Chapter 9

125 7 1
                                    

Sepulang sekolah Ares tetap saja menempel pada Athalia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepulang sekolah Ares tetap saja menempel pada Athalia. Kemana Athalia melangkah, Ares akan tetap mengintil layaknya ibu dan anak. Athalia dibuat geram dengan sikap Ares yang menyebalkan sepenuh hari.

"Stop! Gue mau ke toilet, gak usah ngikutin gue!" Athalia berkata seraya menunjuk Ares yang berada dua meter darinya.

Ares hanya mengangguk patuh. Kedua tangannya masuk saku serta punggungnya bersandar pada tembok dan sesekali bersiul.

"Tch, ketemu lo lagi!"

Ares mengambil nafasnya berat. Ia tak membayangkan kalau dirinya harus bertemu dengan sang kakak kelas alias Rakha.

Rakha tertawa mengejek, "Mau ngintip juga?"

Dengan geramnya, Ares maju dan segera mencengkram kerah seragam Rakha. Sedangkan Rakha hanya terbahak dengan sikap Ares yang tiba-tiba agresif.

Sebagai pertahanan dirinya, Rakha yang tiba-tiba tersulut emosi langsung memberikan bogeman yang mengenai ujung bibir Ares sehingga membuat bibir tipis itu mengeluarkan darah.

Spontan ia lepaskan kasar kerah baju Rakha. Setelah merasakan darah yang mengalir, Ares usap dengan tangannya kasar.

Bugh!

Tak mau kalah, Ares langsung membalas satu pukulan keras yang mengenai pipi Rakha. Dirasa setimpal, Ares tersenyum gentir.

"Kalian ngapain? Gak capek berantem lagi?" Athalia muncul dari dalam toilet.

Rakha tersenyum girang, sebelum dirinya pergi dari sana. Ares hanya bisa menggertakan giginya menahan emosi.

"Ayo, ikut gue!" Athalia berucap dan memimpin jalan.

Ares mengangguk kebingungan, langkah lebarnya mengikuti kemana pun kaki Athalia melangkah. Hingga kedua remaja berbeda gender itu tiba di UKS.

Ares berlagak linglung saat Athalia berkeliling mencari sesuatu di ruangan dengan bau obat-obatan itu. Lalu, Athalia membawa sesuatu dan diberikan pada Ares.

"Apa?"

"Kompres. Takut nanti malah bengkak."

Ares menoel pipi Athalia, "Lo khawatir sama gue, ya?"

"Jangan geer! Sana dikompres, lo mau gue tonjok biar tambah bonyok?" Athalia mengepalkan tangannya seakan ingin menerbangkan pukulannya.

Ares terkikik sebentar dan melanjutkan untuk mengompres ujung bibirnya. Lima menit lamanya, ia langsung menaruh kompresan es batu itu di meja.

"Ayo pulang!"

Athalia berdehem seraya beranjak dari duduknya sejak Ares mengompres. Keduanya pun keluar dari UKS.

Sesampainya di parkiran, Ares bersikukuh dengan acara yang katanya study date. Namun, Athalia menepis jauh-jauh kata itu. Athalia ingin menunda sesi belajarnya selama beberapa hari kedepan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANTARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang