh kan? Sebenernya Reva aja tapi Caca ikut untung Helmi ga ikut" Ucap Divan.

"Iya pah gapapa biar aku tidur bareng Alian aja" Ucap Anza membuat Divan membulatkan matanya.

"Jadi selama ini kalian ga tidur bareng?" Anza menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu menggeleng pelan. Divan menghela nafas pelan.

"Lian kamu ga mau lihat papa gitu?" Ucap Divan melihat Alian tengah fokus dengan aktivitas nya sendiri tanpa mau menoleh ke arah papa dan daddy nya itu.

"Alian demam pah" Ucap Anza membuat Divan membulatkan matanya.

"Pantes manja, udah minum obat?" Tanya Divan sambil mendekat ke arah Alian dan mengecek suhu tubuh Alian dengan punggung tangannya yang ditempelkan di kening Alian.

"Kenapa bisa sakit kaya gini?" Tanya Divan.

"Maafin Anza ya pah, tadi Anza nitip makanan pas pulang sekolah jadinya Lian hujan hujanan" Ucap Anza.

"Yaudah paling besok sembuh" Ucap Divan sambil tersenyum.

Melihat anaknya yang sedang menempel pada Anza dan sedang menghisap dada Anza membuat Hino teringat dulu yang melakukan sama halnya dengan Alian. Ini yang di sebut buah tak jatuh jauh dari pohonnya.

Saat pulang nanti Hino berencana meminta hal yang sama pada Divan tapi seperti nya tidak hanya menghisap puting Divan tapi juga melakukan hal lain.

"Mommy!!! Kenapa Helmi ga di ajak!" Suara Helmi menggelegar di seluruh sudut ruangan.

"Loh kamu kesini sana siapa?" Tanya Divan melihat anaknya tiba tiba berada di sana.

"Naik ojek"

"Pokoknya Helmi ikut nginep ga mau tau" Lanjutnya sambil membawa tas berisi baju baju nya.

"Tidur di lantai mau?" Tanya Divan

"Gak lah mom, tidur sama bang Alian lah" Jawab Helmi.

"Abang kamu sakit lagian abang kamu tidur bareng Anza" Ucap Divan.

"Yaudah bareng om Reva" Ucap Helmi dengan santainya memanggil Reva dengan sebutan 'om'

"Yaudah kamu di sini aja" Ucap Hino tersenyum smrik sambil menatap Divan. Sedangkan Divan yang di tatap seperti itu hanya menatap malas suaminya itu.

***

Keesokan harinya di hari minggu Anza beranjak dari tidurnya setelah selalu di tahan oleh Alian. Hal pertama yang Anza lakukan adalah mengecek suhu tubuh Alian. Anza menempelkan punggung tangannya pada dahi Alian ternyata masih panas.

Anza langsung bersiap siap pergi ke bawah untuk memasak ia kali ini memasak sedikit banyak untuk Helmi, Reva dan Caca. Anza juga memasakkan bubur untuk Alian.

Setelah beberapa saat akhirnya Anza selesai dengan acara memasaknya. Tepat di saat itu Helmi, Reva, dan Caca kelaur dari kamar begitupun Alian.

"Wih banyak banget" Ucap Caca terkagum melihat berbagai macam makanan di meja makan.

Alian yang baru saja turun langsung mendekat ke arah Anza lalu memeluk Anza dari belakang, menaruh kepalanya di pundak milik Anza.

"Nih aku udah buatin bubur" Ucap Anza sambil tersenyum.

"Suapin" Ucap Alian dengan manja.

"Yaudah duduk yang bener dulu jangan kaya gini" Ucap Anza mencoba melepaskan tangan Alian yang melingkar di pinggangnya.

"Yok kita makan gausah lihat drama perbucinan ini" Ucap Caca pada Reva dan Helmi.

Alian duduk di sebelah Anza dan Anza yang menyuapi Alian dengan telaten.

"Nanti jadi ikut apa ga?" Tanya Caca pada Anza tentang rencana ke mall bersama yang lain.

"Ga" Jawab Alian dengan tatapan datar.

Anza tersenyum "kaya nya enggak deh ca, gue mau fokus ngerawat Alian aja" Ujarnya.

Saat sedang asik memakan makananya sendiri sendiri Reva tiba tiba menatap Anza yang tidak makan sama sekali.

"Anza ga makan?" Tanya Reva melihat Anza hanya menyuapi Alian bahkan piring nya saja kosong.

"Habis ini" Ucap Anza.

Reva menyodorkan sesendok makanan pada Anza. "Setidaknya makan juga" Ucap Reva.

Anza tersenyum kikuk lalu menoleh ke arah Alian yang menatapnya dengan tatapan datar tapi Anza mengerti kalo Alian tidak suka degan hal itu.

"Eumm aku makan nanti aja kak habis ini juga selesai, maaf" Ucap Anza sambil tersenyum tidak enak.

Reva terkekeh pelan "oke oke aku tau kok kalau lagi jaga hati" Ucap nya.

"Nah mangkannya om jangan deket deket bang Anza" Ucap Helmi laku di anggukkan oleh Caca.

"Kakak aja mi, gue ga setua itu ya ampun" Ucap Reva sambil mengacak acak rambut Helmi.

"Cih pihak atas kok gemesin gini, yang ada b×b alias boti × boti" Ucap Caca melihat ekspresi Helmi yang mengkerutkan bibirnya seperti anak kecil dan itu terlihat lucu.

"Emang gue bilang gue suka cowo?"

"Ada tuh adiknya si Geran"

"Yaaaa salah besar, Fazan itu gada tempat di hati gue"

"Bocil udah cinta cintaan, sekolah yang bener"

"Gue sama bang Alian mah udah pinter dari lahir keturunan mommy gue, untung bukan keturunan daddy"

"Gue bilangin ke kak Hino kamu ya" Sahut Reva tiba tiba.

"Jangan dong om nanti uang jajan Helmi di potong, jangan ya?"

"Sekarang tinggal minum obat" Ucap Anza pada Alian. Sedari tadi mereka berdua hanya menyimak perdebatan ketiga orang tersebut hingga tak di sangka bubur yang Anza suap kan ke Alian sudah habis dan kini waktunya Alian meminum obat nya.

"Oke pinter" Ucap Anza lalu mengecup singkat bibir Alian didepan ketiga orang yang selesai dengan acara perdebatannya.

---

AlianzaWhere stories live. Discover now