9

26 1 0
                                    

Cassie melipat kembali surat dari ibunya yang baru diterimanya pagi ini saat sarapan di Aula Besar. Regal, burung hantu tua milik Georgiana Malfoy yang berbulu hitam kusam dan berbadan kurus itu menjatuhkan surat ini tepat di atas piring berisi pai labu. Saus blueberry yang meleleh di atas permukaan pai memercik mengotori wajah Cassie.

Untung saja surat itu telah dimantrai dengan mantra anti kotor dan anti basah oleh ibunya.

Tampaknya trauma Regal terhadap Hogwarts belum benar-benar sembuh. Burung hantu malang itu pernah hampir terpanggang hidup-hidup oleh mantra fiendfyre dari salah satu Death Eater yang berusaha membumihanguskan kastil semasa perang dulu. Beruntung, Aunt Ginny berhasil menyelamatkannya pada detik-detik terakhir.

Semenjak itu, Regal selalu gelisah setiap kali dibawa kembali ke Hogwarts. Dokter hewan sihir yang memeriksanya mengatakan bahwa Regal mengalami PTSD - post traumatic stress disorder - yang parah. Bahkan dokter itu menyarankan agar Regal tidak boleh berada di sekitar Hogwarts untuk selamanya.

Keceriaan anak-anak kelas satu yang berlarian di halaman kastil tidak mengalihkan pikiran Cassie dari isi surat yang masih ada dalam genggamannya. Surat itu merupakan surat balasan dari surat yang Cassie kirimkan sebagai jawaban atas surat yang dikirim ibunya satu hari setelah kejadian ia hampir pingsan di kelas pertahanan terhadap ilmu hitam.

Rupanya Uncle Harry benar-benar melaporkan insiden itu kepada ibunya. Cassie merasa dikhianati oleh pamannya itu.

Jika ada satu hal yang sedang mengganggumu, Mama bisa ber-apparate kapan saja ke Hogwarts.

Tidak biasanya ibunya bersikap berlebihan seperti ini, seakan hal yang Cassie alami beberapa hari yang lalu itu merupakan sebuah hal yang besar. Draco dan Georgiana Malfoy merupakan tipe orang tua yang percaya jika membiarkan sang anak memecahkan masalah mereka sendiri akan membentuk kepribadian anak menjadi mandiri dan independen.

Seperti saat Scorpius mendapatkan perundungan dari salah satu temannya ketika ia berada di pre-school Muggle. Seorang temannya merundungnya karena penampilan Scorpius yang sangat mencolok, sangat berbeda dengan rambut pirang platina terang, tulang hidung dan pipi yang tinggi, dan mata abu-abu terang yang selalu tampak penasaran akan segala sesuatu. Draco dan Georgiana hanya memberi nasihat bahwa tidak apa-apa jika Scorpius melawan teman yang menyakitinya.

Keesokan harinya, Draco dan Georgiana dipanggil ke sekolah karena Scorpius memukul hidung teman yang merundungnya.

Dan mereka sama sekali tidak memarahi Scorpius untuk hal itu.

Tapi sejujurnya, walaupun Cassie menolak untuk mengakuinya, kejadian itu cukup mengganggunya akhir-akhir ini. Sekeras apapun ia berusaha untuk mendorong ingatan itu ke bagian paling belakang kepalanya, potongan gambar itu entah mengapa selalu bisa muncul kembali ke permukaan dan membuat kepalanya terasa berdenyut-denyut. Sebenarnya, Cassie juga penasaran dengan hal ini, mengapa kilasan ingatan itu bisa mempengaruhi dirinya sedemikian rupa. Seakan gambar itu adalah sebilah pisau kecil yang melukai kepalanya kapan pun ia memutuskan muncul.

Yang membuatnya janggal adalah kilasan gambar itu terasa seperti bagian dari ingatannya tetapi di sisi lain dirinya juga merasa sangat asing dengan ingatan itu. Padahal bisa dikatakan Cassie adalah segelintir orang yang memiliki kemampuan mengingat yang baik.

Tapi ia benar-benar tidak bisa menemukan potongan ingatan lain yang berkaitan dengan gambar itu.

Cassie menyimpan suratnya ke dalam saku jubahnya ketika ia melihat bayangan tubuh Brian Dupont berjalan menyusuri lorong di samping danau. Melihat pria itu membuat Cassie teringat kalimat aneh yang tiba-tiba diucapkan Adaline Goldstein tiga malam yang lalu.

The False CurseDonde viven las historias. Descúbrelo ahora