39

1.3K 196 151
                                    

.

.

--- K A L O P S I A ---

.

Happy Reading

.

.


Hinata masih membatu di tempat.

Jantungnya terus berdentum sangat hebat, meskipun beberapa orang di sekitar sudah berlari mendekat untuk memastikan apa yang terjadi.

"Apa yang terjadi?"

"Dia baik-baik saja?"

Suara-suara itu seperti gema di telinga Hinata.

"Boruto!" seruan Toneri sedikit menyentak. Pria itu segera berlari untuk melihat lebih dekat.

Boruto tampak sedikit gemetar. Ia sudah berada dalam pelukan Naruto yang berlari lebih dulu dibanding Toneri untuk memastikan keadaannya.

Beruntung, pemilik kendaraan masih sempat menghentikan kelajuan saat ujung depan mobilnya sudah nyaris menyentuh badan kecil Boruto.

"Ada yang terasa sakit?"

Mendengar dari sang ayah, Boruto mengangguk. Telapak tangannya sedikit terluka karena tercukur aspal saat jatuh terduduk tadi.

"Dia baik-baik saja?" Sang pengemudi ikut merasa khawatir. "Haruskah dibawa rumah sakit?"

Boruto telah merengut. "Aku tidak mau ke rumah sakit."

Naruto mencoba membantu sang putra agar bisa berdiri. "Kau merasa baik-baik saja?"

Boruto mengiyakan.

"Ada yang terluka?" Toneri ikut menambahkan.

Naruto hanya melirik singkat padanya.

"Boruto?" masih dengan tubuh yang sedikit gemetar, Hinata datang. Ia meraih sang anak dan menyentuh tangannya. Ingin melihat dan meyakini bila anaknya baik-baik saja.

"Ibu ..."

Ada sebulir keringat yang mengalir di pelipis Hinata. Dia benar-benar syok atas kejadian ini.

"Ibu sudah pernah bilang, jangan menyeberang jalan sembarang!" suara Hinata sedikit meninggi. Kepanikan membuat emosinya jadi terpancing.

Sedikit lagi, jika meleset sedikit saja, Hinata bahkan tidak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi.

"Maafkan aku, Ibu." Boruto mulai menangis. Dia sadar sudah melakukan kesalahan.

"Sudah, jangan marahi dia. Boruto juga masih terkejut."

Suara itu membuat Hinata menoleh pada Naruto.

"Lebih baik, bawa dia pulang dan--"

"Seharusnya, kau tidak datang."

Naruto terdiam.

Bahkan, Toneri yang sedang berdiri di dekat Hinata menjadi ikut tutup mulut.

"Kalau kau tidak datang, Boruto tidak akan menghampirimu."

"..."

"Ini tidak akan terjadi bila bukan karenamu."

"Hinata, sudahlah." Toneri mencoba menenangkan sang wanita.

"Bisa kau bayangkan apa yang akan terjadi kalau kendaraan ini terlambat berhenti?!" Tetapi, Hinata seperti menutup telinga dan menolak untuk tenang.

"..."

Kalopsia [ NaruHina ] ✔Where stories live. Discover now