30

10 0 0
                                    

Cassie menutup buku yang dibacanya dengan keras, membuat beberapa orang yang duduk di dekatnya memberikan tatapan heran ke arahnya. Membaca novel menjadi tidak begitu menarik ketika ada banyak sekali waktu luang seperti ini. Ujian sudah selesai, semua anak hanya menghabiskan waktu dengan bermain di halaman, membaca buku di perpustakaan, atau terbang menaiki sapu mereka di lapangan Quidditch pada sore hari.

"Ada apa denganmu ?" Fred yang sedang bermain catur sihir bersama dengan Rose berkomentar dengan nada datar. Ia menopang dagunya dengan tangan kiri sementara tangan kanannya menjalankan bidak caturnya.

Hanya ada satu hal yang bisa membuat wajah Fred Weasley begitu serius, yaitu jika ia sedang bermain catur sihir. Bahkan saat ujian akhir semester kemarin, Fred masih bisa tertawa-tawa saat harus melakukan mantra pembalik kutukan pada kutukan pengunci kaki yang dilakukan Profesor Viridian.

Cassie berdecak pelan, lalu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi empuk yang sedang ia duduki. Ia menatap ke langit-langit ruang rekreasi yang tinggi lalu memejamkan matanya perlahan, membayangkan hamparan rumput dan pohon oak yang tumbuh di lingkungan Malfoy Manor, atau berkuda di Derbyshire bersama Vivienne, Charolette, dan Delaine, atau berkunjung ke The Burrow dan menangkap jembalang kebun yang berlarian melintasi halaman bersama para sepupu Weasley-Potter. Ia sudah tak sabar untuk menikmati liburan musim panas.

"Sshh." Cassie mendesis keras saat seseorang mengetuk keningnya menggunakan jari dengan keras, mengganggu kegiatannya membayangkan udara segar musim panas Wiltshire yang berhembus pelan, menembangkan helaian rambut coklat keemasannya.

Cassie membuka matanya, menegakkan punggungnya, lalu mengusap keningnya yang terasa berdenyut.

"Bangun, sleepy head ! Keluarlah dari tempat ini dan nikmati sisa musim panas di Hogwarts dengan berjalan-jalan di halaman atau pergi ke Hutan Terlarang." James berkata sok bijak sambil mendudukkan diri pada kursi kosong di depan perapian. Cassie menghunuskan tatapan tajam ke arah pemuda itu yang tentu saja tidak memberikan pengaruh yang berarti padanya.

"Kita tidak diijinkan memasuki Hutan Terlarang, James." ucap Rose yang sedang berkonsentrasi memilih bidak mana yang harus ia jalankan. Fred yang ada di seberang meja tampak menyeringai puas melihat Rose terlihat cukup kesulitan terbebas dari tekanan yang diberikan bidak catur Fred yang mengepung raja milik Rose.

"Sesekali kau harus melanggar peraturan, Rossie. Hal-hal menyenangkan terkadang didapatkan dengan cara ilegal." Fred terkekeh pelan, ia menjentikkan jarinya melihat salah satu jenderal milik Rose mulai bergerak mendekati prajuritnya. Sepertinya Rose jatuh tepat pada perangkap yang sedang ia persiapkan.

"Hal-hal menyenangkan seperti berduel dengan penyihir misterius dan terkena kutukan sectumsempra seperti Cassie maksudmu ?" Roxanne baru saja datang dari arah kamar anak-anak perempuan dengan membawa sekotak penuh coklat kodok. Cassie melempari wajah Roxanne dengan bantal kursi, membuat gadis itu mengaduh.

"Apa kau baru saja datang dari lapangan Quidditch ?" Tanya Cassie yang mengerling ke arah James dengan jersey Chudley Cannon-nya yang masih setengah basah basah.

James bergumam pelan sambil menyisir rambutnya yang lengket karena keringat menggunakan jari-jarinya yang besar dan panjang,"Ya, mencoba beberapa strategi baru, kita harus tetap mempertahankan piala Quidditch tahun depan."

"Berhentilah memikirkan Quidditch dan mulailah fokus pada O.W.L." Louis dengan bijak menasihati sepupunya itu. "Aunt Ginny pasti tidak akan senang jika kau hanya mendapat lima O.W.L."

Semua orang mengalihkan perhatiannya pada Louis yang sedang membaca buku di samping Fred. Mereka melemparkan pandangan seolah-olah pria itu baru saja memenangkan Order of Merlin kelas pertama.

The False CurseWhere stories live. Discover now