Kalopsia

5K 288 17
                                    


Diharapkan tidak berekspetasi tinggi untuk alurnya yang akan sangat pasaran.

Jangan membandingkan cerita ini dengan kehidupan nyata, ya. Ini hanya fiksi.

Jika kalian tidak menyukai segala hal mengenai cerita ini, mohon untuk tidak meninggalkan komentar buruk. Cukup pergi, tinggalkan dan lupakan!

Jika berkenan, selalu sempatkan memberi vote, ya, biar saya tetap semangat melanjutkan cerita-cerita di sini ^^

.

.

.

- Happy Reading -

.

.

.

"Aku ... menyukaimu, Naruto."

Wajah Hinata menjadi kian menunduk. Bibirnya baru saja mengutarakan satu perasaan yang sudah sangat lama disimpan.

Hinata memberanikan diri mengajak sang pemuda bertemu secara empat mata, karena tidak lama lagi, mereka akan lulus dari tingkat sekolah menengah atas.

Ia tidak ingin mengekang perasaan seorang diri. Apa pun jawabannya, Hinata akan mencoba siap. Yang terpenting, ia sudah mengungkapkan rasa ini.

"Aku selalu memperhatikanmu."

Semilir angin berembus pelan. Langit sore hari menjadi latar momen. Bukankah terkesan begitu romantis?

Namun, Hinata tidak mendengar tanggapan apa pun. Ia merasa penasaran, dan mencoba mendongak.

Sayangnya, Naruto terlihat sedang menatap ke arah lain.

Hinata mengikuti arah pandangan itu, dan mendapati kehadiran beberapa pemuda lain yang berada di seberang sana. Mereka sedang tersenyum menggoda sekaligus mengejek, dan Naruto menanggapinya dengan tawa pelan.

"Ah, tadi kau bilang apa, Hinata?"

Rasa gugup Hinata menjadi bertambah. Setelah hanya meladeni para kawannya, kini, Naruto sudah menatap ia dengan lurus.

"Aku bilang, aku me--"

"Jangan lama-lama, Naruto! Akan kami tinggal!"

Seruan tersebut membuat ucapan Hinata terhenti.

"Ya! Tidak akan lama!" Naruto membalas. Setelah orang-orang itu pergi sembari diselingi cekikikan, Naruto kembali pada Hinata. "Astaga, mereka mengganggu saja. Bilang apa tadi, Hinata?"

Ludah Hinata tertelan dengan berat. Ia menarik napas panjang untuk menguatkan tekad.

"Aku menyukaimu, Naruto." Bukan lagi menunduk, saat ini, Hinata membalas tatapan sang pemuda. "Aku sudah lama mengagumimu."
















"Maaf, aku menyukai gadis lain."















Aku ... hanyalah perempuan egois yang bersikeras untuk harapan semu.

Aku ... hanyalah perempuan bodoh yang bertahan demi segenggam perasaan tulus.

Aku ... hanyalah perempuan tidak tahu malu yang menginginkan sebuah balasan kecil.

Aku mencintainya. Maka, aku mencoba tetap setia.

Meski aku sadar, rasanya sangat sakit.







--- Kalopsia ---


Kalopsia [ NaruHina ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang