37

1.4K 202 77
                                    

.

.

--- K A L O P S I A ---

.

Happy Reading

.

.

Naruto berdehem pelan, meski sebenarnya tenggorokannya tidak sedang terganggu.

Ia hanya mencoba terlihat santai, karena dua pasang mata di depan sana tengah mengarah padanya secara lurus.

"Boruto ... di mana dia?" Naruto berkata. Matanya bergerilya memandangi sekitar untuk mencari. "Dia sudah bilang jika aku akan menjemputnya, 'kan?"

Belum ada tanggapan. Jika diperhatikan dengan saksama, Hinata masih cukup syok karena mengingat jelas kalimat apa yang beberapa saat lalu ia utarakan kepada Ino.

Apa Naruto mendengarnya?

"Ada apa?" Naruto menatap heran.

"Oh! Boruto ada di dalam. Aku akan memanggilnya," sadar dengan kecanggungan yang terjadi, Ino segera beranjak pergi.

Tatapan Hinata terus tertuju pada wajah tenang Naruto. Pikirannya diliputi tanda tanya besar dan perasaan yang was-was.

Benarkan? Naruto tidak mendengarnya?

Pasalnya, dia tampak biasa saja. Seperti tidak menyadari sesuatu.

"Kenapa menatapku seperti itu?" Naruto kembali bertanya. Raut herannya menjadi semakin menjadi-jadi. Hinata menatap seolah Naruto adalah orang yang mencurigakan. "Ada yang ingin kau katakan?"

Hinata tersentak. Secara buru-buru, ia bangkit dari duduknya dan berdiri lurus, seakan dengan begini dirinya bisa pergi sesegera mungkin bila Naruto mendadak akan membahas hal yang aneh.

"Boruto akan bersamaku hari ini. Dia sudah memberitahumu?"

Hinata bergumam. "Hm."

Hening beberapa saat. Mata mereka saling bertemu seakan ingin menyelami makna yang tersimpan di balik lensa masing-masing.

"Ayah sudah datang!"

Kemudian, seruan itu menarik perhatian keduanya. Barulah mereka menoleh pada Boruto yang muncul dari ruangan lain.

Dia siap pergi bersama Naruto.

"Jangan lupa pulang bila sudah sore." Hinata mengingatkan.

"Iya, Ibu."

"Jangan terlalu banyak makan cokelat."

"Iya, Ibu."

"Jangan--"

"Tidak perlu memberi terlalu banyak larangan padanya," Naruto memotong ucapan. "Boruto akan baik-baik saja."

Hinata menghela napas. Sebenarnya, ia hanya sedang melampiaskan perasaannya yang masih terasa terusik karena kehadiran Naruto yang secara mendadak.

"Kami pergi."

"Bye bye, Ibu ... Bye bye, Bibi Ino ... Bye bye, Mira." Boruto melambai.

Ino tersenyum dan Mira membalas lambaian tangan Boruto.

Hinata hanya mengangguk pelan. Matanya senantiasa memandangi dua raga tersebut hingga keluar dari toko.

"Hinata? Kau baik-baik saja?" Ino berseru ketika Hinata tiba-tiba sudah menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

Astaga.
.
.

Kalopsia [ NaruHina ] ✔Where stories live. Discover now