Part 14

4.2K 228 0
                                    

Kini Ashel terbangun dari tidurnya. Entah apa penyebabnya. Dengan cepat ia mencari ponselnya yang ia letakkan di atas nakas. "Hah jam setengah satu?." Kaget Ashel setelah melihat layar ponselnya.

Ashel beranjak dari kasurnya dan menuju balkon kamarnya. Ditengoknya garasi yang berada di bawah. "mami papi udah pulang." Gumam Ashel melihat mobil orangtuanya di garasi.

Dibukanya perlahan pintu balkon itu. Angin yang menyeruak masuk mampu membuat bulu kuduknya berdiri. "Dingin" ucap Ashel tapi enggan untuk masuk.

Suara hembusan nafas yang terdengar kasar, netra yang lekat menatap langit malam itu. Entah apa yang membuat Ashel betah memandanginya.

"Del, dimana sih?, kamu udah bahagia ya sama pacar SMA kamu itu?." Ucap Ashel yang semakin mendongakkan kepalanya. Tak lucu pikirnya, menangisi pasangan seseorang yang notaben-nya belum sempat dimiliki. Merasakan rasa sakit dan rindu sebelah pihak.

"Semoga aku bisa ketemu kamu ya Del, walau berakhir jadi teman." Terdengar pasrah namun apa boleh buat. Ia tak mau merebut pasangan orang hanya karena mengikuti ego-nya.

Angin malam semakin berhembus kencang membuat Ashel menyudahi kegiatannya dan kembali masuk ke dalam. Harap harap ia bisa tidur kembali.

~~~

Pagi yang cerah, tampak seorang gadis masih menutup rapat matanya dengan bantal yang ada di atas wajahnya. "Adel, bangun yuk. Mami udah masak sarapan loh." Ucap Feni sembari mengelus pipi anaknya agar bangun. Adel yang terusik pun bangun dari tidurnya. "Hoamm, iya mi. Mami duluan aja kesana, Adel cuci muka dulu." Mami Feni pun mengangguk dan keluar kamar. Adel segera beranjak untuk mencuci mukanya.

"Wihh, enak banget nih kayaknya mi." Ucap Adel yang sudah datang dengan wajah fresh-nya. "Iya, yuk kita makan." Ucap Feni yang sudah menyendokkan nasi untuk anaknya.

"Makasi mami." Ucap Adel dengan senyuman yang lebar. Mereka berdua pun makan dengan hikmad. Keduanya pun kini sudah mencuci piring mereka masing masing dan memutuskan untuk duduk berdua.

"Mi, Adel keluar bentar ya. Sekalian Adel cari kerja juga." Feni yang berat hati pun hanya bisa mengangguk pasrah. Adel yang paham akan suasana hati maminya itupun mengelus punggung maminya. "Udah mi gapapa, nggak usah dipikirin." Feni pun memberikan senyumnya pada sang anak agar dia tidak ikut bersedih.

Adel pun sudah berpakaian rapi dan pamit pada maminya untuk keluar. "Kamu hari hati ya sayang." Adel hanya tersenyum, "iya mi, Adel pergi ya." Akhirnya Adel pun keluar untuk mencari pekerjaan. Apapun itu.

~~~

"Ashel sayang, bangun yuk ini udah siang loh." Ucap Shani sambil mengetuk pintu kamar Ashel. "Hoam, iya mi, aku cuci muka bentar." Jawab Ashel sedikit berteriak dan bangkit dari kasurnya. Kini Ashel dan kedua orang tuanya sudah berada di meja makan. Menikmati sarapannya tanpa mengeluarkan suara. Hanya terdengar suara sendok yang bertabrakan dengan piring.

Selesai makan, mereka pun duduk si sofa ruang tamu sembari menunggu makanannya turun sepenuhnya di dalam perut. "Mami kangen deh sama temen mami." Ucap Shani memulai pembicaraan. "Temen mami yang mana?." Tanya Ashel kala mendengar pertanyaan maminya. "Feni." Seketika Ashel terkejut mendengar ucapan maminya.

Artinya itu maminya Adel kan? Pikir Ashel

"Kenapa mi?, kok tiba tiba?." Selidik Ashel. Karena baru kali ini maminya mengatakan hal itu. "nggak tiba tiba kok, udah dari lama, cuma baru mami bilang aja." Jawab Shani dan memperlihatkan isi chatnya dengan Feni. Rasanya seperti chat-an dengan tembok.

"Yaudah, nanti coba kita datengin rumahnya ya." Ucap Ashel agar maminya sedikit lega. Shani pun mengangguk sebagai jawaban.


~~~


Adel sudah beberapa kali memperlihatkan surat lamarannya dan sebanyak itu pula ia ditolak. Adel sangat bingung dengan kondisi saat ini.

Adel terus menyusuri jalanan dan menemukan taman. Ia memutuskan untuk duduk sejenak sambil mengatur nafas.

"Kasian ya bos Adel itu, perusahaannya udah diambil alih sama mantan pacarnya"

"Iya, ga nyangka gw pacarnya sebusuk itu."

"Sumpah sekarang Adel nggak ada keliatan lagi woe."

"Apa jangan jangan..?."

"Husstt."

Kira kira itulah percakapan yang Adel dengar dekat taman. Seketika Adel memejamkan matanya dan tersenyum kecut.



~~~

"Udah siap kan mi?." Tanya Ashel yang sedang duduk di sofa untuk menunggu maminya. "Udah kok, yuk." Mereka berdua pun masuk ke dalam mobil dan melajukannya.

Mereka sudah sampai di depan rumahnya Feni dan Adel terdahulu. Langsung saja mereka berdua turun dan bertanya pada satpam yang berjaga. "Permisi pak, yang punya rumah atas nama Feni?." Tanya Shani untuk memastikan.

"Maaf mbak, rumah ini sudah lama dijual dan sudah memiliki penghuni baru"

DEG!.

"Kalau boleh tau, mereka pindah kemana ya pak?." Tanya Shani. "Maaf bu, tapi setau saya tidak ada yang bernama Feni"
"Rumah ini dijual atas Jinan" ucap satpam dengan sedikit mengeja nama pemilih rumah.

"Hah, Jinan?. Itu bukannya..."

"Yasudah kalau begitu pak, kami permisi" ucap Shani sekaligus memecah lamunan Ashel. Mereka berdua pun kembali kemobil.

"Kok bisa sih?, Jinan? Siapa itu?." Tanya Shani bertubi tubi.

"Kayaknya aku tau deh siapa dia."




Thanks oll..

T A K D I R [DELSHEL] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang