11

18 1 0
                                    

Sebuah pukulan ringan mendarat di puncak kepala Cassie, membuat gadis yang sedang berkutat dengan essai ramuan sepanjang tiga meter di depannya itu terlonjak kaget dan mengaduh. Suara tawa Fred Weasley terdengar disusul oleh kekehan James Potter. Trio pembuat keonaran Weasley berdiri menjulang di depan Cassie yang duduk pada salah satu bean bag yang ada di sudut ruang rekreasi Gryffindor.

"Kau akan membuatku mengalami cedera kepala, James Sirius Potter !" Cassie menggeram kesal, mengusap ubun-ubunnya yang terasa sedikit berdenyut. "Kau menggunakan buku Transfigurasi kelas lima setebal dua inchi untuk memukulku ?" tanya Cassie setengah menjerit tak percaya.

James tertawa semakin keras melihat ekspresi kesal Cassie, mengibas-ngibaskan buku bersampul kecoklatan itu depan wajah gadis itu. "Oh, Cassie sweetie. Kau terlalu berlebihan. Aku berbaik hati mengingatkanmu untuk segera bersiap pergi ke perayaan Halloween malam ini."

Cassie menelan kalimat yang akan ia katakan ketika sebuah alarm di dalam kepalanya tiba-tiba berbunyi. Ia baru ingat jika malam ini adalah malam perayaan Halloween. Dan ia sudah berjanji untuk pergi bersama dengan Anthonio Orpington-Lowe pada pukul tujuh malam.

Trio keonaran Weasley terlihat sudah siap untuk pergi ke pesta. James malam ini berdandan menyerupai Albus Dumbledore, dengan kumis dan jenggot keperakan menjuntai hingga lantai dan kacamata bulan separo-nya yang sangat ikonik. Louis tampak begitu rapi menjadi Nick-si-kepala-nyaris-putus, lengkap dengan kepala buatan yang ia tenteng di tangannya. Sedangkan Fred, pemuda itu tampil simpel dengan menjadi Wakefield, seorang mantan pemain Quidditch tahun 1996. Fred hanya mengenakan jubah quidditch tim nasional Inggris dengan tulisan Wakefield besar-besar tercetak di belakangnya.

Benar–benar tipikal Fred Weasley.

"Jam berapa sekarang ?" tanya Cassie panik menyadari anak-anak yang berada di ruang rekreasi telah siap dengan kostum masing-masing. Mereka berdiri mengantre untuk keluar melalui lubang lukisan Nyonya Gemuk.

"Pukul enam tiga puluh." kata Louis menatap ke arah jam saku yang ia keluarkan dari dalam jubah kerah rimpelnya.

Tanpa pikir panjang Cassie segera mengumpulkan pena bulu, perkamen, dan buku-bukunya yang berserakan lalu melompat berlari menuju kamar anak-anak perempuan.

"Kau ke mana saja, Cass ?" Honey bertanya setengah berteriak ketika pintu kamar mereka terbuka dengan suara berdebam yang keras sebelum kepala kecoklatan Cassie menyembul di baliknya.

"Aku mengerjakan esai Ramuan dan tak menyadari kalau hari sudah malam." Cassie menjawab sekenanya sembari mengambil kostum Halloween yang sudah dipersiapkan oleh ibunya dari dalam lemari.

Cassie tengah menggulung rambutnya ke atas lalu menutupnya dengan scarf berwarna keemasan - senada dengan warna jubah yang ia kenakan - ketika menangkap wajah penasaran Olivia Leach pada pantulan cermin di depannya.

"Kau jadi siapa, Cass ?" tanya Olivia menyuarakan ekspresi penasarannya.

"Seraphina Picquery." jawab Cassie, jari-jarinya merapikan bagian depan jubahnya yang berhias detail simbol MACUSA, Kongres Sihir Amerika Serikat yang kedudukannya setara dengan Kementrian Sihir di Inggris. Seraphina Picquery adalah salah satu presiden MACUSA yang terkenal dalam perlawanannya terhadap pengaruh Gellert Grindelwald.

"Kostum apa yang kau pakai, Hon ?" dahi Cassie berkerut melihat penampilan Honey.

Gadis itu berputar dengan ceria, memamerkan detail kostumnya pada Cassie dan Jeanine yang masih tersisa di kamar itu. "Bagaimana menurut kalian ? Malam ini aku menjadi Scarlet Witch." Honey merentangkan kedua tangannya dengan bangga.

Olivia bertepuk tangan perlahan. "Profesor Honestbee pasti akan sangat terharu melihatmu menjadi dirinya malam ini. Kau pasti sangat mengidolakan dia."

The False CurseWhere stories live. Discover now