18

9 0 0
                                    

Anthonio membimbing Cassie keluar dari area ballroom yang ramai. Mereka berjalan melalui lorong-lorong yang lebih redup dan sepi. Hiasan ukiran yang rumit menghiasi dinding-dinding berlapis pualam yang berkilauan ketika tertimpa cahaya dari lampu-lampu yang menempel di sepanjang dinding lorong.

Setelah berjalan beberapa menit melewati lorong demi lorong, keduanya sampai di sebuah aula yang lebih kecil daripada ballroom tadi. Ruangan itu berbentuk lingkaran dengan atap melengkung seperti interior langit-langit gereja jaman pertengahan. Ornamen dan dekorasi yang ada di ruangan itu masih sama mewah dan indahnya dengan yang ada di ballroom, dengan potret para petinggi senior SpaceNott menggantung di antara kolom-kolom dinding ruangan.

Ternyata mereka tak berhenti di aula itu. Anthonio membuka salah satu dari lima pintu ganda yang ada pada dinding ruangan lalu terus berjalan menyusuri lorong lain sambil menggenggam tangan kanan Cassie. Bangunan-bangunan di kompleks SpaceNott Planetarium and Laboratory memiliki desain tata letak yang rumit, seperti memasuki sebuah sarang laba-laba raksasa. Cassie yakin jika ia dibiarkan menjelajah sendiri, dirinya pasti akan tersesat. 

Mereka kini berjalan di koridor terbuka yang membelah sebuah taman bunga yang sangat luas. Koridor itu memiliki atap kaca yang transparan yang ditopang oleh pilar-pilar pualam yang diberi lampu temaram. Sulur-sulur tanaman berbunga menutupi pilar-pilar pualam itu. Dari tempatnya berjalan Cassie bisa melihat bintang-bintang di langit malam, seperti butiran pasir pantai yang bertebaran.

Anthonio menghentikan langkahnya saat ia merasakan tubuh Cassie yang menggigil di belakangnya. Ia lupa jika gadis itu hanya mengenakan gaun tipis dengan bagian atas yang terbuka, memamerkan bahu dan punggungnya yang pucat, sama sekali bukan pakaian yang tepat untuk dikenakan di luar ruangan saat musim dingin seperti ini.

Anthonio melepas jas yang dikenakannya dan menyelimuti tubuh Cassie dengan jas itu. Ia menarik tongkat sihirnya dan merapalkan mantra penghangat ke sekeliling tubuh mereka.

Mata Cassie melebar melihat Anthonio menggunakan sihir di tempat umum."Bukankah kau belum berusia tujuh belas tahun ? Ini termasuk penggunaan sihir di bawah umur. Bagaimana kalau Kementerian tahu dan mengeluarkanmu dari Hogwarts ?"

Pria itu tersenyum geli melihat kepanikan di wajah Cassie, "Kau tahu, Miss Malfoy, keluargaku menduduki setengah jabatan penting di Kementerian Sihir Inggris. Kakekku seorang anggota senior Wizengamot. Kami bahkan punya pengaruh yang kuat di MACUSA dan Konfederasi Sihir Internasional."

Wajah Cassie yang semula tegang menjadi tertekuk. Dahinya berkerut samar melihat wajah pongah Anthonio. "Aku tak suka nepotisme."

Anthonio terkekeh pelan dan kembali menarik tangan kanan Cassie, menuntunnya untuk melanjutkan perjalanan. Semua orang tahu jika Anthonio adalah cucu buyut Evangeline Orpington, salah satu Menteri Sihir wanita yang mendirikan peron sembilan tiga perempat di Stasiun King's Cross. Hingga sekarang pun, banyak anggota keluarga Orpington yang menjabat posisi penting di Kementerian. Salah satunya adalah ibu Anthonio sendiri, Caroline Orpington, yang menduduki jabatan sebagai Penasihat Menteri Sihir.

"Ke mana kita pergi ?" Tanya Cassie setelah mereka berjalan kurang lebih sepuluh menit masih di koridor terbuka itu. Suasana taman yang tadinya agak rimbun karena dahan-dahan pohon laurel yang tumbuh di beberapa bagian menjadi tampak semakin lapang dengan tanaman-tanaman bunga rendah. 

"Sepertinya kau belum pernah berkunjung ke sini." kata Anthonio di sela suara derik sepatunya yang beradu dengan permukaan lantai.

"Ini pertama kalinya aku mengunjungi SpaceNott. Aku tidak suka terlibat dengan urusan bisnis seperti ini." Kata Cassie yang mulai merasakan pegal di pergelangan kaki-nya. Cassie tak pernah terbiasa berjalan cukup jauh menggunakan sepatu hak tinggi. 

The False CurseWo Geschichten leben. Entdecke jetzt