17

2.8K 178 3
                                    

Hari hari berlalu, hubungan Alian dan Anza berjalan dengan baik baik saja. Namun mereka belum juga memberi tau teman temannya bahwa mereka sudah bertunangan, hanya Caca dan Arta yang tau, tapi meksipun mereka berdua tau Alian dan Anza bertunangan, tapi mereka tidak tau kalau hubungan Alian dan Anza semakin dekat dan mulai menyukai satu sama lain.

Sekarang Alian, Anza, Geran, Eil, Caca, dan Arta sedang berada di kelas sambil menggibah karena jam terakhir adalah jam kos. Lebih tepatnya yang menggibah hanya Anza, Caca, Geran, dan Eil yang lain hanya menyimak.

"Saat sedang asik asik menggibah tiba tiba saja seseorang menghampiri mereka. Siapa lagi kalau bukan Gina. Lebih tepatnya hanya menghampiri Alian.

"Kak nanti katanya rapat OSIS ya?" Tanya Gina basa basi.

"Hmm"

"Ohh, yaudah makasih info nya kak" Ucap Gina sambil tersenyum.

"Tanya gitu doang kenapa ga tanya di grup atau WA aja sih?" Sinis Caca, karena dari beberapa hari belakangan Gina selalu bolak balik ke kelas mereka untuk menemui Alian dan bertanya tetang hal yang sepele.

Gina hanya tersenyum menanggapinya. "Yaudah kalau gitu aku pergi dulu, oh iya ini dari aku kak di makan ya" Ucap Gina.

Kecuali bertanya hampir setiap hari Gina membawakan makanan untuk Alian membuat Caca bosan sendiri. Padahal yang di berikan makanan siapa yang bosan siapa.

"Udah lah gin, lo kenapa sesuka itu sih sama Alian, dia itu ga suka sama lo, cari cowo yang lain yang mau sama lo, jangan jual murah diri lo buat satu cowo yang ga bisa ngehargai lo" Jelas Caca.

"Tapi kak-"

"Udah mending lo sekarang intropeksi diri lo, gue ga nyuruh lo berhenti buat suka Alian tapi gue kasihan sama lo yang selalu ga di hargai" Ucap Caca.

"Eum yaudah kak aku pergi dulu" Ucap Gina sambil menundukkan kepalanya.

"Kak Caca bener, aku kaya cewe murahan yang ngejar cowo yang ga suka sana aku" Batin Gina.

"Ca, lo kok gitu banget sih?" Ucap Anza tak tega dengan Gina, meskipun Gina mengejar ngejar Alian tapi kan Alian tetap miliknya.

"Bodo amat biar ngerti tuh anak" Ucap Caca memutar bola matanya malas.

Anza, Alian, dan Arta hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya.

Di satu jam terakhir, Alian keluar dari kelas untuk pergi ke ruang OSIS mempersiapkan keperluan untuk rapat nanti.

Di ruang OSIS sudah ada beberapa orang yang sibuk dengan pekerjaannya tapi ada juga yang hanya duduk duduk di sofa termasuk Rio dan anak laki laki lainnya.

Yang berada di ruang OSIS sekarang hanya anak anak yang kelas nya jam kosong jadi tidak semuanya ada di ruangan itu.

"Eh Alian" SapaTiffany Salah satu anggota OSIS yang paling cantik di sana tapi mereka tak memandang fisik, mereka menganggap semua sama rata.

"Bantuin Al" Ucap anggota lainnya.

"Hmm" Alian lalu membantu mereka semua, sedangkan Rio dan beberapa temannya yang duduk duduk di sofa kini ikut membantu karena takut jika akan di marahi oleh si ketos.

Di sisi lain Anza, Geran, Eil, Caca, dan Arta berjalan menuju parkiran setelah bel pulang berbunyi beberapa menit yang lalu.

"Yaudah ya gue duluan" Ucap Anza meninggalkan teman temannya itu.

Sesampainya di apartemen Anza langsung mengganti seragamnya dengan baju rumah. Ia menggunakan hotpants dan kaos putih yang panjang nya sebatas pinggang, mungkin jika Anza mengangkat tangannya, pinggang rampingnya akan terekspos.

