19

7 0 0
                                    

Hari baru untuk dimulai di Hogwarts. Salju-salju yang menyelimuti seluruh bangunan dan halaman kastil telah mencair. Musim semi mulai datang. Kuncup-kuncup bunga pada semak rodhodendrum di halaman depan mulai bermunculan. Burung-burung hantu kembali berterbangan di langit kastil, keluar dari menara burung hantu milik para murid yang menjadi tempat berlindung selama musim dingin.

Cassie mengeratkan syal yang menggantung di lehernya. Musim semi memang akan segera tiba, tapi udara dingin masih berhembus menusuk kulit. Anak-anak kelas tiga Gryffindor dan Ravenclaw berjalan menyeberangi halaman menuju ke tepi Hutan Terlarang. Di sana, Rubeus Hagrid yang bertubuh besar telah menunggu mereka dengan bersemangat. Sungguh pagi yang menyenangkan dengan Pelajaran Pemeliharaan Satwa Gaib di udara yang dingin ini.

"Pagi, anak-anak." Hagrid menyapa dengan senyuman lebar di antara jenggotnya yang memanjang." Bagaimana liburan kalian ? Kukira kalian sudah tak sabar mengikuti pelajaran pertama semester ini. Hari ini kita akan berkenalan dengan Hippogriffs."

Semua anak berbisik-bisik tak senang. Mereka tahu mengenai reputasi makhluk bernama Hippogriff yang akan mereka pelajari harii ini. Hippogriff dalah makhluk sihir yang sulit ditangani dan sangat sensitif.

"Kemarilah, mendekat kemari, anak-anak." Kata Hagrid sambil melambaikan tangan ke arah para murid yang berjalan takut-takut. Di balik pohon ek di depan mereka, seekor Hippogriff dewasa berdiri dengan angkuh. Matanya yang tajam menatap ke arah mereka, jelas tak suka berada di tengah kerumunan para murid.

"Tak perlu takut, Hippogriff makhluk yang baik. Dia tak akan menyakiti kalian jika kalian bersikap sopan." ucap Hagrid menenangkan anak-anak yang mulai cemas.

Tubuh Honey yang berdiri di samping Cassie bergetar. Sebagai seorang kelahiran Muggle yang sepanjang hidupnya dibesarkan di lingkungan perkotaan muggle, Honey memang tak pernah terbiasa dengan makhluk-makhluk dunia sihir yang kadang-kadang bertubuh besar dan menyeramkan.

"Namanya Buckbeak, Hippogriff milik Harry Potter." Hagrid melemparkan seekor musang ke arah Hippogriff itu yang dengan sigap ditangkap oleh Buckbeak menggunakan paruhnya yang kokoh dan tajam.Cassie tak bisa membayangkan hal-hal mengerikan apa saja yang pernah dilakukan paruh itu. "Siapa yang ingin pertama mencoba ?"

Cassie menelan ludahnya. Kalau tidak salah James memang pernah mengatakan sesuatu tentang Hippogriff peliharaan ayahnya. Dan kalau tidak salah pula James sempat berkata bahwa Hippogriff itu hampir merobek lehernya.

Suasana hening, tidak ada anak yang berani mencoba. Hagrid terlihat sedikit kecewa, namun beberapa saat kemudian matanya bersinar saat melihat ke arah Cassie.

"Bagaimana jika kau mencobanya, Cass ?" Kata Hagrid dengan ceria. "Buckbeak memang pernah bermasalah dengan Ayahmu dulu, tapi kuyakin dia akan lebih ramah padamu. Buckbeak sudah dilatih untuk terbiasa dengan kehadiran para penyihir."

Cerita mengenai pertengkaran antara Lucius Malfoy dengan Rubeus Hagrid memang sempat ia dengar. Perseteruan itu terjadi karena ayahnya, Draco Malfoy, hampir saja mati terkena cakar tajam Buckbeak yang mengamuk. Hasilnya Buckbeak hampir saja dieksekusi oleh Kementerian Sihir jika tidak diselamatkan oleh The Golden Trio.

Karena tak ingin membuat pria besar yang baik hati itu murung, Cassie memberanikan diri untuk melangkah maju. Kakinya bergetar dan keringat dingin mengucur dari dahinya di udara yang sedingin ini.

"Santai saja, Cass, Buckbeak adalah Hippogriff yang ramah." Kata Hagrid memberi instruksi di belakangnya."Kau hanya perlu membungkuk ke arahnya dan tatap matanya. Jangan pernah lepaskan kontak mata kalian sebelum Buckbeak merendahkan tubuhnya kepadamu."

Secara teori memang kedengarannya mudah. Cassie menghirup napas dalam-dalam. Kaki depannya menekuk rendah, wajahnya menatap ke depan ke arah makhluk itu. Matanya memanas karena tak sedikit pun Cassie berani untuk berkedip. Ia menatap lama ke arah mata Buckbeak hingga makhluk itu akhirnya merendahkan kaki depannya setelah tujuh menit mereka bertatapan.

The False CurseWhere stories live. Discover now