23

18 0 0
                                    

Pertandingan final Quidditch antar asrama tahun ini digelar dengan begitu meriah. Semenjak seminggu yang lalu, seluruh kastil telah dihiasi oleh pernak-pernik khas kedua asrama yang akan bertanding, Gryffindor dan Slytherin. Para pendukung kedua asrama bahkan mengenakan semacam pin di dada mereka yang bertuliskan yel-yel dan semangat untuk tim jagoan masing-masing.

Aula Besar juga berhias diri dengan panji-panji khas Gryffindor dan Slytherin. Profesor Longbottom bahkan terlihat duduk dengan tegang di atas kursinya, bersebelahan dengan Profesor Everard yang tampak lebih santai. Kedua kepala asrama itu juga terlibat dalam persaingan tersendiri sejak beberapa tahun lalu.

"Makanlah yang banyak, kau akan menggilas Slytherin hari ini." Fred menepuk punggung Cassie dengan keras, membuat gadis itu hampir memuntahkan kembali bacon yang sedang dikunyahnya. Dia dengan santainya meletakkan beberapa daging ham ke atas piring Cassie hingga membentuk tumpukan tinggi.

Honey menyodorkan piala berisi jus labu yang langsung diteguk habis oleh Cassie. Ia terbatuk-batuk, berusaha menetralisir tenggorokannya yang hampir saja tersumbat. Tatapannya tajam menusuk ke arah Fred yang duduk dengan ceria di kursi di sampingnya.

"Kau akan membunuhnya, Fred." Diane mengacungkan ujung garpunya ke arah Fred, lalu beralih ke arah Cassie. Ia duduk di seberang meja, bersebelahan dengan Alan Creevey yang hari ini mengenakan topi singa Gryffindor - versi mini dari milik Luna Scamander.

Miniatur singa itu mengaum-ngaum beberapa kali sejak pagi tadi, membuat Rose yang duduk di sebelah Creevey memantrainya dengan silencio sehingga singa malang itu terlihat membuka dan menutup mulutnya tanpa suara.

"Rossie, berikan piring itu padaku."

Rose dengan enggan meletakkan buku yang sedang dibacanya dan menyodorkan sepiring daging panggang ke arah Louis. Pria itu duduk berdampingan dengan kekasih barunya, Elsa Ingram, yang terus menempel padanya ke manapun Louis pergi.

"Hey, kenapa kau tak makan di meja mu sendiri ?" Dom menghardik Ingram ketika ia baru saja sampai di meja Gryffindor bersama dengan Lucy. Ia tampak tak suka melihat gadis itu menempel seperti perangko pada adik laki-lakinya,

Louis memberi isyarat kepada Ingram untuk pergi. Gadis itu dengan sangat terpaksa berdiri dari duduknya dan menyempatkan diri untuk melemparkan pandangan sinis pada Dom sebelum berjalan menuju meja Ravenclaw. Dom mendengus kesal, tatapannya masih menusuk punggung Ingram hingga ia lenyap dari pandangan.

"Kau pasti akan menjadi Kakak Ipar yang buruk suatu hari nanti, Dom."

James baru saja tiba bersama dengan Pearson. Bagian depan kemeja keduanya terlihat kusut dan berantakan. Cassie dan Honey bertukar tatapan penuh arti lalu kembali menyuapkan makanan ke dalam mulut.

Domonique hanya mendengus kasar melihat pasangan lainnya yang tak terpisahkan satu sama lain, kemudian segera mengambil tempat duduk di sebelah Rose yang kembali sibuk membaca buku.

"Dan tak perlu memandang Pearson dengan tatapan seperti itu, kau akan jadi adik Ipar yang buruk, sweetie."

James berbisik tepat di telinga Cassie setelah menggeser tempat duduk Fred secara paksa. Dengan enggan Fred menggeser pantatnya dengan mengumpat pelan yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Roxanne. Ia memang benar-benar berperan dengan baik dalam hal menggantikan pengawasan Aunt Angelina pada Fred, bahkan gadis itu terlihat cukup menikmatinya.

"Apa kau sudah siap untuk mengalahkan Al hari ini ?" Tanya Rose pada James yang baru saja akan menyuapkan garpu dengan bacon ke dalam mulutnya yang terbuka lebar.

"Bisakah aku mendapatkan suasana sarapan yang tenang, damai, dan menyenangkan ? Semua orang menanyakan hal yang sama sejak kemarin." gerutu James dengan nada kesal, tak jadi memakan baconnya.

The False CurseKde žijí příběhy. Začni objevovat