Chapter 1

821 225 194
                                    

Pagi-pagi sekali, gadis yang tidur seranjang dengan Ares itu bangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi-pagi sekali, gadis yang tidur seranjang dengan Ares itu bangun. Ia melihat jam beker yang ada di atas nakas. Rupanya menunjukkan pukul lima.

Gadis dua belas tahun itu terbiasa hidup mandiri, walaupun ada sedikit bantuan dari Ares. Mulai dari keperluan sekolahnya, ia sigap merapikannya sendiri.

Dengan langkah lemah akibat kantuknya, Ayesh menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Gadis itu terbiasa mandi cukup pagi, tidak dengan Ares. Laki-laki itu masih molor di ranjangnya.

"Kak Ares, sekolah!"

Ayesh yang sudah siap dengan seragamnya kini membangunkan Ares yang masih terpejam. Segala cara ia bangunkan Ares, mulai dari menggoyangkan tubuhnya, mentoel-toel pipinya dan menepuk tangannya.

Deep voice-nya kini terdengar, "Lima menit. Gue ngantuk banget sumpah."

"Udah jam enam! Gak boleh telat!"

"Iya, gue bangun." Ares mengucek kedua matanya. Bare face-nya terpampang jelas, hal itu membuat Ares semakin menawan.

"Aku berangkat sama Kak Ares, jadi gak boleh telat!" Ayesh memperingati.

"Berangkat sama supir aja."

"Gak. Pokoknya aku tunggu di bawah!"

Dengan langkah malas, laki-laki itu pergi ke kamarnya. Mandi dan memakai seragamnya bersiap untuk sekolah. Rambutnya yang acak-acakan dibiarkan menutupi dahinya, membuat nilai plus pada dirinya. Tak lupa memakai leather jacket, menenteng tas hitamnya, membawa helm dan kunci motornya.

"Pagi. Sarapan dulu sebelum berangkat." Alex berucap.

Ares menghiraukan kalimat sapaan itu. Ia menyambar gelas berisi susu hangat yang berada di dekat Ayesh. Ia teguk hingga tak bersisa.

"Ck, kebiasaan! Itu punyaku!" kesal Ayesh.

"Ayo berangkat, ntar lo telat." Ares melenggang pergi tanpa memandang pria di sana. Sedangkan Ayesh tersenyum kikuk tanpa mengucapkan sepatah kata, lalu menyusul Ares.

Jarak antara rumah dengan sekolah Ayesh dan Ares terbilang cukup jauh. Maka dari itu, Ayesh ingin setiap harinya diantar oleh Ares karena ia tau kalau pagi-pagi macet jika berangkat dengan mobil.

Setelah mengantar Ayesh, Ares melesat ke sekolahnya. Lebih tepatnya warung belakang sekolah yang biasa ia datangi di pagi dan sore hari ketika pulang sekolah.

"Woi, Res!" Sapa salah satu temannya yang gaya rambutnya undercut. Sebut saja Gio.

Ares mengangkat tangannya tanda menyapa balik Gio. Ia lepaskan helm-nya dan mendekat ke arah dua laki-laki di sana. Gio dan Zafran.

"Tumben Harfi belum datang? Biasanya datang awal," celetuk Ares.

Menghembuskan asap rokoknya, Zafran menjawab, "Gak tau. Tapi kemarin emang bilangnya mau nelat."

ANTARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang