24▫️ Persahabatan

28 2 0
                                    

Sore hari se pulang dari sekolah, Leon mengendarai motor gagahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sore hari se pulang dari sekolah, Leon mengendarai motor gagahnya. Di depan-nya lampu lalu lintas dengan warna kuning yang menyala berganti menjadi warna merah. Leon pun memelankan laju motornya lalu berhenti.

Tak lama, ia tidak sengaja melihat Dilan mengendarai motor gagahnya yang berwarna putih, melaju di sebelahnya, melewatinya dan berbelok ke arah yang di perbolehkan sewaktu lampu merah menyala.

Bukannya arah ke pondok itu lurus, kenapa Dilan berbelok. Mau kemana dia? Seperti nya, aku harus segera berbicara dengan-nya. Ucap Leon dalam hati.

Lalu ia kembali melajukan motornya, berbelok mengikuti Dilan.

Sudah hampir lima belas menit Leon mengikuti Dilan. Dilan baru menyadari, di kaca spion motor nya terlihat. Jika di belakangnya, Leon mengendarai motor gagah melaju searah dengan nya.

Dilan acuh, ia terus melajukan motor gagahnya dengan santai. Sudah tiga menit. Dilan mulai merasa heran. Kenapa Leon masih saja ada di belakangnya?

Untuk memastikan, Dilan berbelok ke arah kanan dan benar saja, Leon juga terlihat berbelok kanan. Sudah jelas Leon sedang mengikuti nya.

Mau apa dia mengikuti ku? Tanya nya dalam hati.

Dilan melaju kan motornya dengan kecepatan tinggi, seperti layaknya pembalap.

Leon di belakang sedikit terkejut, ia pun mencoba mengejar Dilan dengan kecepatan tinggi.

Kebetulan di jalan sana sedang sepi kendaraan. Sehingga Dilan dan Leon lebih leluasa melajukan motor gagahnya dengan kecepatan tinggi.

Leon di kejutkan. Matanya membelalak. Di depan sana Dilan terjatuh dari motor nya. Entah bagaimana ke adaan Dilan, karena dampak kecelakaan tunggal itu.

Segera Leon menghampiri Dilan yang sudah tergeletak di sana.

"A!" Dilan meringis kesakitan.

Tubuhnya tergeletak. Tangan kirinya meraba lengan kanannya, dadanya sedikit meninggi dan sedikit menghadap ke sebelah kanan. Kepala yang mengenakan helm full face pun masih menyentuh tanah. Lalu ia kembali melemaskan badannya, seluruh tubuhnya nya pun kembali lurus. Kini ia benar-benar merasakan seluruh badan nya terasa remuk.

Dengan sekuat tenaga Dilan berusaha bangun. Penuh perjuangan. Kini ia pun sudah di posisi duduk.

Tak lama Leon datang di sebelahnya, langsung berjongkok dengan menempelkan telapak tangannya ke pundak Dilan, ia menatap Dilan khawatir.

"Dilan. Apa kau-" pertanyaan Leon terpotong setelah melihat keadaan Dilan yang tidak terlalu parah. "Syukurlah ke adaan mu tidak terlalu parah."

Dilan acuh tak peduli dan menepis tangan Leon yang menempel di pundaknya, ia pun berusaha untuk berdiri. Tangan Leon sigap untuk membantu Dilan berdiri, namun Dilan menepisnya.

Gadis yang Berbeda (On Going)Where stories live. Discover now