Chapter 3

528 169 152
                                    

Paginya, Ares mendengar beberapa kali ketukan pintu di kamarnya dan teriakan seorang wanita

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Paginya, Ares mendengar beberapa kali ketukan pintu di kamarnya dan teriakan seorang wanita. Lantas ia mengucek kedua matanya yang memberat.

"Mas, udah jam delapan! Gak sekolah emangnya?"

Dengan terpaksa ia menjawab, "Iya, Bi! Ares udah bangun!"

"Yaudah. Bibi udah siapin sarapannya. Ayesh sama Bapak udah berangkat, Mas!" Ares mengiyakan.

Tanpa berlama-lama, Ares mandi dan mengenakan seragamnya. Setiap pergerakannya ia menahan rasa sakit yang menjalar diseluruh tubuhnya.

Jam sembilan, laki-laki itu sudah siap dan tinggal berangkat. Tak lupa menyantap sejenak roti yang ada di meja makan serta menyeruput habis susu coklatnya.

Sesampainya di sekolah, Ares memarkirkan motornya di warung belakang sekolah. Melewati gerbang belakang dengan mengendap-endap.

Di lorong menuju kelasnya, Ares dapat melihat seluruh ruangan kelas nampak tertib mengikuti pembelajaran. Hingga sampai di depan pintu kelasnya, Ares mengintip. Penglihatannya menangkap sosok gadis incarannya yang fokus dengan materi yang disampaikan.

"Huaaa!" pekik Ares menyita perhatian di ruangan kelasnya.

Penyebab laki-laki itu berteriak adalah pundaknya ditepuk pelan oleh guru BK. Lantas tak ada suara yang bisa Ares dengar, tiba-tiba sudah sampai di dekatnya. Akibatnya, guru yang sedang mengajar di kelasnya ikut keluar.

"Kamu lagi! Saya capek sama kebiasaan kamu yang terlambat masuk ke kelas saya!" omel guru yang mengajar di kelasnya.

Guru BK itu menghela nafasnya, "Kamu ikut ke ruangan saya sekarang."

Ares mengangguk patuh. Sebelum dirinya pergi, ia menyempatkan untuk melihat Athalia yang sempat menatapnya pula. Ia tersenyum samar lalu pergi.

Sesampainya di ruang BK, Ares diberikan selembar kertas dan alat tulis. Ia duduk berhadapan dengan guru BK itu di sofa panjang.

"Tulis kesalahan kamu di kertas itu," titahnya.

Ares pun menggaruk rambutnya yang lebat. "Kesalahan saya apa, Pak?" tanya Ares dengan wajah polosnya.

"Masih tanya aja. Kesalahan kamu terlambat masuk kelas. Lihat sekarang jam berapa? Emang kamu ngapain kok bisa terlambat begini?"

"Ya, saya bangun kesiangan," jawab Ares enteng.

"Saya bingung sama kamu. Gak ada kapok-kapoknya jadi murid. Sudah berapa kali, orang tua kamu dipanggil tapi tetap sama aja kelakuan kamu. Banyak guru-guru yang capek sama kelakuan kamu. Saya pun sama, saya capek dengar keluhan mereka," jelasnya panjang lebar.

"Saya minta maaf. Ini bawaan dari pabriknya, Pak."

Guru BK itu menggeleng kepalanya pelan. Sudah salah, masih saja bisa menjawab. "Yaudah, saya mau kamu berjemur di lapangan sampai istirahat. Pak Reno yang saya suruh nanti buat mengawasi kamu."

ANTARESWhere stories live. Discover now