40

1.4K 184 124
                                    

.

.

--- K A L O P S I A ---

.

Happy Reading

.

.

"Dan sebenarnya, ... aku menyukaimu, Hinata."

Hinata langsung terhenyak. Berawal dari memberi saran, kini Toneri beralih mengungkapkan perasaan.

Saat mata pria itu menatapnya sangat dalam, Hinata jadi tidak bisa berpaling ke arah lain.

"Sudah sejak lama sekali. Aku yakin, kau pasti juga menyadarinya."

Perlahan, kepala Hinata mulai tertunduk.

Sejujurnya, iya. Hinata memang tidak merasa begitu kaget saat mendengar jika Toneri menaruh rasa padanya selama ini.

Sejak masih bekerja bersama, mereka memang sudah kerap dipasang-pasangkan. Kemudian dengan segala kebaikan dan perhatian Toneri, mana mungkin hal itu tidak terdeteksi dengan mudah.

Hinata sadar. Tetapi, ia selalu diam. Selain karena Toneri yang tidak pernah bicara jujur, juga karena Hinata tidak ingin hal ini hanya akan membuat mereka menjadi canggung.

Tetapi sekarang, Toneri sudah berbicara.

Dan Hinata tidak tahu harus meresponnya seperti apa.

"Aku tidak ingin membuatmu berpikir jika aku sedang memanfaatkan keadaanmu untuk mengungkapkan hal ini, dan berpikir jika segala kebaikanku padamu dan Boruto hanya karena dilandasi perasaan pribadi. Tidak seperti itu, aku ... hanya merasa bila tidak bisa menahannya lebih lama lagi."

"..."

"Aku bersungguh-sungguh. Sungguh-sungguh dalam menaruh hati padamu dan sungguh-sungguh menyayangi Boruto. Itulah mengapa--" perkataan terhenti begitu saja.

Hinata terlihat seperti orang yang hampa. Dengan kata lain, Toneri tidak yakin bila ucapannya benar-benar sampai ke telinganya.

"Tapi ..." Perlahan, Toneri meraih tangan Hinata. Digenggam begitu erat, hingga Hinata menjadi tertegun. "... aku tidak akan memaksamu menjawabnya sekarang. Kau bisa memikirkannya lebih dulu."

Dingin sekali. Jemari Hinata terasa dingin.

"Selain ingin menjadi orang yang bisa selalu bersamamu, aku juga ingin membantumu dengan sepenuh hati. Aku akan melakukan apa pun, semuanya untukmu dan Boruto."

"..."

"Jadi, aku akan menunggu. Datang padaku bila kau sudah memiliki jawabannya. Apa pun keputusanmu, aku akan menerima."

Garis kening Hinata menjadi sendu.

"Kau bisa memikirkannya sekaligus mempertimbangkan ucapanku sebelumnya, tentang cara agar kau bisa terlepas dari masa lalu. Tujuanku saat ini hanya ingin membuatmu bahagia dan tidak lagi dibayang-bayangi rasa sakit."

Dengan caranya, Toneri ingin menunjukkan keseriusan yang ia miliki.

"Maaf karena mengatakan ini begitu tiba-tiba. Tapi, kuharap kau bisa menilai niat tulusku."

.

.

Sudah ada dua gelas kopi di tangan Shikamaru.

Yang satu sedang ia nikmati, dan satunya lagi berniat untuk dibagikan.

Kalopsia [ NaruHina ] ✔Where stories live. Discover now