3

3.4K 181 2
                                    

     Jam istirahat berbunyi semua murid bubar entah kemana, ada yang ke kantin, ke perpustakaan, ke taman, atau mungkin hanya duduk duduk di kursi yang di sediakan di sekitaran sekolah.

"Ke perpustakaan" Ucap Alian membuat Anza menghela nafas kasar ia sangat tidak suka dan malas.

Saat Anza hendak berdiri tiba tiba seorang siswi yang seperti nya adalah adik kelas datang ke kelasnya sambil membawa paper bag entahlah isinya apa.

Siswi itu berjalan mendekati Alian lalu tersenyum. Tapi Anza merasa senyuman nya hanya tertuju pada Alian.

"Kak, ini jadi ucapan makasih karena udah anter aku pas hujan kemarin, dan aku mau ngomong sama kakak" Ucap siswi itu yang Anza yakin adalah Gina.

Alian menyiritkan kedua dahinya bingung.

"Aku... Suka sama kakak" Ucapnya.

"Sorry tapi gue ga" Ucap Alian.

"Gapapa kalo kakak belum bisa bales perasaan aku tapi aku bakal terus suka sama kak Alian" Ucapnya sambil tersenyum meskipun senyuman itu menampilkan kesedihan karena dirinya di tolak mentah mentah.

Anza tersenyum ketika Alian mengatakan bahwa ia tak menyukai siswi tersebut, dengan seperti itu ia tidak akan bersaing dengan siapapun. Hanya saja paper bag dari siswi tadi di Terima oleh Alian tapi tidak apa hanya sekedar ungkapan rasa terimakasih ga lebih.

 
***

Sekarang Anza sedang berada di suatu cafe bersama dengan Caca, Geran, Eil, dan yang terakhir Alian.

Mereka kini sedang mengerjakan tugas kelompok dan kebetulan mereka satu kelompok. Sebenarnya bukan kebetulan tapi atas kainginan karena anggota kelompok di tentukan sendiri dengan syarat berisi lima orang. Jadilah Caca segera merenggut Alian dan Eil sebelum di bawa ke kelompok lain baru setelah itu Anza dan Geran.

"Oke jadi sekarang kita ngapain dulu?" Tanya Anza.

"Beli minum dulu ga sih" Saran Caca.

"Beli aja aku langsung ngerjain bagianku" Ucap Eil sambil mencatat.

"Yaudah deh mau gue pesenin ga kalian berdua?" Tanya Caca pada Alian dan Eil.

"Aku milkshake cokelat aja" Ucap Eil sambil tersenyum manis.

"Lo Al?" Tanya Caca.

"Samain" Ucap Alian tetap fokus pada pekerjaannya.

"Emang lo suka milkshake cokelat, jus alpukat sama matcha latte?" Tanya Anza karena itulah yang akan mereka pesan nantinya.

Alian tidak menjawab ia tetap fokus pada tugasnya karena dari semua ialah yang mendapat tugas paling banyak, sedangkan Geran hanya menulis sedikit dan akan menjadi orang yang presentasi di depan.

"Yaudah Lian lemon tea aja" Ucap Anza yang langsung di anggukkan oleh Caca.

Anza dan Geran pun ikut menyusul Eil dan Alian mencatat materi materi tersebut sembari menunggu Caca selesai memesan.

Setelah beberapa saat akhirnya Caca kembali dan tinggal menunggu minuman mereka di antarkan.

Caca yang melihat mereka semua sibuk menulis akhirnya ia juga ikut mengerjakan bagiannya saja.

Hanya kesunyian dan suara gesekan pulpen yang berada di meja tersebut, mereka semua sibuk dengan tugas masing masing.

Hingga tiba tiba salah satu pegawai cafe mengantarkan pesanan mereka membuat Caca sontak mendongak lalu tersenyum kepada pegawai cafe yang menurutnya tampan itu.

Anza juga menatap kagum pegawai itu tapi ia segera mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Setelah pegawai itu selesai mengantarkan minuman mereka, tiba tiba seseorang memanggil nama Alian.

"Bang Lian!" Sapa seseorang.

Mereka semua sontak menoleh melihat siapa yang memanggilnya Alian itu.

"Helmi! Lo ngapain di sini cil?" Tanya Caca.

Helmi adalah adik Alian yang umurnya berbeda empat tahun dengan Alian. Sekarang Helmi duduk di bangku SMP kelas 9.

"Mau kerja kelompok bareng temen" Ucap Helmi menujuk ketiga temannya.

