Part 24

3.8K 243 12
                                    

Mobil hitam mengkilat melaju meninggalkan sebuah kafe. Adel dan Ashel kini memutuskan untuk pulang ke rumah. Di perjalanan, mereka berdua diam. Tak ada satu kata pun keluar dari mulutnya. Terlebih lagi Ashel sadar dengan raut wajah Adel yang sedikit marah.

Tak terasa, keheningan itu cepat membawa mereka sampai ke rumah. Adel langsung memarkirkan mobil, setelah itu mematikan mesin. Adel hendak membuka pintu namun tertahan karena panggilan wanita di sebelahnya.

"Del, kamu kenapa?. Dari tadi kamu diem terus loh." Mendengar pertanyaan itu, Adel langsung menggeleng kasar dan menampilkan senyum paksanya. tentu Ashel juga sadar dengan hal itu. Tanpa mengatakan sepatah kata [in, Adel segera turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah.

"Ini gue keterlaluan gak sih?, Udah dikasi numpang malah marahan sama yang punya rumah."

Adel pun tak mengerti akan perasaannya, itu cuma client yang ngajak partner perusahaannya biar tambah akrab. Dan Adel malah menangkapnya dengan maksud lain.

Flasback

Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya orang yang ditunggu pun datang. Tentunya bersama dengan sekretaris-nya juga. "Ah maaf, apa sudah menunggu lama?." Ashel pun menggeleng dan mempersilahkan orang itu duduk berhadapan dengannya. Dan di sebelah mereka ada masing-masing sekretaris-nya.

Orang itu mengulurkan tangan pada Ashel, "Perkenalkan nama saya Azizi Asadel." Ashel pun membalas jabatan tangan tersebut, "Saya Ashel." Setelah itu jabatan tangan pun terlepas.

"Baik, senang rasanya bisa bekerja sama dengan perusahaan anda." Beber Azizi. Ashel pun menyunggingkan senyumnya seraya mengangguk. "Apa anda nanti sore ada kesibukan?, jika tidak saya ingin berbicara dengan anda. Hanya berdua." Mendengar itu, entah kenapa Ashel melirik ke arah Adel seperti meminta saran.

"Baiklah, nanti kirimkan saja lokasinya pada saya." Mendengar Ashel menerima ajakannya, Azizi dengan cepat tersenyum lantas pamit untuk pergi dari sana.

Setelah melalui 'perjalanan' yang cukup memelahkan, kini mereka berdua terusik dengan suara yang datang dari arah luar. Jinan sedikit meregangkan tubuhnya dengan rasa pegal yang menyelimuti. Bahkan untuk berdiri saja susah.

Dengan terpaksa, Jinan menggoyangkan tubuh Cindy agar ia tersadar dari tidurnya. Akhirnya, perlahan mata Cindy mulai terbuka secara perlaha dan tersenyum melihat seseorang yang tengah menatapnya. Puas sekali rasanya memperlakukan Jinan seperti malam kemarin. Ekspresi itu terus terbayang di benak Cindy.

Ashel mengambil beberapa jenak menatap pintu kamar di depannya. Mengumpulkan energi yang cukup, walau hanya untuk mengetuk pintu coklat itu.

Tok Tok Tok

Tak lama, terdengar suara langkah kaki dari dalam kamar. Pintu terbuka dan memperlihatkan muka kantuk dari Adel.

"Eh Del, aku ganggu ya?, maaf deh." Adel lantas menggeleng dan menaikkan satu alisnya maksud hati bertanya. "Bisa temenin aku ke tempat janjian itu nggak?." Tanya Ashel sedikit ragu.

"Ck apaan sih, udah sih sana pergi sendiri aja. Lagian tu orang kan minta ketemuan berdua doang." Decak Adel dalam hati.

"Males banget jadi nyamuk, nambahin sakit hati gw aja."

"Iya, bisa kok." Ashel pun langsung menyunggingkan senyumnya dan mengangguk. "Aku tunggu di bawah ya Del." Adel pun mengangguk dan masuk ke dalam untuk siap-siap.

"Yaudah aku tunggu di sini aja Shel, kan orangnya minta cuma berdua." Ashel yang ingat pun meng-iya-kan ucapan Adel.

"Inget, jangan kemana mana. Aku sebentar doang." Adel mengangguk dan melambai pada Ashel.

"Kok perasaan gw ga enak ya."



"Eh Shel!, kamu kenapa?." Bukannya menjawab pertanyaan Adel, Ashel langsung saja masuk ke dalam mobil. "Arghh, badan aku panash banget Del. Cepetan pulang." Melihat keadaan Ashel yang seperti itu, Adel pun langsung melajukan mobil menuju rumah.

Ashel Namak semakin gelisah ketika sudah memasuki pekarangan rumah. "Udah sampai Shel." Namun Ashel tak menggubrisnya sama sekali.

"Gendong aja apa ya?."






"Kalian?." Kaget Olla melihat teman meeting maminya Jessi.

"Eh Olla, sayang. Kok bisa di sini sih."

"Lah, kalian kenal sama temen anak saya?." Tanya Celine

"Dia anak saya."

"Jadi ini anak yang kalian bilang mau jodohin itu?." Tanya Celine kala sudah selesai dengan pekerjaannya. "Iya, ini dia." Ucap Oniel sambil mengelus punggung anaknya.

"Jodohin sama anak saya mau nggak?." Tanya Celine.

"HAH?!." Kaget keduanya. 

Celine pun menceritakan semua yang ia lihat ada saat ke kamar anaknya, Jessi. Kala itu Celine masuk ke kamar anaknya dan melihat anaknya memeluk erat temannya itu. Tanpa sadar, bibir mereka berdua saling bertemu. Hanya saling menyentuh.

Mendengar setengah penuturan dari Celine, tentu membuat mereka malu bukan main.

"Itu first kiss aku tau."

"Aku juga."

Celine mulai mendekat ke arah mereka berdua, niat hati mencoba melepas pelukan Jessi yang begitu erat dan posesif. "Aa Olla jangan tinggalin aku."
Olla tak menggubris sama sekali karena Olla pun masih tertidur. Begitu juga dengan Jessi. Celine tersenyum tipis mendengar penuturan anaknya. "Ah ternyata dia menyukai Olla." Dan Celine harap perasaan Olla juga seperti itu.

Mendengar itu, muka Jessi sudah sangat memerah. Tak kuasa ia menahan malu karena maminya membuka kartunya di depan 'orang yang dia suka'.

"Kalau saya sih tergantung Olla aja." Ucap Indah seraya menatap anaknya. Olla bingung harus jawab apa.

"Oke kalau gitu."
Adel pun memutuskan untuk menggendong Ashel masuk ke dalam rumah. Ashel yang merasa di gendong pun, mengalungkan kedua tangannya ke leher Adel. Sedikit mendusel di leher Adel. Terlihat Ashel yang sudah tidak nyaman dengan tubuhnya.

Sesampainya di kamar, Adel meletakkan Ashel di atas kasur tapi tangan di lehernya masih mengalung. Tak disangka, Adel di tarik dan ikut terjatuh ke kasur. Wajah keduanya hampir tidak berjarak.

Hembusan nafas Ashel terasa memburu di wajah Adel.

"Dellh,"



Thanks oll...

Tandai typo...





Rabu, 29 November 2023

T A K D I R [DELSHEL] ENDWhere stories live. Discover now