Part 23

3.9K 223 4
                                    


Jinan yang sudah selesai mandi pun kini keluar dari kamar mandi dan hendak menuju kasurnya. Namun ia terkejut melihat Cindy yang sepertinya sudah siap siaga di atas sana.

"Sini sayang." Panggilnya seraya mengulurkan kedua tangannya seperti ingin memeluk Jinan.

Jinan yang mendengar panggilan itupun seketika menegak ludahnya kasar. Nada bicara yang terdengar tak biasa di indera pendengarannya. Seketika pelipisnya di penuhi oleh keringat. Padahal kamarnya lumayan dingin karena AC-nya menyala.

Jinan pun mulai mendekat dan membalas uluran tangan sang 'suami'. Cindy yang sudah dikuasai oleh nafsunya pun melumat bibir ranum istrinya. Bibir itu selalu menjadi salah satu favoritnya dari Jinan.

Cindy mengecupnya perlahan dan melumatnya dengan lembut. Jinan yang terbawa oleh permainan Cindy pun ikut melumat bibirnya. Lama kelamaan lumayan itu semakin cepat dan menimbulkan suara decakan dari sana.

Cindy mulai menggigit bibir bawah Jinan agar dirinya bisa mengabsen satu per satu gigi Jinan.

"Mmpphh"

"Sshhh"

Suara itu membuat Cindy semakin gencar dalam aksinya. Ia terus melanjutkan lumatannya hingga Jinan yang menepuk dadanya meminta untuk berhenti.

"Hah, hah, hah,"

Jinan menghirup oksigen sebanyak banyaknya. Dadanya yang naik turun dapat menjadi bukti betapa habisnya pasokan oksigen yang ia punya.

Melihat Jinan yang sedang menghirup oksigen, Cindy turun dari kasurnya dan membuka nakas yang ada di sebelah kasur mereka. Cindy mengeluarkan semua barang-barang yang sudah ia beli dari jauh-jauh hari.

"Habis aku." Batin Jinan kala Cindy mengeluarkan barang itu.

Kini barang itu sudah berada di sebelah Jinan. Cindy pun mengelus pipi Jinan dengan lembut disertai senyuman.

"Kamu mau ga bisa jalan sendiri atau ngajak aku?."



"Mmpphhh, ahhh cinhh"

"Ssttt ahhh"

Jinan yang tangannya sudah di borgol pun hanya bisa pasrah. Sekedar untuk menyalurkan rasa nikmatnya saja ia tak mampu. Ia hanya mampu mengerang keenakan di bawah sana dengan cindy berada di atasnya.

Di awal, Cindy memberikan tempo yang bisa dibilang pelan. Agar keduanya bisa menikmati untuk pelepasan pertama mereka.

Di bawah sana, terlihat Jinan yang semakin tidak bisa mengontrol mimik wajahnya serta suara indahnya. Tubuh yang indah juga mendukung pemandangan Cindy dari atas.

"Ahh cepethh cinhh, aku mau keluarhh"

Cindy pun mempercepat gerakannya yang membuat Jinan sampai gila. Tubuh Jinan merasa bergetar dan punggungnya melengkung ke atas, yang dimana itu adalah pelepasan pertama Jinan. Tapi tidak dengan Cindy.

Cindy terus membantai Jinan malam ini. Malam yang menjadi saksi betapa ganasnya mereka berdua.

Mereka yang telah selesai pun memutuskan untuk pergi ke kantin untuk makan siang. Ashel menarik lembut tangan Adel untuk menuju kantin. Sesampainya mereka, Ashel langsung memesan makanan untuk mereka berdua.

"Nih Del dimakan, abis ini temenin aku ya. Kan kamu sekarang jadi sekpri aku." Adel pun mengangguk seraya tersenyum pada Ashel. Ashel yang melihat itu pun menjadi gemas dan tanpa sadar mencubit pipi Adel.

"Eh" kaget Adel ketika Ashel mencubit pipinya.  "Haha, maaf Del. Abisnya gemesin." Ucap Ashel yang melanjutkan makannya.

Blushh

Entah kenapa pipi Adel seketika memerah. Ashel pun tersenyum kecil melihat perubahan warna dari pipi gembul itu. Bahkan, perutnya sekarang terasa kenyang walau ssuap pun belum masuk ke mulutnya. Ah Ashel memang selalu berhasil membuat Adel salah tingkah.