"Ngapain enak nya" Ucap Anza memikirkan sesuatu agar dirinya tidak gabut di rumah sendirian. Ia juga tidak tau Alian akan pulang jam berapa dan ia menyesal tidak menghampiri ruang OSIS dulu sebelum pulang tadi karena rapat di mulai saat semua siswa dan siswi sudah pulang.

Anza berjalan ke arah dapur ingin mengambil Camilan tapi ia tidak menemukan camilan apa apa, minuman pun sudah habis sisa minuman bersoda saja.

"Ke supermarket aja deh" Ucap Anza lalu kembali ke kamar untuk mengambil beberapa lembar uang lalu pergi dari apartemen menuju supermarket yang jaraknya tidak jauh dari apartemen, bahkan ia bisa berjalan kaki untuk ke sana.

Di supermarket, Anza mengambil beberapa camilan, minuman dan beberapa bahan makanan untuk persediaan di rumah.

Anza melihat lihat apa yang ia butuhkan. Hingga saat melewati rak camilan, Anza tertarik dengan snack yang berada di rak atas. Ia mencoba meraih snack itu tapi tidak sampai.

Hingga akhirnya seseorang mengambil snack tersebut lalu tiba tiba ada tangan yang melingkar di pinggang nya. Anza yang kaget langsung menoleh ke arah yang mengambilkannya snack itu.

"Nih" Ucap nya

Anza lebih kaget lagi ketika seseorang yang mengambilkan itu adalah Alian.

"Kenapa pake baju sama celana kurang bahan ini hmm?" Tanya Alian lalu menarik pinggang Anza hingga tidak ada jarak sama sekali di antara mereka. Alian lalu menarik baju Anza yang sedikit terbuka yang memperlihatkan pinggang ramping nya.

"Kok udah pulang?" Tanya Anza mengalihkan pembicaraan.

"Jawab dulu" Ucap Alian dengan nada dingin membuat Anza sedikit merinding.

"Eum... Iya iya tadi males ganti mangkannya langsung pake baju ini, lagian deket juga" Ucap Anza.

"Lo kenapa ada di sini?" Tanyanya.

"Beli minum tp malah ketemu lo" Ucap Alian sambil melepas jaket yang ia kenakan lalu memasang nya di tubuh Anza.

"Ih ga mau, panas" Ucap Anza hendak mengambil jaket itu tapi Alian menahannya.

"Tubuh lo punya gue, ga boleh ada yang lihat tubuh lo selain gue, paham?"

"Tapi panas Lian"

"Pake atau lo gue bikin ga bisa jalan" Bisik Alian tepat di telinga Anza membuat Anza bergidik ngeri.

"I-iyaudah deh" Gugup Anza.

"Udah selesai?"

"Belum, masih banyak yang harus di beli" Ucap Anza membuat Alian menghela nafas berat.

"Cepetan, gue ga mau ada lebih banyak orang lagi yang lihat tubuh lo" Ucap Alian.

"Lah kan udah pake jaket" Ucap Anza.

"Tetep aja, lihat paha lo" Ucap Alian. Memeang benar, Anza kini memakai jaket yang sedikit kebesaran di tubuh nya membuat jaket itu menutupi tubuh nya sekaligus celana yang ia gunakan.

"Bawel" Ucap pelan tapi masih bisa di dengar oleh Alian.

Alian langsung menarik pinggang Anza kembali membuat Anza sedikit kaget.

"Bilang apa?"

"E-enggak"

"Nurut bisa?"

"I-iya maaf"

Alian tanpa basa basi langsung mencium bibir Anza lalu sedikit melumat nya.

"Mhhppp Lian, ini di luar nanti kalo ada yang lihat gimana?"

"Salah sendiri siapa suruh ngatain gue?"

"Maaf" Ujar Anza menundukkan kepalanya.

Alian tersenyum tipis lalu mengelus puncak kepala Anza lalu mencium keningnya.

---

AlianzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang