The False Curse

32

Sinar matahari pagi menyeruak dari kaca jendela besar yang tirainya baru saja dibuka oleh seorang peri rumah bertubuh mungil. Peri rumah itu mengenakan celemek berwarna hijau gelap berbahan beludru yang terlihat mahal, dengan cekatan menyibak satu-persatu tirai beludru panjang yang menggantung pada seluruh kusen jendela pada sebuah kamar yang nampak luas dan tertata rapi. Tangan-tangan mungil peri rumah itu segera beralih pada meja nakas kecil yang berada tepat di sebelah ranjang bernuansa putih besar di mana helaian rambut coklat keemasan menyembul dari gulungan selimut di atasnya.

"Selamat pagi, Miss Cassie." Suara peri rumah mungil itu terdengar menggema di dalam kamar yang penuh dengan atribut dan pernak-pernik khas Gryffindor. Mulai dari bendera-bendera bergambar singa yang menggantung di sudut-sudut kamar, syal bertuliskan Gryffindor dalam huruf besar di atas kepala ranjang, hingga pernak-pernik kecil bernuansa emas dan merah yang dipajang di meja dan rak-rak kayu.

Si pemilik rambut coklat keemasan yang helaiannya berserakan tak beraturan di atas bantal itu bergerak perlahan dalam gulungan selimutnya. Tangan kanannya terjulur ke atas sementara tangan kirinya mengusap sebelah matanya yang merasa silau karena cahaya matahari pagi yang menembus kaca jendela kamarnya.

"Oh, selamat pagi, Seezy." Sapa Cassiopeia Malfoy dengan suara serak khas bangun tidur pada Seezy si peri rumah yang bekerja di Malfoy House. Seezy segera menyodorkan segelas air putih pada nona muda itu yang langsung kandas isinya. "Terima kasih, Seezy." ucap Cassie setelah menguap lebar untuk kesekian kalinya.

"Sama-sama, Miss. Apalagi yang Anda perlukan, Miss ?" Tanya Seezy sambil mengambil kembali gelas tersebut dari tangan Cassie dengan cekatan.

Cassie menggeleng pelan sambil mencoba menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang. Ia mengerjapkan mata beberapa kali, memandang ke arah halaman belakang rumah mereka yang rimbun oleh pepohonan melalui jendela kamarnya yang besar-besar. Rambut coklat keemasannya terlihat sangat berantakan, persis seperti rambut singa Gryffindor yang tergambar pada plakat perunggu yang menempel di atas kepalanya.

"Kalau begitu Seezy akan pergi sekarang, Miss."

Peri rumah itu menghilang diiringi bunyi 'plop' keras setelah mendapat anggukan persetujuan dari Cassie. Gadis itu menyibakkan selimut tebal dari atas tubuhnya dan mulai menginjakkan kaki di atas karpet beludru tebal di bawah ranjangnya. Ia membuka jendela kamarnya dan aroma rerumputan yang dibasahi embun pagi memenuhi rongga paru-parunya. Suara kicauan burung terdengar dari arah hutan yang berada tak jauh dari Malfoy House. Di balik rimbunnya hutan itu, terdapat pemandangan pegunungan yang membatasi horizon langit terhampar menjulang di kejauhan.

Suasana pagi di Malfoy House memang tidak sesibuk pagi di Malfoy Manor. Tidak banyak pekerja yang sibuk merawat kebun-kebun bunga, ladang gandum, ataupun sekedar menyikat lantai manor yang sangat luas itu. Malfoy House, sebuah rumah berlantai tiga yang sebenarnya masih cukup besar untuk dijadikan tempat tinggal, hanya dihuni oleh lima orang anggota keluarga dan tiga orang peri rumah.

Draco Malfoy membangun rumah ini pada sebidang tanah kosong di tepi hutan tak jauh dari Malfoy Manor ketika menikah dengan Georgiana Capell. Sebagai keluarga baru, ia ingin merasakan hidup mandiri terlepas dari kedua orang tuanya. Meskipun Narcissa Malfoy sempat menentangnya, pada akhirnya wanita itu rela membiarkan putra kesayangannya untuk pergi dari rumah yang telah memiliki sejarah begitu panjang itu, baik yang indah maupun yang buruk.

Setelah mandi dan mengenakan pakaian rumah yang nyaman, Cassie segera menyusuri koridor dari arah kamarnya dan menuruni tangga spiral menuju lantai dasar. Ia berbelok kekiri pada persimpangan tak jauh dari anak tangga terakhir dan sebuah pintu dengan kusen tinggi terbuka lebar, menampakkan ruang makan keluarga Malfoy yang menghadap langsung ke arah pemandangan hutan di samping rumah mereka.