"Eh zan lo temenan sama Helmi?" Tanya Geran pada adiknya yang bernama Fazan.

"Hooh bang, masa lo baru tau sih" Sinis Fazan pada abangnya itu.

"Kalian ngapain di sini?" Tanya Helmi balik.

"Lo ga lihat hah kita ngapain?" Sinis Caca pada adik sepupunya itu.

"Oalah, yaudah kita gabung ya bang, kak" Ucap Helmi lalu di anggukkan oleh mereka.

Meja tersebut lumayan luas ada setengah tempat tidak terpakai alhasil di pakai oleh Helmi dan teman temannya untuk mengerjakan tugas mereka.

Helmi duduk di sebelah Anza sedangkan Anza duduk berhadapan dengan Alian.

Mereka mengerjakan tugas mereka sendiri sendiri dengan tenang tidak ada suara sama sekali kecuali suara goresan pulpen dan pensil pada kertas.

"Eh bang punya tip-x ga?" Tanya Helmi.

"Ada tuh" Ucap Anza hendak mengambilkan Helmi tip-x tapi Helmi juga ikut mengambilnya  dan tak sengaja minuman Anza yaitu matcha latte tersenggol lengan Helmi dan Anza membuatnya tumpah ke tumpukan kertas kertas yang sudah Alian tulis.

"ANZA!!!" Alian langsung berdiri menghindari tumpahan minuman tersebut tapi kertas kertasnya sudah tidak bisa terselamatkan, mungkin masih bisa terbaca tapi beberapa sudah ada yang pudar.

"LO BISA GA SIH GA BUAT PERKARA HAH!!!" Bentak Alian yang sudah murka dengan Anza. Mana besok seharusnya sudah harus jadi dan siap di presentasi kan tapi semuanya hancur. Tidak semuanya tapi sebagian besar.

"M-maaf gue ga sengaja" Ucap Anza sambil menundukkan kepalanya.

"Bang, yang salah itu gue, gue yang nyenggol gelasnya mangkannya tumpah" Ucap Helmi.

"LO DIEM!!!" bentak Alian pada adiknya itu membuat Helmi terlonjak kaget.

"M-maaf nanti gue kerjain lagi" Ucap Anza.

"GUE GA MAU TAU, BESOK SEMUA HARUS SELESAI!!!" Bentak Alian lalu pergi dari cafe itu, ia mengendarai motornya tanpa arah.

Di cafe, Anza tengah membereskan kertas kertas yang terkena tumpahan minumannya tadi, ia mencoba mengeringkannya dengan tisu agar tulisannya tidak semakin pudar dan ia masih bisa membacanya untuk di salin ulang di kertas baru.

"Za, nanti aku bantu, kamu gausah khawatir mungkin Alian lagi emosi aja tadi" Ucap Eil mencoba menenangkan Anza.

Anza lalu tersenyum. "Gausah biar gue aja, lagian ini kan gara gara gue" Ucap Anza.

"Bang, maafin gue ya, gara gara gue bang Anza kena imbasnya" Ucap Helmi.

"Gapapa, lagian siapa sih yang ga marah kalo tugas yang di kerjain susah susah giliran hampir selesai di rusak gitu aja, jadi mungkin dia tadi kebawa emosi aja" Ucap Anza sambil tersenyum agar Helmi tidak terlalu memikirkannya.

Jam menunjukkan pukul 19.00. Tadi mereka kembali mengerjakan tugas tersebut dengan Anza yang mendapatkan bagian berkali kali lipat lebih banyak dari bagiannya karena kecerobohan nya tadi.

"Aduh gue udah selesai nih, lo gimana?" Tanya Caca pada Geran dan Eil.

"Gue udah selesai dari tadi" Ucap Geran.

"Aku sih udah tapi Anza gimana?" Tanya Eil.

"Yaudah guys kita pulang aja, nanti sisanya sama bagiannya Lian biar gue aja" Ucap Anza.

Mereka pun membereskan meja tersebut lalu pergi dari cafe itu dengan Anza yang membawa banyak peralatan.

"Za, kamu serius kan gapapa? Kalo ga bisa bilang aja aku siap bantu kok" Ucap Eil karena tak tega dengan Anza yang terlihat lelah tapi harus tetap melanjutkan tugas tersebut.

"Aman, besok beres tenang aja" Ucap Anza lalu mengendarai motornya pergi dari area cafe tersebut.

---



AlianzaWhere stories live. Discover now