Namun, Adel dengan cepat menepis perlakuan manis Ashel. Bukan tanpa alasan, namun Adel takut jatuh lebih dalam pada Ashel.



Setelah selesai makan, Jessi mengajak Olla untuk duduk dulu di sofa ruang tamu bersama dengan ibunya. "Jangan buru-buru gitu dong. Sini duduk dulu." Jessi menepuk nepuk space kosong di sebelahnya.

"Iya iya." Pasrah Olla. "Rumah kamu dimana nak?, jauh dari sini?." Olla pun menoleh kala mami Jessi bertanya seperti itu. "Ah enggak kok tan, gak jauh-jauh amat kok." Jawabnya seraya melempar senyumnya. Ah manis banget senyumnya Olla.

"Oh iya, tante Celine hari ini nggak ada kegiatan?." Tanya Olla penasaran. Sebab anak dan ibu sama-sama santai dirumah. "Ini bentar lagi mau berangkat, ada meeting bentar." Setelah mengatakan itu, Celine pun meminta agar Jessi menghantarkannya.

"Anterin mami ya Jes," seketika raut muka Jessi menjadi tidak bersahabat. "Ih aku kan mau nganterin Olla pulang mi," rengek Jessi pada maminya. Olla yang merasa tak enak pun memberi sebuah solusi.

"Yaudah sekalian aja, gapapa kok." Keduanya pun jenak memikirkan solusi dari Olla dan mereka mengangguk. "Yaudah kalia berdua siap-siap ya." Mereka mengangguk dan kembali ke kamar.

Di dalam perjalanan, tak ada suara yang mendominasi selain lagu yang berasal dari radio. Adel yang fokus dengan jalanan di depannya dan Ashel yang fokus membalas pesan dari seseorang.

"Kita ketemuan dimana?." Tanya Adel. "Itu di kafe depan katanya." Adel pun mengangguk dan terus melajukan hingga sampai di kafe yang di maksud.

Mereka berdua pun turun, lalu masuk dan mencari tempat duduk yang kosong. "Nah, pojok sana." Ashel mengikuti arah tunggu Adel dan setuju. Mereka berdua menuju ke sana dan duduk. Pelayan datang dan mereka memesan makanan sembari menunggu client-nya.

Makanan pun telah tersaji di depan mata, sesuap demi sesuap pun sudah masuk ke dalam mulut. Makan dengan santai karena tidak ada kejaran waktu. Toh setelah ini langsung pulang kan.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya mereka pun datang. " Maaf membuat anda menunggu lama."

"Loh"




Seseorang baru saja memasuki sebuah kafe dan diikuti dengan sekretarisnya, mungkin. Tapi lebih terlihat istri daripada sekretaris. Lalu mereka pun memesan minum terlebih dahulu.

Setelah perdebatan kecil, akhirnya Olla lah yang menyetir. Jessi yang duduk di sampingnya dan sang mami di belakang. Membutuhkan sekitar 25 menit untuk bisa sampai di sebuah kafe tempat maminya meeting.

"Kalian nggak mau turun dulu?." Tanya Celine sembari membenahi barangnya. "Ngga dulu tan, biar nggak kelamaan juga." Ucap Olla.

Tapi raut muka Jessi sedikit panik. Dengan dahi yang berisi keringat dingin. Olla pun menyadari gelagat aneh dari Jessi.

"Hei, kamu kenapa?." Tanya Olla dan menghadapkan dirinya ke Jessi. "Laa, anterin toilet yuk. Udah nggak tahan nih." Ah akhirnya Olla tau apa penyebab Jessi seperti ini.

Setelah jessi selesai, mereka hendak masuk ke dalam mobil tapi tak sengaja melihat mami Jessi yang melakukan meeting dengan seseorang yang Olla kenal.

Olla menarik tangan Jessi untuk masuk sebentar. "Masuk sebentar yuk," Jessi pun mengikuti langkah Olla karena tangannya di genggam.

"Eh anak mami, kenapa kesini Jes?." Tanya Celine. Jessi pun melirik Olla menagih jawaban, namun Olla sedang membeku disana sembari menatap lawan bicara tante Celine.

"Kalian?," ucap Olla kaget.

Thanks oll...

Tandai typo...

Rabu, 29 November 2023

T A K D I R [DELSHEL] ENDDove le storie prendono vita. Scoprilo ora