12

2.6K 154 4
                                    

    Keesokan harinya Anza dan sampai di sekolah terlebih dahulu. Ia tidak bersama dengan Alian karena Alian nantinya akan pulang telat karena ekskul basket nya. Anza menyiritkan dahinya kala melihat Geran berjalan sendiri. Biasanya ia bersama dengan Eil dan raut wajahnya juga sudah mengatakan bahwa ia sedang tidak baik baik saja.

"Ran, lo kenapa sih?" Tanya Anza karena terlihat Geran hanya melamun sedari tadi.

"Ga" Jawab Geran singkat.

"Gue mau bolos" Ucap nya lalu tatapannya beralih ke Anza.

"Ikut! Gua udah lama ga bolos!" Ucap Anza.

"Kita bolos kemana nih?"

"Rooftop, gue mau nyebat di sana" Ucap Geran mengambil rokok dari saku celananya lalu menunjukkannya kepada Anza.

"What!? Bukannya lo janji buat ga ngerokok demi Eil?" Tanya Anza.

Memang saat itu di saat mereka kelas sebelas, Geran ketahuan ngerokok dan akhirnya di marahin habis habisan oleh Eil. Eil bilang bahwa dirinya akan menjauhi Geran jika sampai lelaki itu masih merokok. Karena kecuali tidak baik untuk kesehatan, Eil sangat tidak suka dengan bau nya. Dari situ lah Geran berhenti merokok karena tidak ingin jika Eil menjauh darinya.

"Sekali sekali gapapa lah" Ucap Geran.

"Gila lo! Kasian Eil anjing" Umpat Anza.

"Tapi dia ga kasihan ke gue" Ucap Geran sambil tersenyum smrik.

"Oke rooftop. Tapi setelah istirahat gue mau balik ke kelas" Ucap Anza lalu di anggukkan oleh Geran.

Mereka pun kini berjalan beriringan menuju rooftop sekolah mereka. Entah lah apa yang akan di lakukan mereka di sana nantinya. Yang pasti tidak melakukan hal yang tidak tidak kecuali merokok.

Beberapa menit kemudian, Eil sudah berada di sekolah bersama dengen Caca. Ia melihat tas Geran yang sudah berada di kursi tapi tidak ada tanda tanda Geran berada di sana.

Alian yang juga baru datang lihat kursi Anza yang kosong hanya ada tas nya saja menyiritkan dahinya bingung. Lima menit lagi bel akan berbunyi, jika Anza tidak datang selama lima menit lagi, artinya dirinya membolos di jam pertama.

Berbeda dengan Alian yang tampak tenang, Eil malah terlihat sangat panik. Ia mencari cari Geran di setiap sudut sekolah tapi tidak ketemu, tujuannya sekarang adalah rooftop tapi ketika hendak melangkah ke rooftop bel tanda masuk berbunyi. Ia mengurungkan niat untuk pergi ke rooftop dan kembali ke kelas.

Pelajaran di mulai seperti biasa, dan benar saja Geran dan Anza di beri keterangan Alpa.

Selama pelajaran Eil tidak terlalu fokus, pikirannya bercabang kemana mana, rasa takut, panik, khwatir menguasai dirinya apalagi saat Geran pergi menghindar darinya seperti yang di lakukannya saat ini.

"Tenang Eil, lima menit lagi bel istirahat, gue bantuin nyari Geran sama Anza. Gue yakin mereka bolos barengan" Ucap Caca lalu di anggukkan oleh Eil.

Bel istirahat sudah berbunyi. Eil yang biasanya hanya berdiam diri di kelas kini tegesa gesa pergi keluar kelas hingga Caca kualahan mengejar Eil yang berjalan cukup cepat dengan sedikit berlari.

"Eil tungguin, Geran ga bakal ilang kok!!!" Teriak Caca dengan nafas terengah engah.

Jujur ia tidak tau apa yang sedang terjadi dengan Geran dan Eil sehingga mereka menjadi seperti ini.

Dari belakang Alian mengikuti mereka berdua dengan berjalan santai. Meskipun berjalan santai ia masih bisa mengimbangi langkah cepat mereka sampai akhirnya mereka bertiga sampai di rooftop sekolah.

AlianzaWhere stories live. Discover now