12

17 0 0
                                    

Honey mengangkat Puffapod - sejenis kacang polong - dari atas nampan. Ia, Cassie, dan Diane sedang menangani Puffapod-Puffapod yang terus menghasilkan kacang-kacang polong gemuk bulat yang berkilauan berwarna merah muda.

"Kau harus berhenti menumpahkan kacang-kacang Puffapod ke atas tanah, Miss Callot." Profesor Longbottom berteriak dari ujung rumah kaca nomor tiga. Kacang-kacang polong yang berjatuhan dari genggaman Diane bermekaran begitu menyentuh permukaan tanah.

Diane menggerutu kesal, berusaha berkonsentrasi penuh memindahkan kacang polong yang sudah dikupas oleh Cassie ke dalam ember kayu. Dia benar-benar tidak menyukai pelajaran herbologi.

"Aku tak suka Herbologi di musim dingin." Tangan Honey gemetar kedinginan ketika memetik kacang-kacang polong merah jambu itu dan memberikannya kepada Cassie. Pelajaran Herbologi di tengah dinginnya udara bulan November bukan merupakan ide yang bagus.

Cassie membisikkan mantra penghangat ke arah tangan Honey yang langsung dibalas dengan tatapan penuh kelegaan gadis itu. "Kau adalah yang terbaik, Cass. Aku selalu berdoa agar kau bisa menjadi menteri sihir di masa depan."

"Kau bisa melakukannya jika saja tidak tertidur di kelas Mantra."

Honey tampak tak terpengaruh dengan sindiran Cassie dan terus memetik biji-biji Puffapod itu dengan tangan yang lebih kokoh.

Anak-anak Gryffindor dan Hufflepuff menghela napas lega ketika jam pelajaran berakhir. Mereka satu persatu berjalan keluar dan bergegas menuju ruang kelas pelajaran selanjutnya. Cassie mengeratkan syalnya yang menggantung di leher ketika berjalan cepat menyeberangi halaman kastil menuju koridor lantai satu.

Pelajaran berikutnya adalah Mantra yang berada di kelas lantai tiga bersama anak-anak Ravenclaw. Cassie memilih duduk dibangku kedua bersama dengan Helaine Claverdon dari Ravenclaw lalu mengeluarkan Kitab Mantra Standar Tingkat Tiga dari dalam tas kulit. Diane dan Honey sepakat untuk tidak berada satu meja dengan Cassie saat jam pelajaran apapun. Mereka berkata jika Cassie merupakan teman semeja yang buruk - dalam hal ini tidak tidak bisa diajak bercanda di sela-sela pelajaran, selalu menarik perhatian para profesor karena sering melemparkan pertanyaan, dan tentunya terlalu fokus mengikuti pelajaran.

Profesor Flitwick mulai berbicara di depan kelas dan menjelaskan mantra yang akan mereka pelajari hari ini, Mantra Pembeku.

Masing-masing anak segera mencoba mengayunkan tongkatnya ke arah semangkuk air yang tersedia di atas meja dan mulai mengucapkan Mantra pembeku.

"Glacius !" Cassie mengayunkan tongkatnya ke arah mangkuk air dan seketika air di dalam wadah keramik itu membeku.

Profesor Flitwick melihat ke arah mejanya dan tersenyum senang. "Seperti biasanya, Miss Malfoy. Sepuluh poin untuk Gryffindor !" Pria tua itu berseru riang.

Robert Anderson mengucapkan mantranya keras-keras berulang-ulang, namun air di dalam mangkuknya tetap berwujud cair, sedangkan Jeanine memukul-mukulkan tongkatnya dengan gemas pada bibir mangkuk.

"Hati-hati Miss Leopold, kau bisa memecahkan mangkuknya." Kata Profesor Flitwick ketika melintasi meja Jeanine. Wajah kecoklatan Jeanine memerah karena malu.

"Kita sudah memiliki cukup banyak air yang membeku tanpa harus membekukannya dengan mantra pembeku." gerutu Honey sambil mengayunkan tongkatnya dengan malas. Air di dalam mangkuknya hanya membeku di bagian tepi.

"Glacius ! Glacius ! " Diane mengucapkan mantranya dengan penuh konsentrasi, tetapi mantranya belum berefek sama sekali. "Diamlah, Hon, aku sedang berusaha keras di sini."

Honey menghentikan ayunan tongkatnya ketika ia berhasil membekukan air secara sempurna. "Coba kau bayangkan wajah orang yang paling menyebalkan pada permukaan air itu dan ucapkan mantra pembeku dengan sepenuh hati." kata Honey, memberikan sedikit tips pada Diane yang membuat Olivia Leach yang duduk di meja di belakang mereka memutar bola mata.

The False CurseWhere stories live. Discover now