Malam harinya, Athalia sedang menatap bukunya. Emang beda kalau kutu buku begini. Perempuan itu mengerjakan beberapa soal yang ada di bukunya. Hingga bunyi notifikasi terdengar dari ponselnya.
Ia mengintip sejenak saat layar ponselnya itu menyala. Bahkan perasaannya pun benar, Ares yang sedang mengirimi pesan.
"Dia kalau gak ganggu gue meriang kayaknya," ucap Athalia.
Ting!
Satu menit kemudian ponselnya itu kembali bunyi. Notifikasi dari Ares muncul paling atas, tangannya langsung menyambar benda pipihnya itu.
***
"Sarapan dulu, yuk!" ajak Dena, sang bunda.
"Anggun mana ini, kok belum kelihatan?" tanya Chandra yang menjabat sebagai kepala keluarga di sana.
Athalia yang sedang sibuk mengunyah rotinya itu mengedikkan bahunya.
"Pagi semua! Hari ini aku kelas siang." Anggun datang dengan suara khas bangun tidurnya. Perempuan itu juga masih memakai piyama dan rambutnya yang seperti singa.
"Yaudah, sarapan dulu. Nanti perutmu sakit kalau gak makan."
"Makannya nanti aja, Bun. Aku masih ngantuk," jawab Anggun sambil terkekeh. "Aku mau ke kamar lagi."
YOU ARE READING
ANTARES
Teen FictionAntares Gevian Helmi. Remaja laki-laki yang berusia 16 tahun ini, lahir dari keluarga yang cukup terpandang. Ayahnya yang memiliki sebuah perusahaan terbilang cukup sukses. Sedangkan ibunya? Beliau sudah meninggal dunia sejak Antares menginjak usia...