- PART 02 -

1.1K 125 8
                                    

Pelan-pelan aja bacanya, krn bab ini banyak narasinya 🙏

Happy reading, guys!

***

- PART 02 -

“Menurut lo, bakal setua apa saudara—atau mungkin sepupunya—Bu Mayra yang mau nikah sama lo nanti?” tanya Karlina saat mereka berdua sudah sampai lebih dulu di rumah sakit. Karena sejak kemarin Mayra memang belum terlalu banyak memberikan informasi kepada mereka mengenai orang yang akan menikah dengan Risty. Lantaran Mayra hanya sempat mengatakan, “Nanti akan ada orang yang bakal menikah dengan kamu. Kalian hanya perlu menikah, lalu ya ... kamu hamil, dan melahirkan seorang anak. Terserah apa jenis kelaminnya, tapi lebih bagus lagi kalau anak itu adalah seorang laki-laki. Kamu pasti akan mendapatkan bonus yang lebih banyak dari apa yang akan disepakati.

Risty lantas mengangkat bahunya menanggapi pertanyaan dari bibir Karlina barusan. Karena sejujurnya, ia tidak ingin menduga-menduga. Lantaran hal itu nanti hanya akan membuatnya kecewa jika kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang ia kira. “Mungkin udah agak tua kali ya?” balasnya yang ikut menebak. Hanya untuk memberikan tanggapan supaya kursi tunggu tempat mereka menunggu kedatangan Mayra ini tidak terlalu senyap. “Yang udah lumayan lama nikahnya. Kan kalau masih muda, sebenernya masih ada cara lain buat dicoba.”

Karlina tampak berpikir sebentar sebelum mengangguk dengan gerakan samar. “Iya juga ya. Apa lagi Bu Mayra itu kan kelihatan banget kalau dia mambu uang. Saudaranya pasti gak jauh beda. Mungkin karena udah nyoba banyak cara, terus buang-buang waktu karena gak ada hasilnya, makanya mereka nyoba buat nyari istri kedua.”

Risty hanya menyetujui opini itu sekenanya. Karena sesungguhnya ia sedang merasa sangat gugup lantaran tak lama lagi akan segera melakukan pemeriksaan. Ia tidak mengerti bagaimana pemeriksaan itu nantinya. Karena selama hampir 22 tahun ia hidup di dunia, seingatnya ia tidak pernah masuk rumah sakit. Bahkan ia juga tidak dilahirkan di tempat ini.

Kalaupun ia sedang sakit, biasanya ia hanya demam ataupun batuk-pilek biasa. Jadi, tidak perlu sampai harus ke rumah sakit untuk membuang-buang terlalu banyak uang. Biasanya obat warung, ataupun obat dari puskesmas sudah sangat manjur dan tepat.

Lalu, tak lama berselang, Mayra pun akhirnya datang sambil menenteng tas mahal di sebelah tangannya.

Risty dan Karlina hanya mengikuti langkah kaki wanita itu tanpa terlalu banyak tanya.

Namun, Karlina bersikeras untuk tetap ikut masuk ke dalam. Terus mendampingi Risty dan menolak meninggalkannya sendirian. Karena jujur saja, Karlina sebenarnya agak curiga kalau Mayra ini mungkin terlibat sindikat penjual organ dalam. Lantaran wanita itu masih belum menjawab secara gamblang siapa lelaki yang akan menikahi sepupunya. Padahal tadi ia sudah sempat bertanya. Bahkan ketika Mayra datang, Karlina juga sengaja berbasa-basi menanyakan apakah calon suaminya Risty itu tidak ikut datang. Tetapi, Mayra tetap bersikap santai, terkesan misterius, yang akhirnya membuat Karlina jadi merasa sangat curiga. Apa lagi mereka juga masih belum tahu siapa nama lengkapnya Mayra. Sehingga kemarin malam mereka pun tidak dapat mencari informasi mengenai wanita itu di sosial media.

Untungnya, Mayra sangat kooperatif. Sehingga tidak semakin menimbulkan kecurigaan.

Dan setelah mengikuti berbagai macam prosedur di sana, akhirnya Risty pun sudah diperbolehkan untuk keluar dari ruangan. Hasil pemeriksaan akan keluar nanti, tapi Mayra sendirilah yang akan mengambilnya. Jadi, Risty hanya perlu menunggu keputusan terakhir yang akan diambil oleh wanita itu nantinya.

“Kalian boleh langsung pulang sekarang,” ucap Mayra kepada Risty dan Karlina. “Nanti saya akan langsung menghubungi kamu jika hasil tesnya memang bagus, dan saya setuju untuk melanjutkan kerja sama ini dengan kamu,” sambungnya pada Risty yang kini mulai mengangguk. Dan sebelum Karlina meminta ongkos, Mayra tampak sudah lebih dulu menyodorkan sebuah amplop. “Ini bayaran atas waktu kamu.”

