Chapter 2

619 188 167
                                    

Sejak lima menit yang lalu setelah bel berbunyi, Ares setia duduk menunggu Athalia beranjak dari duduknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sejak lima menit yang lalu setelah bel berbunyi, Ares setia duduk menunggu Athalia beranjak dari duduknya. Gadis itu nampak menuliskan sesuatu di bukunya. Arah pandangnya sibuk pada buku dan papan tulis.

"Lo pulang duluan aja. Gue nunggu Athalia."

Tak lama kemudian, gadis itu membersihkan mejanya bersiap untuk pulang. Sedangkan Nadin, teman sebangkunya, ia setia menemani Athalia. Nadin sudah berjanji untuk mengajaknya pulang bersama.

"Tha, pulang bareng gue," ajak Ares saat Athalia menggendong tasnya.

"Gak, terima kasih. Gue sama Nadin."

"Naik apa?"

"Angkot."

Mau tak mau, laki-laki itu harus mengalah. Ia biarkan sehari ini bersama Nadin tapi setelahnya ia akan dengan mudahnya mencuri hati Athalia.

Tanpa penjelasan lagi, Ares mengangguk lalu pergi meninggalkan mereka. Ia mengambil motornya yang berada di warung belakang sekolah. Menyapa temannya sebentar dan mengambil batang nikotin lalu melesat ke arah gerbang sekolah.

Matanya tak henti-hentinya mencari keberadaan Athalia bersama Nadin. Sudah menaiki angkot atau belum, Ares pun tak tau.

Sampai ia lupa, dirinya masih merokok di area sekolah. Salah satu guru yang keluar di sana memarahi Ares habis-habisan.

"Ares! Sudah berapa kali saya bilang, jangan merokok di area sekolah! Ada aturan sekolah yang tidak membolehkan untuk merokok. Jangan suka melanggar aturan sekolah!" omel guru itu.

Dengan sigap, ia membuang rokoknya lalu ia injak dengan sepatu hitamnya. "Iya, saya minta maaf, Pak."

"Jangan ulangi kesalahan kamu, Ares. Jaga nama baik sekolah!"

Setelah mengatakan hal itu, guru itu pergi. Tanpa Ares sadari, Athalia melihatnya dari kejauhan. Gadis itu mendengar Ares diomeli oleh guru sekolahnya.

Ares tetap celingak-celinguk mencari Athalia. Namun setelah itu, ia mendapati Athalia menaiki salah satu angkutan umum. Dengan cepat, ia menyalakan motornya dan mengikuti arah angkutan umum itu melaju.

Di dalam angkutan, Nadin yang menyadari bahwa di belakang ada motor Ares, ia memberitahu Athalia agar melihatnya. Meski tertutup helm full face-nya, Athalia dapat melihat bagaimana laki-laki itu nampak seperti berandalan.

"Udah, biarin aja." Athalia menyudahi agar Nadin acuh pada Ares yang membuntuti mereka.

Namun saat angkutan itu menepi, Ares ikut menepi. Sudah terhitung tiga kali, angkutan umum itu menepi tapi bukan Athalia yang keluar.

Tak lama, yang ditunggu-tunggu akhirnya turun juga. Meski bukan tepat di depan rumahnya, Ares setia mengikuti pelan dengan motornya.

"Udah sampai sini!" titah Athalia.

ANTARESWhere stories live. Discover now