Mayra memberikan amplop itu, dan Risty menerimanya sembari mengucapkan terima kasih. Karena ia tidak mungkin menolak rezeki. Apa lagi ia tidak mendapatkan amplop ini secara cuma-cuma, karena tadi itu hitungannya bekerja. Tapi, pekerjaannya memang agak berbeda. Dan ini semua terjadi karena sulitnya mendapatkan pekerjaan tetap di sebuah kota besar. Bahkan hanya untuk menjadi seorang pegawai toko di pasar sederhana pun, ternyata harus memiliki orang dalam.

Risty mengetahui fakta ini ketika ia membelikan kerudung segi empat untuk salah satu adiknya. Seorang pelayan di toko itu malah sharing secara tiba-tiba dan mengeluh kepada dirinya. Katanya, zaman sekarang mencari pekerjaan itu semakin susah. Dia saja bisa bekerja di toko itu setelah dibantu oleh mamangnya. Karena kalau tidak begitu, mungkin dia akan tetap menjadi pengangguran.

Sementara itu, Risty yang bekerja serabutan dan tidak mempunyai mamang—ataupun kenalan yang bisa membantu melancarkannya masuk kerja—hanya mampu menampilkan raut wajah masam yang tidak terlalu kentara. Supaya si pelayan toko itu tidak terlalu menyadarinya. Karena mamangnya, alias ayahnya Karlina, sudah almarhum sejak lama. Bahkan ketika Karlina masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Hingga Karlina resmi hidup sebatang kara, dan akhirnya jadi begitu.

Ya, begitu.

Memanfaatkan kecantikan wajah dan kemolekan tubuh.

Risty sudah lama tahu, dan kedua orang tuanya juga begitu. Bahkan mereka juga sempat kaget dan langsung memarahi Karlina. Karena merasa gagal menjaga keponakan mereka selepas orang tua anak itu meninggal dunia.

Namun, akhirnya mereka sadar, Karlina remaja hanya tidak ingin terlalu lama menambah beban bagi keluarga mereka. Karena ia mengerti kalau tanpa kehadiran dirinya pun, Bude dan Pakde-nya sudah susah. Apa lagi dengan ditambah dirinya yang saat itu sebenarnya sudah sangat pasrah, dan hampir menyerah, ingin berhenti sekolah saja. Hanya lulus SMP pun tak masalah. Tetapi, Arda dan Rahmad—Bude serta Pakdenya—tetap bersikeras supaya ia menyelesaikan bangku sekolahnya sampai mendapatkan ijazah SMA. Supaya ia tidak seperti mereka, juga mendiang kedua orang tuanya yang hanya lulusan SD karena tersandung waktu serta biaya.

Masa kecil orang tua mereka jauh lebih susah, karena harus bekerja, hingga tidak memiliki waktu untuk pergi ke sekolah.

Berbeda dengan masa kecilnya Risty dan juga Karlina. Setidaknya masa kecil kedua anak itu masih lebih baik ketimbang masa kecil orang tua mereka. Karena keduanya masih bisa bermain, dan bisa pergi ke sekolah dengan bebas tanpa perlu memikirkan hal lain. Apa lagi biaya.

Namun, kehidupan Risty yang memang sudah miskin dan susah, karena kedua orang tuanya—terutama sang ayah—harus bekerja banting tulang untuk menghidupi mereka semua, langsung berubah jadi semakin miskin dan melarat setelah ayahnya pergi untuk selama-lamanya.

Risty sebenarnya tahu kalau semua manusia pasti cepat atau lambat akan segera menemui ajalnya, tapi ... kepergian ayahnya terlalu mendadak bagi dirinya. Apa lagi kepergian salah satu orang yang dicintainya itu terjadi tepat dua hari setelah ia diberhentikan sebagai pelayan di salah satu rumah makan, karena rumah makan itu akan digusur serta dibeli lahannya oleh seseorang. Sehingga pemilik rumah makan itu memutuskan untuk pulang ke kampung halaman.

Risty yang awalnya sudah memiliki sebuah pekerjaan tetap, jadi harus bekerja serabutan dengan penghasilan yang tidak menentu. Bahkan terasa sangat pas-pasan untuk menghidupi seluruh anggota keluarganya yang masih tersisa. Apa lagi ibunya juga jadi lebih sering sakit-sakitan setelah kepergian sang ayah. Jadi, Risty-lah yang harus banting tulang sendirian.

Itu pun biasanya ia masih harus dibantu oleh Karlina, serta kedua adiknya yang untung saja mengerti bagaimana kondisi keluarga mereka. Karena Adel dan Kasih—terutama Adel—cukup sering mengambil upahan.

Namun, entah kenapa, selama beberapa bulan terakhir rezeki mereka malah jadi terasa jauh lebih seret ketimbang sebelumnya. Bahkan Karlina pun begitu. Hingga membuat sepupu Risty itu jadi rindu menjadi seorang sugar baby, tapi belum ada mangsa yang cocok.

Dan kalau sudah ada, mungkin Karlina-lah yang akan membayarkan uang SPP untuk Adel dan Kasih. Sehingga Risty juga tidak perlu menjadi calon istri kedua seperti saat ini.

******




Senin, 20 November 2023

November RainWhere stories live. Discover now